Kamis, 25 Agustus 2011

Jangan Menyerah

Ketika "Tangan" sudah tidak kuat menggenggam...

"LIPATLAH"

Ketika "Kepala" sudah tidak kuat ditegakkan...

"MENUNDUKLAH"

Ketika "Hati" sudah tidak kuat menahan kesedihan...

"MENANGISLAH"

Ketika "Hidup" sudah tak mampu untuk dihadapi...

"BERDOALAH"

Di dalam setiap masalah...

Tuhan selalu setia bersama kita

Dan apa saja yg kamu minta dalam DOA dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya...

Pray to GOD to grant u happiness, joy, love

Tuhan mendengar lebih dari yang kau katakan.. ,

Tuhan menjawab lebih dari yang kau minta.. ,

Tuhan memberi lebih dari yang kau inginkan.. !

karena

Dibelakangmu ada kekuatan yang tak terhingga..

Dihadapanmu ada kemungkinan tanpa batas..

Disekitarmu ada kesempatan yang tiada akhir.

Lebih dari itu, diatasmu ada TUHAN yang selalu menyertaimu..

Kasih TUHAN pada mu seperti lingkaran tak berawal dan tak berakhir..

Selalu berputar dan meluas serta ɑkɑn menyentuh seluruh hidupmu..

Letakkan seluruh beban hidup dalam tanganNYA..

Dan lihatlah betapa DIA mampu membangun puing2 reruntuhan hidup menjadi utuh kembali. Yakinlah bahwa tidak ada satupun yang mustahil di dalam TUHAN.

Life is hard.. ,But GOD is GOOD

Love you all Bro-Sis :)

Salam


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Rabu, 24 Agustus 2011

PUASA HATI

Dear Sahabat Katahati
Tanpa terasa kita sudah memasuki fase terakhir dari pendidikan di kampus Ramadhan tahun ini.
Semoga puasa kita sebulan penuh ini akan membentuk pribadi taqwa penuh kesadaran.
Selama sebulan penuh 'otot ikhlas' kita sedang terus dibentuk oleh aktifitas puasa dan ritual ibadah lainnya. Mudah-mudahan sahabat semua semakin terinspirasi bahwa satu bulan penuh ini sesungguhnya adalah bulan pelatihan ke-ikhlas-an yang sangat dahsyat yang telah kita bedah Teknologinya melalui MindFocus!, HeartFocus!, SoulFocus!
Sebagai bulan pendidikan dan pelatihan tantangan terbesar justru sedang menunggu di bulan-bulan setelah Ramadhan ini usai, sisa 11 bulan berikutnya adalah ujian yang sangat nyata bagi kualitas latihan puasa kita saat ini, terjun ke medan tempur 'sendirian' dimana (mungkin) sebagian besar lingkungan kita tidak sama lagi seperti bulan puasa ini, aktifitas kerja kembali normal seperti semula, tak ada lagi situasi dan kondisi yang syarat dengan nuansa spiritual menghormati Ramadhan. Intinya medan tempur kita sebenarnya lebih berat dari pada di bulan puasa itu sendiri.
Sungguh beruntung bagi mereka yang dengan sengaja memetik buah kesadaran dari setiap lintasan pikiran dan perasaan selama menjalankan ibadah puasa ini. Besar kemungkinan hatinya akan jatuh cinta pada Puasa.
Kemudian terjadilah transformasi puasa dari sekedar 'Puasa Badan' menuju 'Puasa Hati'.
Sebagaimana yang dikatakan para ahli seperti Imam Ghazali, Syeikh Abdul Qodir Jailani bahwa sesungguhnya puasa ada 3 jenis: puasa orang awam/syariat, orang khusus/tarekat, dan yang lebih khusus/ma'rifat.Puasa orang awam/syariat adalah puasa sekedar menahan urusan perut dan di bawah perut, meskipun demikian dia tetap penting supaya badan siap diajak kerjasama masuk ke level berikutnya, tetapi waktunya terbatas yaitu sejak subuh sampai maghrib saja, hal ini wajar karena tubuh fisik kita terbatas oleh ruang dan waktu.
Sedangkan puasa khusus/tarekat/ma'rifat yang berpuasa adalah Hatinya. Waktunya tidak terbatas, terus berjuang menjaga diri dari asupan makanan berupa pikiran/informasi yang tidak menyehatkan hati dan mengotori jiwa.
Karena itu para ahli sering menyebutkan, "
betapa banyak orang berpuasa tetapi ia justru berbuka, dan betapa banyak orang yang berbuka (tidak puasa) namun ia sesungguhnya berpuasa"
Mudah-mudahan di sisa puasa tahun ini kita diberikan anugerah dan kekuatan untuk merawat dan meningkatkan kualitas teknologi puasa kita... Puasa Hati... Amiiin.

Dari Time Linenya @PuasaHati di Twitter:
@PuasaHati: Puasa mengajarkan bahwa lapar dengan sadar itu solusi menuju kemakmuran jiwa dan raga.
@PuasaHati: Puasa yang disebabkan rasa bahagia berakhir dgn bahagia tanpa sebab.
@PuasaHati: Puasa mengajarkan keheningan, hening di perut, tenang di kepala damai di dada.
@PuasaHati: Puasa juga mengajarkan active meditation, hening dalam kesibukan dan sibuk dalam keheningan.
Semoga menginspirasi.
Salam Ikhlas

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Selasa, 23 Agustus 2011

10 TERAKHIR RAMADHAN DAN  LAILATUL QADAR (Mengenali dan Meraih Keutamaannya)

10 TERAKHIR RAMADHAN DAN  LAILATUL QADAR (Mengenali dan Meraih Keutamaannya)Penulis  Ust. Abu Ahmad Kadiri dan Ust. Abu 'Amr Ahmad

Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menyampaikan kita di awal 10 hari ketiga bulan Ramadhan. . Hari-hari yang memiliki kelebihan dibanding lainnya. Rasulullah 

shallallahu 'alaihi wa sallam pada 
10 terakhir Ramadhan ini meningkat amaliah ibadah beliau yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya.

Ummul Mu`minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengisahkan tentang Nabi 

shallallahu 'alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan :

"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya." 

Muttafaqun 'alaihiKeutamaan 10 Terakhir bulan Ramadhan :

Pertama : Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.

Kedua : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau 

shallallahu 'alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan 

ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.

Ketiga : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.

Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

Keutamaan Lailatul QadrDi antara nikmat dan karunia Allah subhanahu wa ta'ala  terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya. Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam 
"Lailatul Qadr". Suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah I:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar". (Al-Qadr: 1-5)

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan 

hafizhahullah berkata: "Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama 1000 bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi 

shallallahu 'alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:

"Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa'i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Demikian pula Allah Subhanahu wa ta'ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah 

subhanahu wa ta'ala mensifati malam tersebut dengan firman-Nya:

Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah subhanahu wa ta'ala mensifati bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalangi dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalangi dari kebaikan yang besar". (Fatawa Ramadhan, hal. 848)

Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugah untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!, adakah hati yang terketuk untuk meraih malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini …?! Betapa meruginya orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.

Mengapa Disebut Malam 
"Lailatul Qadr"?
Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:

1. Pada malam tersebut Allah 
subhanahu wa ta'ala menetapkan secara rinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah  subhanahu wa ta'ala :

"Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu dirinci segala urusan (takdir) yang penuh hikmah". (Ad Dukhan: 4)

2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah 
subhanahu wa ta'ala.

3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir Ath-Thabari IV/200)

Kapan Terjadinya 

Lailatul Qadr?

Malam 
"Lailatul Qadr" terjadi pada bulan Ramadhan.
Pada tanggal berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah 

shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)". (H.R Al Bukhari no. 1878)

Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang  Maha Kuasa.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin 

rahimahullah berkata: "Sesungguhnya 

Lailatul Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Terkadang terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi

shallallahu 'alaihi wa sallam : "Bahwa beliau pada suatu tahun diperlihatkan 

Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″. (Fatawa Ramadhan, hal.855)

Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh 'Abdullah bin Qu'ud 

rahimahumallahuberkata: "Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka butuh terhadap dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah dimungkinkan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih dimungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya". (Fatawa Ramadhan, hal.856)

Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu'awiyah bin Abi Sufyan :

Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : "(Dia adalah) Malam ke-27″. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad)

Kemungkinan paling besar adalah pada malam ke-27 Ramadhan. Hal ini didukung penegasan shahabat Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu :

Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadr) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)Tanda-tanda 

Lailatul QadrPagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (H.R Muslim)
Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak dingin) serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)
Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan 
Lailatul Qadr?
Asy-Syaikh 'Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu'ud 

rahimahumallahuberkata: "Rasulullah 

shallallahu 'alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan 

shalat (malam), membaca Al-Qur'an, dan berdo'a daripada malam-malam selainnya". (Fatawa Ramadhan, hal.856)

Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya pada 10 Terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah 

subhanahu wa ta'ala; shalat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah I semata, membaca Al-Qur'an dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo'a serta memperbanyak dzikrullah.

Di antara bacaan do'a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan 

Ummul Mukminin'Aisyah 

radhiyallahu 'anha kepada Rasulullah 

shallallahu 'alaihi wa sallam : "Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do'a apakah yang aku baca pada malam tersebut?

Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: 
"Bacalah:اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma innaka affuwun tuhibul afwa fa'fuanni

"Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku". (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do'a, dzikir, dan istighfar.

Apakah pahala 
Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?
Ada dua pendapat dalam masalah ini:

Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan lafazh:مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

"Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya."

{kalimat  فيوافقها

 di sini diartikan: mengetahuinya (bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}

Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr".

Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul 'Arabi, dan sejumlah dari ulama.

Asy-Syaikh Al-'Utsaimin 

rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti':

"Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah I, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa'i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Rasulullah tidak mengatakan: "Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr". Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah 

shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah 

shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya."

Maka maknanya adalah: 

bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak mengetahuinya".

Semoga anugerah 

Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan 1000 bulan. 

Amiin Ya Rabbal 'Alamin.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sabtu, 13 Agustus 2011

Air Zam-zam dan Khasiatnya


Di antara kita mungkin sudah banyak yang pernah minum air zam-zam, meskipun belum pernah pergi ke Mekkah. Setiap hari ratusan hingga ribuan jamaah haji minum air zam-zam di Masjidil Haram, karena air ini berbeda dengan yang lain disebabkan manfaat atau khasiat yang dikandungnya.
Air zam-zam merupakan mukjizat Nabi Ismail alaihissalam yang hingga kini dapat disaksikan dan dapat dinikmati oleh umat Islam dari seluruh dunia hingga kini.   
Usia sumur zam-zam sudah ribuan tahun, tapi hingga kini masih tetap menghasilkan ribuan liter air setiap jamnya. Air zam-zam tidak pernah banjir dari sumbernya meskipun tidak ada jamaah haji, dan tidak pernah surut atau berkurang ketika jamaah membludak saat musim haji atau umrah.
Diyakini air zam-zam memiliki khasiat pengobatan, selain dapat menghilangkan rasa haus yang melanda jamaah haji setelah melaksanakan ibadah, thawaf, sa'i, shalat, dan tilawah Qur'an.   
Kisah tentang khasiat air zam-zam diungkapkan oleh seorang bernama Farouq Antar, kisah ini diambil dari sebuah buku. Ia menceritakan penyakit yang dideritanya, yaitu kencing batu. Faruq bercerita, "Batu ginjal yang ada pada tubuhku hanya bisa dikeluarkan dengan operasi namun aku tidak mau dioperasi. Aku pergi umrah, dan aku memohon kepada Allah agar memberikan kesembuhan kepadaku tanpa operasi". Farouq pun pergi ke Mekkah untuk melakukan umrah dan minum air zam-zam, mencium hajar aswad, shalat dua rakaat sebelum keluar dari Masjidil Haram. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu di kantung kemihnya, lalu ia pun bergegas ke kamar kecil. Kemudian sesuatu yang menakjubkan terjadi, keluarlah batu yang lumayan besar. Maka ia pun sembuh dari kencing batu tanpa harus masuk ke ruang operasi.
Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah [1 - lihat catatan kaki di bawah halaman ini] pernah ditanya, "Apakah ada hadits shahih yang menjelaskan mengenai khasiat air zam-zam?"
Beliau menjawab, "Telah terdapat beberapa hadits shahih yang menjelaskan mengenai kemuliaan air zam-zam dan keberkahannya.
Dalam sebuah hadits shahih, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan."[2]
Ditambahkan dalam riwayat Abu Daud (Ath Thoyalisiy) dengan sanad jayyid (bagus) bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Air zam-zam adalah obat dari rasa sakit (obat penyakit)."[3]
Hadits-hadits di atas menunjukkan khasiat air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan bisa pula menjadi obat penyakit. Air tersebut juga adalah air yang penuh keberkahan. Termasuk sunnah adalah meminum beberapa dari air tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena di dalam air tersebut terdapat keberkahan. Air tersebut bisa menjadi makanan yang baik dan makanan yang diberkahi. Air tersebut disyari'atkan untuk dinikmati jika memang mudah didapatkan sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Hadits-hadits tadi sekali lagi menunjukkan pada kita mengenai khasiat dan keberkahannya sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Air itu bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan obat penyakit. Dianjurkan bagi setiap mukmin menikmati air tersebut jika memang mudah memperolehnya. Air tersebut juga bisa digunakan untuk berwudhu. Air tersebut bisa digunakan untuk beristinja' (membersihkan kotoran setelah buang air, -pen). Air tersebut juga bisa digunakan untuk mandi junub jika memang ada kebutuhan untuk menggunakannya.
Dalam hadits dikatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengeluarkan air dari sela-sela jarinya. Kemudian para sahabat mengambil air tersebut untuk keperluan mereka. Ada yang menggunakannya untuk minum, berwudhu, mencuci pakaian dan beristinja'. Ini semua riil (nyata). Air yang dikeluarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari sela-sela jarinya tadi, walaupun bukan air zam-zam, namun keduanya air yang sama-sama mulia. Jika diperbolehkan berwudhu, mandi, beristinja', dan mencuci pakaian dengan menggunakan air yang keluar dari sela-sela jari tadi, maka air zam-zam boleh diperlakukan seperti itu.
Intinya, air zam-zam adalah air yang thohur (suci dan dapat mensucikan) dan air yang thayyib (sangat baik). Kita dianjurkan untuk meminum air tersebut. Tidak mengapa jika air tersebut digunakan untuk berwudhu', mencuci pakaian, beristinja' jika ada kebutuhan, dan digunakan untuk hal-hal lain sebagaimana yang telah dijelaskan. Segala puji bagi Allah. Demikian penjelasan Syaikh Ibnu Baz-[4]
Intinya, khasiat air zam-zam sebagai berikut:

Pertama, air zam-zam adalah air yang penuh keberkahan. 
Air zam-zam adalah sebaik-baik air di muka bumi ini. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan bisa sebagai obat penyakit."[5] Boleh mengambil keberkahan dari air tersebut karena hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dianjurkan bagi orang yang meminum air zam-zam untuk memerciki air tersebut pada kepala, wajah dan dadanya. Sedangkan ngalap berkah dari benda-benda lainnya –seperti dari keris, keringat para Kyai dan batu ajaib-, maka seperti ini adalah ngalap berkah yang tidak berdasar karena tidak ada petunjuk dari Al Qur'an dan As Sunnah sama sekali.

Kedua, air zam-zam bisa menjadi makanan yang mengenyangkan.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut air zam-zam, "Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan."[6]

Ketiga, air zam-zam bisa menyembuhkan penyakit. 
Sampai-sampai sebagian pakar fiqih menganjurkan agar berbekal dengan air zam-zam ketika pulang dari tanah suci untuk menyembuhkan orang yang sakit. Dalilnya, dulu 'Aisyah radhiyallahu 'anha pernah membawa pulang air zam-zam (dalam sebuah botol), lalu beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan seperti ini. Diriwayatkan dari yang lainnya, dari Abu Kuraib, terdapat tambahan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membawa air zam-zam dalam botol atau tempat air. Ada orang yang tertimpa sakit, kemudian beliau menyembuhkannya dengan air zam-zam."[7]

Keempat, do'a bisa terkabulkan melalui keberkahan air zam-zam
Hendaklah seseorang memperbanyak do'a ketika meminum air zam-zam. Ketika meminumnya, hendaklah ia meminta pada Allah kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits, dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Air zam-zam sesuai keinginan ketika meminumnya."[8] [Maksudnya do'a apa saja yang diucapkan ketika meminumnya adalah do'a yang mustajab]. Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, ketika meminum air zam-zam, beliau berdo'a:
"Allahumma inni as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqon waasi'an wa syifa-an min kulli daa-in" [Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, ilmu yang bermanfaat, rizqi yang melimpah, dan kesembuhan dari setiap penyakit]. Namun riwayat ini adalah riwayat yang dho'if (lemah).[9]
Catatan: Para ulama bersepakat bolehnya menggunakan air tersebut untuk bersuci. Namun mereka mengatakan sebisa mungkin dijauhi untuk hal-hal yang rendah seperti membersihkan najis dan semacamnya[10]. Al 'Allamah Al Bahuti rahimahullah dalam Kasyful Qona' mengatakan, "Dimakruhkan menggunakan air zam-zam untuk menghilangkan najis saja, dalam rangka untuk memuliakan air tersebut. Sedangkan menggunakannya untuk menghilangkan hadats[11] tidaklah makruh."[12]

Catatan kaki:
[1] Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz lahir pada tahun 1330 H di kota Riyadh. Dulunya beliau memiliki penglihatan. Kemudian beliau tertimpa penyakit pada matanya pada tahun 1346 H dan akhirnya lemahlah penglihatannya. Pada tahun 1350 H, beliau buta total. Beliau telah menghafalkan Al Qur'an sebelum baligh. Beliau sangat perhatian dengan hadits dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu tersebut. Beliau pernah menjabat sebagai Mufti 'Aam Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Al Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts 'Ilmiyyah wal Ifta' (Komisi Fatwa di Saudi Arabia). Beliau meninggal dunia pada hari Kamis, 27/1/1420 H pada umur 89 tahun. (Sumber: http://alifta.net/Fatawa/MoftyDetails.aspx?ID=2)
[2] HR. Muslim dalam Kitab Keutamaan Para Sahabat, Bab Keutamaan Abu Dzar, no. 4520.
[3] HR. Abu Daud Ath Thoyalisiy dalam musnadnya no. 459. Dikeluarkan pula oleh Al Haitsamiy dalam Majma' Az Zawa-id, 3/286 dan Al Hindiy dalam Kanzul 'Ummal, 12/34769, 3480.
[5] Lihat As Silsilah Ash Shahihah no. 1056. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan.
[6] HR. Muslim no. 4520.
[7] Diriwayatkan oleh Al Baihaqiy dalam Sunanul Kubro 5/202 dan Syu'abul Iman 3/1502. Kholad bin Yazid bersendirian. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 883 mengatakan bahwa hadits ini shahih karena memiliki penguat dari jalur Abu Zubair.
[8] HR. Ibnu Majah, 2/1018. Lihat Al Maqosid Al Hasanah, As Sakhowiy hal. 359. [Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1165]
[9] Lihat Dho'if At Targhib no. 750, Syaikh Al Albani.
[10] Penjelasan ini sebagai koreksi dari penjelasan Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz rahimahullah sebelumnya.
[11] Perbedaan hadats dan najis: Najis adalah sesuatu yang konkrit seperti kotoran manusia dan air kencing. Sedangkan hadats adalah sesuatu yang abstrak (menunjukkan keadaan seseorang) seperti dalam keadaan junub atau belum berwudhu sehabis buang air.
[12] Kasyful Qona', 1/50, Mawqi' Al Islam

Kamis, 11 Agustus 2011

KESAKSIAN IBLIS

Edisi ini saya akan berbagi tentang satu hadits panjang yang luar biasa dahsyat maknanya. Saya yakin cukup dengan satu hadits ini jika setiap kita membaca, menyelami dan mengamalkannya dengan baik insya Allah kita akan menjadi mukmin sejati. Tak perlu berpanjang, berikut kutipan lengkapnya.

Dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas:

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: "Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku." Rasulullah bersabda: "Tahukah kalian siapa yang memanggil?" Kami menjawab: "Allah dan rasulNya yang lebih tahu". Beliau melanjutkan, "Itu iblis, laknat Allah bersamanya".

Umar bin Khattab berkata: "izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah". Nabi menahannya: "Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi. Iblis berkata: "Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin",
Rasulullah SAW lalu menjawab: "Salam hanya milik Allah SWT. Sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?" Iblis menjawab: "Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa". "Siapa yang memaksamu? " "Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin".

"Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh".

Orang yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci? " Iblis segera menjawab: "Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci."
"Siapa selanjutnya?" tanya Rasulullah.
"Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT."
"Lalu siapa lagi?"
"Orang Alim dan wara' (Loyal)"
"Lalu siapa lagi?"
"Orang yang selalu bersuci."
"Siapa lagi?"
"Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain."
"Apa tanda kesabarannya?"
" Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang-orang yang sabar".
"Selanjutnya apa?"
"Orang kaya yang bersyukur"
"Apa tanda kesyukurannya?"
"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya."
"Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?"
"Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."
"Umar bin Khattab?"
"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur."
"Usman bin Affan?"
"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya."
"Ali bin Abi Thalib?"
" Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu." (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan yang Dapat Menyakiti Iblis

"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?"
"Aku merasa panas dingin dan gemetar."
"Kenapa?"
"Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat."
"Jika seorang umatku berpuasa?"
"Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka."
"Jika ia berhaji?"
"Aku seperti orang gila."
"Jika ia membaca Alquran?"
"Aku merasa meleleh laksana timah di atas api."
"Jika ia bersedekah?"
"Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji."
"Mengapa bisa begitu?"
"Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya."
"Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?"
"Suara kuda perang di jalan Allah."
"Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?"
"Taubat orang yang bertaubat."
"Apa yang dapat membakar hatimu?"
"Istighfar di waktu siang dan malam."
"Apa yang dapat mencoreng wajahmu?"
"Sedekah yang diam - diam."
"Apa yang dapat menusuk matamu?"
"Salat fajar"
"Apa yang dapat memukul kepalamu?"
"Saalat berjamaah."
"Apa yang paling mengganggumu?"
"Majelis para ulama."
"Bagaimana cara makanmu?"
"Dengan tangan kiri dan jariku."
"Dimanakah kau menaungi anak - anakmu di musim panas?"
"Di bawah kuku manusia."

Manusia yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya: "Siapa temanmu wahai Iblis?"
"Pemakan riba"
"Siapa sahabatmu?"
"Pezina"
"Siapa teman tidurmu?"
"Pemabuk"
"Siapa tamumu?"
"Pencuri"
"Siapa utusanmu?"
"Tukang sihir"
"Apa yang membuatmu gembira?"
"Bersumpah dengan cerai"
"Siapa kekasihmu?"
"Orang yang meninggalkan salat Juma'at"
"Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?"
"Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja"

Iblis Tidak Berdaya di Hadapan Orang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu."Iblis segera menimpali: " tidak, tidak. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku.

Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang saleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas."

"Siapa orang yang ikhlas menurutmu?"
"Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku."

Iblis Dibantu oleh 70.000 anak - anaknya

Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak-anak muda, sebagian untuk menganggu orang-orang tua, sebagian untuk menggangu wanita-wanita tua, sebagian anak-anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. Tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.

Syaithan juga berkata, "keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak-anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad ? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.

Cara Iblis Menggoda

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata-kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak-anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, Cerai.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu', ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan 'shalatmu tidak sah'. Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.
Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjama'ah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan diubah menjadi wajah keledai.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam salat.
Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan ia pun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedangan aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. Aku katakan padanya, "kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk
orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat."
Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari Islam?"

10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT

"Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?"
"10 macam"
"Apa saja?"
"Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, "Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan." (QS Al-Isra :64)
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah. Maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. 

Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku. 

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku. Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku. Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah berfirman, "Orang - orang boros adalah saudara - saudara syaithan. " (QS Al-Isra : 27)
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku. 

Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, "silahkan", aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda."

Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Rasulullah SAW lalu membaca ayat: "mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT" (QS Hud :118 - 119). Juga membaca, " Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku" (QS Al-Ahzab: 38)

Iblis lalu berkata: " Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk-mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tak berbohong."

Diolah oleh Tim Rumah Zakat Indonesia


Selasa, 09 Agustus 2011

Berkatalah yang adalah Sedekah

Allah swt berfirman, "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali Imran:159)
Ridho Allah terhadap Orang yang Berbuat Baik
Bila dilihat dari ayat di atas, jelas bahwa Allah swt memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik terhadap sesama. Seseorang yang selalu berbuat baik akan diridhoi oleh Allah swt, sehingga iapun juga akan mendapat banyak kebaikan. Sebaliknya, bila seseorang selalu memperlihatkan wajah yang tidak bersahabat serta lisan yang tak terjaga maka orang-orang yang berada di sekelilingnya akan berpikir dua kali untuk terlibat pembicaraan dengannya, atau bahkan menghindarinya. Untuk itu, betapa pentingnya seseorang bersikap ramah kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
Allah swt menyuruh kita untuk selalu menjaga perbuatan baik. Untuk mengimbangi perbuatan baik, diperlukan kata-kata atau ucapan yang baik pula. Allah swt tidak menyukai orang yang suka bersifat keras dan berkata kasar. Bila kita selalu berbicara atau mengucapkan kata-kata yang baik maka itu sama saja kita telah memberikan sedekah. Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda,"Kata-kata yang baik itu adalah sedekah." (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim lainnya, Rasulullah saw bersabda, "Takutlah kamu sekalian terhadap api neraka walaupun hanya dengan menyedekahkan separuh biji korma; dan barang siapa yang tidak mendapatkannya maka cukup dengan kata-kata yang baik."
Dari Abu Dzarr ra berkata, "Nabi Muhammad saw bersabda: "Janganlah sekali-kali kamu meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya menyambut saudaramu dengan muka yang manis." (HR. Muslim)
Allah swt akan mencintai umat-Nya yang berprilaku sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw adalah sosok yang berhati lembut, penuh kasih sayang, dan selalu berbuat santun kepada siapapun. Nabi Muhammad saw selalu memberikan senyum dan mengucapkan salam kepada para sahabat dan sesama muslim yang dijumpainya, sehingga beliau semakin dicintai oleh para pengikutnya. Sebagaimana firman Allah swt, "Apabila kamu diberi penghormatan dengan salam penghormatan maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang sebanding. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. An Nisa:86)
Orang yang selalu berbuat dan berkata kasar akan jauh dari rahmat Allah swt. Sedangkan Islam mengajarkan kita untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Karena itu, sikap keras hati dan kasar sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai muslim yang baik, kita harus saling menghargai terhadap sesama serta saling memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.
Sesuai dengan sikap yang dicontohkan nabi Muhammad saw, beliau hanya berlaku kasar kepada orang-orang kafir. Beliau tidak segan-segan memerangi orang-orang kafir yang memerangi agama Allah. Allah swt berfirman, "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir." (QS. Al Fath:29).
Bila kita termasuk orang yang susah untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitar kita sehingga sulit untuk bersosialisasi, maka ada baiknya dimulai dari diri kita lebih dahulu untuk beramah tamah terhadap orang-orang di sekitar kita dan membiasakan untuk sopan dalam bertutur kata. Rasulullah saw pernah bersabda, "Ambillah (sikap yang sesuai dengan tetangga), sebelum kamu tinggal (di daerah/tempatnya)."
Selain itu, ingatlah bahwa Allah swt menciptakan manusia tidak sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah swt. Hikmah yang dapat diambil adalah bagaimana kita menghargai keistimewaan di balik kekurangan dan kelebihan pada setiap manusia serta saling melengkapi satu sama lain. Di atas langit masih ada langit. Begitupun bila kita merasa diri kita selalu mampu berbuat apapun, suatu saat kita pasti membutuhkan orang lain. Dan yang terakhir, adanya perbedaan pendapat serta selisih paham adalah hal yang wajar. Hal ini seharusnya dapat dijadikan alat untuk kita mendewasakan diri, bukan untuk berrmusuhan. Bila semua umat di bumi ini saling mengasihi, Insya Allah kedamaian akan tercipta di dunia yang fana ini.
Perbuatan baik yang kita lakukan sudah sepatutnya diniatkan untuk mengharap ridho Allah dan demi mendapatkan balasan Surga Allah. Disertai dengan rahmat Allah, Insya Allah kita juga akan selalu ridho/ikhlas dalam segala perbuatan sehingga apa yang kita lakukan itu terjaga dari hal-hal yang buruk.
Wallahu a'lam.
Riwayat Percakapan

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Kamis, 04 Agustus 2011

"Bukan Rahasia" yang dianggap "Rahasia"

"... dan DIA menghitung segala sesuatu satu persatu (Q.S. 72:28)"
ALLAH memiliki sifat Maha Menghitung, sehingga sesungguhnya segala sesuatu itu bisa dihitung dan terbatas, alias segala sesuatu itu KUANTITATIF, maka dari sudut pandang FISIKA KUANTUM pun dinyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari materi yang terkecil, yang tidak terlihat, yang dulu disebut sebagai Atom, tapi sekarang ditemukan yang lebih kecil dari Atom yaitu Quark, yang intinya adalah KUANTA. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Kuanta adalah materi dasar kehidupan.

Jumlah materi KUANTA sangatlah banyak di alam semesta inii. Kuanta punya sifat tak terduga. Sehingga yang sangat pasti di alam semesta ini adalah ketidakpastian, yakni ketakterdugaan. Itu sebabnya, orang-orang yang berusaha "Memastikan Sesuatu" yang "Tidak Pasti" maka hidupnya akan dipenuhi kegoncangan jiwa. Itu sebabnya pula, menjalani hidup dengan "tetap berpenghasilan" jauh lebih indah daripada hidup dengan "berpenghasilan tetap".

Nah, bicara Rahasia, khususnya Rahasia Rezeki, maka seharusnya orang-orang yang bertaqwa sudah memiliki ciri khas, yaitu "Mendapatkan Rezeki dari Arah yang Tak Terduga". Silakan baca sendiri Q.S. 65:2-3. :) . Bahkan Rosulullah s.a.w. pernah bersabda "Allah enggan memberikan rezeki kepada hambaNya yang beriman, kecuali dari arah yang tak terduga (HR. Addailami, Alhakim, dan AlBaihaqi)". Hadits lainnya berbunyi "Barangsiapa yang selalu beristighfar maka Allah akan memberinya kelapangan dalam setiap kesempitannya, dan Allah akan membukakan jalan dari kesusahannya serta Allah akan memberinya rezeki dari yang tidak di sangka-sangka. (HR. Abu Daud & Ibnu Majah)"

Intinya adalah, Allah tidak suka kepada orang yang hitungan, atau suka menduga-duga, atau suka menganalisa rezeki yang akan DIA berikan kepada kita, padahal orang itu mengaku BERIMAN. Kalau pun harus menghitung tapi tak perlulah bersikap hitungan, walaupun harus menduga tapi tak perlulah terus menduga-duga, walaupun harus berprasangka positif tapi tak usahlah sampai menganalisa, dengan demikian sebaiknya kita bersikap netral saja.

Lalu, apakah hubungannya dengan : "Bukan Rahasia" yang dianggap "Rahasia"?
Begini, apakah Anda pernah meminta kepada Allah "Ya Allah berikanlah aku besok udara yang cukup". Walaupun ada yang pernah berlaku demikian, tapi kemungkinan besar akan sangat jarang dilakukan. Mengapa demikian? Sebab dalam "Alam Bawah Sadar" kita, kita sudah memiliki keyakinan (Belief System) bahwa besok kita akan "mendapatkan udara yang cukup". Kecuali kalau besok kita sudah mati, berarti sudah ada intervensi dari luar "Alam Bawah Sadar". Silakan lihat gambar yang disertakan di bawah.

Kita hanya disuruh untuk "mensyukuri" nikmat udara yang Allah berikan kepada kita, sehingga "secara otomatis" Allah pasti akan menambah lagi esok hari dengan nikmat udara yang baru. Dan perlu kita akui, bahwa hubungan kita dengan udara selama ini "netral"-netral saja, artinya tidak ada perasaan ingin memiliki udara itu sendirian (baca : kemaruk), dan tidak pula cemburu kepada orang lain yang kita anggap memiliki udara berlebih (misal : menggunakan AC). Setidaknya, hal ini jarang terjadi. Dan perlu kita akui bahwa kita tak pernah tahu berapakah "jumlah" udara yang ada di muka bumi ini, dan kita pun tak pernah (atau jarang sekali) khawatir akan kekurangan udara. Dan kita pun paham, bahwa kita masih diberikan udara karena kehendakNya agar kita tetap bisa beribadah kepadaNYA.

Nah belajar dari sikap kita kepada REZEKI UDARA yang DAHSYAT ini maka kita bisa menerapkannya untuk REZEKI LAINNYA yang kita BUTUHKAN. Sebab udara itu adalah kebutuhan, bukan sekedar keperluan ataupun keinginan. Berikut beberapa hal yang kita pelajari dari Udara :

1. Bersyukurlah atas REZEKI yang ada hari ini

2. Yakinlah bahwa ALLAH pasti akan menambah REZEKI kita

3. Silakan MEMINTA dan MEMILIKI TUJUAN, tapi JANGAN MENDUGA-DUGA, MEMVISUALISASI, MENGHITUNG, MENGANALISA, bahkan sampai MEMASTIKAN jumlah dan bentuk REZEKI yang akan ALLAH berikan kepada kita.

4. Bersikap Netral-lah, lepaskan Keinginan dan rasa Memiliki, sebab kita yakin bahwa REZEKI dari ALLAH sangatlah LUAS.

5. Tetaplah Fokus kepada ALLAH dalam menjalankan tugas "Ke-ABDULLAH-an" dan tugas "Ke-KHALIFAH-an".

"Dan Dia telah memberikan kepadamu dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI'MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM dan sangat mengINGKARi (ni`mat Allah)." (QS Ibrahim : 34)


Salam 

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu