Minggu, 29 Mei 2011

Dicari Isteri Bernilai 10 Sapi

Dahulu kala, di Pulau Oahu (Hawaii), masyarakat di sana mempunyai adat istiadat sangat aneh. Seorang calon suami membayar kepada suatu keluarga sejumlah sapi agar putri keluarga tsb menjadi isterinya.

Dengan kecantikan & sifat-sifat yang diinginkan pria pada seorang wanita, ada saat-saat sangat jarang ketika seorang wanita dihargai 4 ekor sapi. Ada desas-desus seorang gadis dengan keramahan, kecantikan & karakter luar biasa, ternyata laku dengan harga berlebihan yaitu 5 ekor sapi.

Di pulau tsb hidup seorang bapak dengan kedua putrinya. Putri pertama berwajah "pas-pasan." Ayahnya berputus asa bisa mendapatkan harga standar 3 ekor sapi baginya & sudah lama memutuskan akan menerima tawaran 2 ekor sapi saja & kalau calon suami pandai menawar, ia akan melepas dengan harga seekor sapi saja. Bahkan ia bersedia memberikan putrinya tanpa seekor sapi pun daripada harus menanggung beban memberi makan seumur hidup. Tetapi untuk putri kedua, seorang gadis sangat cantik disertai daya tarik & karakter, ayahnya yakin dengan mudah menikahkannya & sama sekali tidak kuatir dengan masa depannya.

Ketika Johny Linggo, pemuda terkaya di pulau itu, mengunjungi keluarga tsb, siapa pun menyadari bahwa ia datang mengunjungi si adik. Tetapi yang mengagetkan semua orang & sangat menyenangkan ayahnya, ternyata Johny Linggo mengunjungi si sulung. Bapaknya hampir pingsan kegirangan.

Karena Johny pemuda terkaya & paling dermawan di pulau itu, si ayah sangat senang karena akan mendapatkan minimal harga standar 3 ekor sapi. Bahkan membiarkan dirinya terbawa angan-angan membayangkan Johny bersedia membayar 4 ekor sapi. Kemudian imajinasinya semakin gila dengan membayangkan Johny bersedia membayar harga gila-gilaan 5 ekor sapi.

Betapa gembiranya ia, ketika Johny datang meminang putri pertamanya & menawarkan 10 ekor sapi padanya. Ayah tsb hampir mengalami serangan jantung! Ia segera memanggil kepala suku untuk mengadakan pernikahan, sebelum Johny berubah pikiran, tiba-tiba meninggal atau menjadi sadar.

Saat itu bulan madu umumnya berlangsung setahun, tetapi kalau Anda mendapatkan pengantin seharga 10 ekor sapi, tentu Anda tidak akan menjalani bulan madu standar 3 ekor sapi. Oleh karena itu, pasangan baru itu berangkat ke tujuan yang tidak diberitahukan, dengan rencana mengadakan bulan madu dua tahun.

Ketika hari kepulangan pasangan itu tiba, seorang penjaga ditempatkan di perbatasan desa dengan perintah menyerukan pemberitahuan kalau Johny & isterinya mulai terlihat.

Fajar esoknya panggilan itu disuarakan, "Sepasang manusia mendekat!" "Apakah pasangan kita?" Orang itu menjawab bahwa ia menduga begitu, tetapi ia tidak begitu yakin. Ia segera mengenal Johny, tetapi agak ragu mengenai wanitanya. Ada yang seakan-akan dikenalnya, tetapi wanita itu sangat cantik, anggun, bergaya & penuh percaya diri.

Ketika pasangan itu mendekat, mereka menyaksikan bahwa itu ternyata wanita yang sama. Tetapi wanita itu berubah sangat drastis. Kecantikan, daya tarik, gaya & sikap percaya dirinya sangat tampak bagi siapa pun yang bahkan hanya memandang sepintas. Dan orang yang memperhatikan dengan sangat teliti akan mengatakan bahwa Johny Linggo sangat beruntung hanya membayar 10 ekor sapi.

Kisah Johny Linggo tidak hanya terjadi dahulu kala di pulau sangat jauh tetapi terjadi di seluruh dunia secara berulang. Pikirkan apa yang dilakukan Johny terhadap rasa percaya diri, cara berpikir & setiap aspek kehidupan isterinya. Kenyataannya ketika Johny membayar harga 10 ekor sapi, wanita itu menjadi isteri bernilai 10 ekor sapi.

Para pria, kalau Anda menginginkan isteri senilai 10 ekor sapi, Anda harus mulai memperlakukannya seperti isteri bernilai 10 ekor sapi. Bukan hanya itu, teman-teman, kalau Anda memperlakukannya sebagai isteri bernilai tinggi, Anda tidak akan memiliki isteri yang mencereweti Anda.

Para wanita, hal yang sama berlaku bagi para suami, bahkan berlaku lebih baik lagi.

Goethe menyatakan: "Kalau Anda memperlakukan seseorang seperti apa adanya, ia akan tetap menjadi apa adanya. Tetapi kalau Anda memperlakukannya sesuai dengan potensi yang ada padanya atau seperti yang dapat dicapainya, ia akan menjadi orang yang lebih bernilai & lebih besar." Berilah pasangan hidup Anda sesuatu agar merasa bangga, bukan sesuatu untuk merasa malu, maka Anda akan mendapatkan pasangan yang lebih "baik" yang menjadi kunci untuk pernikahan lebih baik.

Sabtu, 28 Mei 2011

Aku adalah Cinta
Mengapa Engkau menciptakan aku?
Ternyata tidak mudah menemukan alasan Tuhan menciptakan manusia.
Akan lebih mudah bagi manusia untuk memahami bahwa dari mulai proses penciptaan hingga akhir kehidupannya di dunia dan kehidupan kembali di akherat adalah bukti kasih sayang Tuhan.
Tidak pernah ada yang tahu alasan Tuhan menciptakan makhluk.
Begitu pula mengapa Dia menyibukkan Dirinya untuk mengurus makhluk ciptaanNya.
Tuhan tidak membutuhkan makhluk. Tapi Dia menciptakannya.
Alam semesta raya tercipta begitu sempurna. Seimbang. Harmonis.
Tapi Tuhan masih sibuk mengurusnya.
Mungkin sulit menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Karena akal memiliki keterbatasan. Logika tidak selamanya sejalan dengan keyakinan.
Mungkin kita harus memahami semua itu dengan cara lain.
Dengan cinta.
Seperti Rumi yang mencinta Tuhan dengan menari.
Apa yang Rumi pikirkan?
Tidak. Rumi tidak berpikir.
Dia hanya merasakan.
Nikmat Cinta yang memabukkan..
Seperti orang-orang mulia yang tengah berdzikir..
Ketika terucap 'laa ilaha ilallah..'
Seluruh jiwanya bergetar. Meluruh. Melebur. Tenggelam dalam pelukan Cinta..
Tak sempat lagi berpikir.
Tiada waktu untuk bertanya.
Cinta datang manakala hati dan jiwa kita siap menerimanya..
Bila Cinta telah bersemayam di hati..
Tidak lagi penting jawaban atas semua pertanyaan itu.
Tuhan menciptakan jin dan manusia tiada lain agar kita mencintaiNya.
Bagaimana mungkin mencintai sesuatu tanpa kita mengenalnya terlebih dahulu.
Begitu pula mencintai Tuhan.
Rasanya sangat sulit mencintai Dia tanpa kita tahu, mengenal, menghadirkan Dia dalam jiwa kita.
Oleh karena Dia Mahakasih, Mahasayang, Mahacinta, maka hadirkan Dia sebagai Cinta.
Cinta kepada Ibu.
Cinta kepada Bapak.
Cinta kepada anak-anak.
Cinta kepada yatim.
Cinta kepada tetangga.
Cinta kepada makhluk lain.
Cinta kepada Baginda Nabi.
Cinta kepada Dia.
Sungguh beruntung bagi manusia yang mampu mencintai sesuatu walau dia tidak pernah membutuhkan apapun dari sesuatu itu.
Kecuali mendapatkan cintanya kembali.
Seperti Tuhan yang mencintai makhlukNya.
Maka..
Adakah alasan Dia tidak mencintaimu?
Inilah ma'rifatullah.
Insya Allah..
~Salam Cinta~

Rabu, 25 Mei 2011

Mengatur Anak dengan Tidak Mengaturnya

Sebenarnya, setiap anak terlahir dengan orisinalitasnya masing-masing. Mereka sudah disiapkan peran terbaiknya oleh Allah untuk menjadi pribadi yang penuh lestari. Tetapi, kita sebagai orang tuanya, malah seringkali merusak orisinalitas bawaan sang anak, sehingga anak kita setelah menginjak usia remaja hampir selalu berada di persimpangan kebingungan.
Tugas kita sebagai orang tua, bukanlah menjadikan anak kita sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan lalu kita pun berbangga jika anak-anak kita menjadi seseorang yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal di sisi lain anak kita menderita.
Bersikap adillah dengan anak-anak kita, tapi janganlah engkau adili mereka, dan engkau paksakan kehendakmu kepada mereka. "Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)"
Karena setiap anak itu sudah membawa potensinya, maka SERAHKANLAH kepada ALLAH atas perkembangan anak-anak kita. Tugas kita adalah, melakukan apapun yang Allah perintahkan kepada kita, lanjutnya tawakkal saja.
Stress dan Gelisah seringkali muncul karena kita tidak total dalam bertawakkal. Semua yang ada di alam semesta ini sudah teratur dan sudah memiliki tugasnya masing-masing, termasuk saya, Anda, dan anak-anak kita.
Maka yang harus kita lakukan adalah "ngeh" atau "menyadari" apa sebenarnya tugas kita hadir di muka bumi ini. Dan kalau kita sudah "ngeh" dengan kehadiran kita di muka bumi, maka kita akan lebih sederhana dalam menyikapi hidup ini. Lebih sederhana dalam mendidik anak-anak kita.
Dan kita mulai yakin sepenuhnya, apapun yang terjadi terhadap anak-anak kita, selama itu bukan dari rekayasa kita, maka itu semua adalah hasil dari sistem keteraturan semesta (sunnatullah) yang sudah Allah desain secara sangat teliti.
Sehingga jika, anak-anak kita berhasil maka kita tidak mudah sombong karena memang bukan kita yang membuat anak-anak kita berhasil melainkan Allah, dan ketika anak-anak kita melakukan kesalahan, maka kita pun tidak mudah kecewa, karena setiap masalah, musibah, atau ujian sudah tercatat di lauh mahfudz sebelum terealisir di dunia.
Sebagai studi kasus :Ketika anak saya yang sudah berusia lebih dari 7 tahun masih ngompol, dan saya sempat "stress" karena penyakit ngompolnya tidak jua sembuh, padahal saya sudah melakukan berbagai terapi yang modern (sempat sembuh tapi kemudian kambuh lagi), maka akhirnya yang menyembuhkannya adalah Allah SWT, tentu saja dengan kekuatan TAWAKKAL.
Artinya, hal itu terjadi setelah saya dan istri MENYERAHKAN sepenuhnya masalah ngompolnya anak kami ini kepada Allah SWT. Dan berusaha tetap ikhlas ketika anak saya masih ngompol. Lepaskan dan serahkan saja semuanya pada Allah. Dan nikmatilah setiap ujian-ujian dariNya. Jangan sampai sayang kita berkurang kepada anak-anak kita hanya lantaran anak-anak kita masih ngompol.
Bukankah Allah yang mengatur semuanya? Kenapa kita sibuk dalam kegelisahan? Bukankah berSERAH itu lebih sederhana, lebih indah, dan lebih memuliakan Allah SWT? Dan ikhtiar itu sungguh indah ketika Anda sudah berserah kepadaNYA.
Sahabat, ikhtiar itu sungguh indah ketika Anda sudah berserah kepadaNYA.
Wallahu a'lam
Salam

Senin, 23 Mei 2011

Bersedekah Tidak Iklas? Boleh!


Silahkan mengeryitkan dahi. Anda boleh tidak iklas membaca judul tersebut. Anda juga boleh berkomentar, "Ah.., masa sih? Bersedekah
kok tidak iklas.Mana mungkin dapat pahala? Sia-sialah. Apalagi kalau sedekahnya banyak.
Kan sayang."
  Inilah sebagian kalimat penghadang sedekah yang sering kita dengar bererdar di masyarakat.
Dulu pola pikir saya juga begitu. Bersedekah itu harus iklas. Itu syarat mutlak. Sedekah biar sedikit yang penting iklas.
  Saya sering berlindung pada kalimat sakti tersebut untuk sekedar menutupi kemalasan bersedekah lebih banyak. Karena bersedekah banyak itukan susah iklasnya. Jadigak apa-apa sedekah sedikit yang penting iklas Lillahi ta'ala."
Bener kan!
  Kalau sedekah seribu sampai
  lima ribu rupiah kepada pengemis atau setidaknya sepuluh ribu untuk kotak amal keliling,
  masih bisa iklas lah. Tapi kalau seratus ribu atau lebih besar lagi, ya pikir-pikir." Ini pegangan saya dulu. Makanya saya terbelalak saat membaca judul buku di sebuah rak di TM Book Store, Depok. Judul bukunya berbunyi:
  Ternyata Sedekah Nggak Harus Iklas, karya Marah Adil
. "Lah… Masa iya?" bathinku sambil memegang buku tersebut tidak percaya.
Inilah yang disebut Ippo Santosa, penulis buku laris
Percepatan Rejeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan, adalah kerjaan otak kiri.
  Menurut trainer kondang seputar otak kanan ini, sering kali otak kiri selalu berdebat soal iklas dalam sedekah,
  sampai-sampai tidak jadi sedekah. Tidak
action-action. Otak kiri selalu melontarkan kalimat-kalimat sakti di atas. Masih ada lagi kata-kata penghadang sedekah yang senada. "Sedekah
kok diumum-umukan. Itu kan riya'. Mendingan tidak ikutan sedekah lah, daripada riya'."
Terus terang saya belum menemukan orang yang bilang bahwa sedekah itu musti
  iklas. Memang idealnya begitu. Amal ibadah harus iklas. Termasuk dalam sedekah. Kalau toh belum iklas 100% , ya kita hitung-hitung sebagai latihan. Nanti lama-lama derajad iklasnya akan naik, sehingga menjadi iklas penuh. "Ya.., berarti rugi
dong kita, sudah sedekah banyak tak mendapat pahala?"
Belum tentu juga. Hitung-hitung, misalkan kita sedekah Rp100 ribu dan belum iklas penuh. Toh kita tetap mendapat pahala dari yang iklas, misalnya Rp20 ribu. Nah yang Rp80 ribu kita sudah membantu orang yang memerlukan. Kita akan didoakan. Pahalanya bukan dari iklas kita tapi doa orang yang menerima sedekah kita. Ini tentunya akan menjadi lebih baik, bila kita terus bersedekah sambil melatih otot iklas. Daripada menunggu iklas baru sedekah, nanti sedekahnya segitu-gitu terus. Alasannya kita tidak tahu pasti apakah kita sudah iklas total. Kita cuma bisa berusaha menuju iklas total, iklas
by doing.
Jadinya hitung-hitungan seperti dagang saja. Saya kira tidak apa-apa hitung-hitungan dalam kebaikan. Karena pikiran kita memang sukanya begitu. Ditunjukkan dulu, diberi janji, baru mau berbuat. Banyak ayat-ayat dalam kitab suci yang menyatakan begitu. Diantaranya: "Perumpamaan orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai ada seratus biji…" (QS. 2 Al-Baqarah : 261). Ustadz Yusuf Mansyur paling getol menyampaikan ayat ini. "Bersedekahlah untuk mengatasi segala problem kehidupan," tuturnya selalu.
Lantas bagaimana dengan riya' atau pamer dalam sedekah? Ya, sedekah yang bercampur riya' atau pamer kepada manusia jelas tidak baik. Kalau kita mau sedekah karena ingin dipuji orang itu namanya riya'. Namun bila kita tidak jadi sedekah karena memikirkan perkataan orang lain, ini juga bisa riya'.
Kan supaya dibilang tidak riya' oleh orang lain? Ya, itu mengandung riya'. Artinya kita lebih mengutamakan pendapat orang daripada pamrih kepada Allah.
Sedekah dengan pamrih kepada Allah, itu boleh dan syah. Ustadz saya mengajarkan bersedekah dengan terang-terangan boleh dan bersedekah dengan diam-diam juga boleh. Tergantung dari niat. Yang tidak diajurkan itu terang-terangan tidak sedekah atau diam-diam menghidari sedekah. Lebih parah lagi, sudah diam-diam tidak bersedekah, ditambah menuduh orang yang sedekah terang-terangan itu riya'. Memang
sih, sedekah dengan terang-terangan berpotensi menimbulkan riya'. Namun kita juga harus ingat, sedekah diam-diam kadang juga menyimpan bahaya laten ujub, berbangga diri.
Jadi baiknya? Sedekah dengan diam-diam punya keutamaan sendiri. Sedekah terang-terangan pun punya keutamaan sendiri. Hal ini bisa menjadi syiar dan pemicu semangat bagi yang lain. Para sahabat Rasulullah juga pernah melakukannya. Menurut saya, terang-terangan, diam-diam, bareng-bareng atau sendiri-sendiri tetap saja sedekah. Bersedekah sedikit penuh iklas atau bersedekah banyak belum iklas penuh tetap saja sedekah. Jaga niat di hati dan hanya pamrih kepada Allah. Bila masih saja terlintas di pikiran macam-macam godaan, ya sudah kita tutupi dengan istigfar mohon ampun.
Waallahu 'alamMohon maaf bila kurang berkenan. Tulisan ini saya ringkaskan dari bagian bab kedua buku tersebut.

Wassalam

Sabtu, 21 Mei 2011

"Kesaksian" Bumi tidak memakan jasad para "Syuhada"



Waktu terjadi banjir di madinah, kuburan 70 orang keluarga perang uhud itu kena banjir, mayatnya timbul keluar, masih utuh karena dikubur dipasir. Sampai banjir surut, darahnya masih mengalir harum. Terus dikubur lagi, tapi sudah tidak ditandai nama nama mayat tsb, yang ditandai karena dikenali cuma 2, yaitu Hamzah karena diketahui dadanya bolong dan jantungnya tidak ada karena telah dimakan oleh hindun, badannya tinggi besar. Jasadnya masih berdarah, dan harum, bahkan tangannya masih menutup lukanya dilambung yang terkena tombak, yang masih keluar darah, walaupun sudah beberapa ribu tahun. Dan yang satu lagi adalah Abdullah bin Jaz karena diketahui kuping dan hidungnya terpotong-potong karena diikat benang. Kedua orang inilah yang sekarang nisannya ada di Uhud. Jadi kalau sekarang kita berziarah ke gunung uhud, hanya ada 2 nisan saja.

Hadis mengatakan jasad para nabi dan rasul tidak dimakan oleh tanah, dan hal ini dibuktikan Al qur'an sebagaimana yang terdapat dalam kisah nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman ketika sudah mau wafat, dia berpegangan kepada tongkatnya sambil tersenyum memandang jin yang sedang bekerja membangun istana Sulaiman (haikal Sulaiman), termasuk masjidil aqso. Setelah nabi Sulaiman wafat, jin-jin tersebut tidak mengetahui sehingga mereka bekerja terus siang dan malam karena merasa diperhatikan oleh nabi Sulaiman yang tidak bergerak-gerak sambil tersenyum, sampai akhirnya nabi Sulaiman jatuh tersungkur karena tongkatnya keropos dimakan oleh rayap.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, tongkat raja pasti kalau disini diserupakan dengan kayu jati, yang keras, atau kayu cendana, tapi kalau disana namanya kayu Kokaa, keistimewaannya karena mampu untuk menahan serangan dari sihir. Allah meletakkan barokah dimana Allah mau, kadang di air, kadang di kayu, dan salah satunya kayu kokaa seperti tongkat nabi Sulaiman dan tongkat nabi Musa, sehingga jin pun tidak berani.

Dan hal tersebut membuktikan bahwa jasad nabi Sulaiman tidak busuk, karena kalau busuk, 2 sampai 3 hari sudah bau, tapi ini berpuluh-puluh tahun sampai tongkatnya keropos dimakan rayap dan jatuh tersungkur. Setelah itu para jin baru tahu bahwa nabi sulaiman telah wafat sambil berkata, "Ah, seandainya kami tahu tentang hal hal yang gaib, pasti kami tidak akan meneruskan perintah dari nabi Sulaiman ini, sungguh kami terhina gara gara hal ini (bahwa mereka tidak mengetahui tentang hal yang gaib) sehingga tidak menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah wafat",

Inilah yang menyebabkan, satu dalil yang shohih dari pada Al qur an, bahwa keyakinan kita sebagai Ahlus sunnah wal jam'ah akan jasad nabi dan rasul tidak hancur dimakan tanah dan tidak busuk. Dan hal ini bukan tahyul (kurafat), karena ini adalah iman yang shohih berdasarkan penjelasan dari Al qur an dan sunnah rasul, dan ada dalil dalil yang mendukung hal tersebut.

Bisakah jasad kita tidak dimakan oleh tanah?, Bisa kalau kita sholeh, hafiz Al quran, mati syahid, atau kita istiqomah dalam agama sampai mati, "Innalladziina qoolu robbunallah tsummas taqoomu tatanazzalu alaihimul malaaikah alla takhoofu wala tahzanu, wa absyiruu bil jannatil latii kuntum tuu 'aduun." "sesungguhnya bagi orang orang yang telah mengatakan, Rob kami adalah Allah, kemudian mereka istiqomah didalamnya, maka kami akan menurunkan kepada mereka malaikat malaikat, tidak akan ada ketakutan dan kegelisahan pada diri mereka, dan kabarkanlah kepada mereka akan surga yang telah dijanjikan" (surah haamiim assajadah).

Nabi Muhammad adalah manusia pilihan (mustofa), dipilih, mukhtar, dan bukan sembarang manusia, sebab dari sekian miliar manusia yang ada di bumi, beliaulah yang dipilih Allah untuk menjadi nabi penutup, khotamun nabiyyin, sayyidul anbiya' wal mursaliin, penghulunya para rasul dan nabi, sayyidul 'anam, sayyidul bani adam, penghulu seluruh manusia dari nabi adam sampai hari kiamat.

Jadi Nabi Muhammad saw itu agung, pangkatnya tertinggi, walaupun ia sama dengan nabi dan rasul yang lain, "Laa nu farriqu baina ahadim min rusulih,.." Allah tidak membeda bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain, tetapi Allah berhak untuk memberikan kelebihan antara satu rasul dengan rasul rasul yang lain,

Sebuah "Kesaksian" 1.400 tahun dikubur, Jasad Para Syuhada tetap Utuh

Dr Thariq As-Suwaidan dalam kasetnya yang berharga, "Qisshatun Nihayah", yang dinukil secara langsung dari Syaikh Mahmud Ash-Shawaf menyebutkan peristiwa besar yang dialami oleh sebagian ulama dalam penguburan ulang sebagian sahabat yang gugur syahid di perang Uhud.

Bagaimana mereka menyaksikan para sahabat setelah 1400 tahun berlalu, bagaimana jasad mereka seperti sedia kala tanpa perubahan, tanpa pembusukan. Sebagai bukti nyata atas kebenaran berita gembira dari Nabi Muhammad SAW kepada para syuhada, bahwa bumi tidak memakan jasad mereka.

Berikut adalah sebagian dari kaset pembicaraan Dr Thariq As-Suwaidan tentang peristiwa tersebut.

"Syaikh Mahmud Ash-Shawaf telah menyampaikan kepada kami bahwa dia adalah salah seorang yang diundang dari kalangan ulama besar untuk pemakaman ulang para sahabat yang gugur syahid di perang Uhud di kompleks kuburan syuhada Uhud, pekuburan yang terkenal. Karena diterjang banjir, maka sebagian jasadnya muncul ke permukaan. Para ulama diundang untuk mengubur ulang para sahabat tersebut.

Beliau berkata" Di antara orang yang aku kuburkan adalah Hamzah, badannya besar, kedua telinga dan hidungnya terpotong, perutnya terbelah, dia meletakkan tangannya diatas perutnya. Ketika kami menggerakkannya dan mengangkat tangannya, darahnya mengalir. Aku menguburkannya bersama sahabat-sahabat lainnya yang gugur syahid di Uhud."

Dr Thariq As-suwaidan berkata," ini adalah perkara yang terbukti secara mutawatir dan dengan mata kepala. Semoga Allah menyampaikan kita semua ke derajat para syuhada. Syaikh Mahmud telah menyampaikan kepada kami tentang aroma harum misk yang berasal darinya ketika darah mengalir dari jasad Hamzah."

Subhanallah, setelah 1400 tahun lebih, betapa agungnya Engkau ya Allah. Alangkah besarnya kekuasaan-Mu, Maha suci Engkau. Betapa utamanya, betapa mulianya, Allah memberikannya kepada para syuhada. Jika seperti itu kemuliaan jasadnya yang terpendam di perut bumi yang tak seorangpun melihatnya, lalu bagaimanakah dengan kemuliannya di surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Selamat bagi yang telah melihat sahabat mulia ini, Hamzah bin Abdul Mutthalib paman Rasulullah SAW.

Pertanyaan : Benarkah jasad Rasul tidak hancur ?
Jawab: Pernah terjadi pada zaman Sultan Sholahuddin Al Ayyubi, ketika perang Salib, orang Kristen mengirim 2 orang anggotanya yang berwajah seperti orang Arab, datang ke Madinah dan tinggal serta bergaul dengan orang-orang Madinah. Dan pada suatu hari, sang Penguasa Madinah bermimpi bahwa telah datang Rasulullah kepadanya dan meminta kepadanya untuk menyelamatkan jasad beliau dari 2 orang yang ditunjukkan wajahnya. Setelah mimpi tersebut berkali kali dialaminya, akhirnya beliau memanggil seluruh warga Madinah untuk berkumpul dan bersalaman kepadanya satu persatu.

Akhirnya setelah diketahui, kedua orang tersebut ternyata telah membuat suatu terowongan yang mengarah ke makam Nabi Muhammad dan berencana untuk mencuri jasad beliau karena mereka berkeyakinan kalau jasad Nabi tidak hancur dan setelah jasad tesebut dicuri oleh mereka, maka pasukan Islam akan menyerah. Setelah diketahui hal tersebut, maka kedua orang Kristen itu akhirnya dihukum pancung, dan Raja Mesir waktu itu menyuruh pemerintah Madinah untuk membuat batasan berupa campuran beton dan perunggu jauh kedalam tanah untuk melindungi jasad Nabi Muhammad dan keempat sahabatnya dari pencurian.

Ust.Tengku Zulkarnaen
__._,_.___
_,_._,___

Minggu, 15 Mei 2011

Menjadi Penulis

"Kaya dari menulis? Mana bisa!"

"Penulis itu umumnya kere!"

"Menulis cukup jadi hobi saja, jangan jadi pekerjaan. Kalau menulis

jadi pekerjaan tetap, hasilnya mana cukup?"

Kalimat-kalimat seperti di atas mungkin sering kita dengar. Umumnya

mereka tidak percaya bahwa mendapat PENGHASILAN UTAMA dari menulis

sangat tidak mungkin.

Padahal banyak lho... orang yang sudah membuktikan! Mereka bisa hidup

layak hanya dengan menulis. Mereka menjadikan menulis sebagai sumber

mata pencarian utama. Mereka menjadi full time writer.

"Kok bisa? Bagaimana caranya??????????????"


Salam sukses

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu