Kamis, 25 Agustus 2011
Jangan Menyerah
"LIPATLAH"
Ketika "Kepala" sudah tidak kuat ditegakkan...
"MENUNDUKLAH"
Ketika "Hati" sudah tidak kuat menahan kesedihan...
"MENANGISLAH"
Ketika "Hidup" sudah tak mampu untuk dihadapi...
"BERDOALAH"
Di dalam setiap masalah...
Tuhan selalu setia bersama kita
Dan apa saja yg kamu minta dalam DOA dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya...
Pray to GOD to grant u happiness, joy, love
Tuhan mendengar lebih dari yang kau katakan.. ,
Tuhan menjawab lebih dari yang kau minta.. ,
Tuhan memberi lebih dari yang kau inginkan.. !
karena
Dibelakangmu ada kekuatan yang tak terhingga..
Dihadapanmu ada kemungkinan tanpa batas..
Disekitarmu ada kesempatan yang tiada akhir.
Lebih dari itu, diatasmu ada TUHAN yang selalu menyertaimu..
Kasih TUHAN pada mu seperti lingkaran tak berawal dan tak berakhir..
Selalu berputar dan meluas serta ɑkɑn menyentuh seluruh hidupmu..
Letakkan seluruh beban hidup dalam tanganNYA..
Dan lihatlah betapa DIA mampu membangun puing2 reruntuhan hidup menjadi utuh kembali. Yakinlah bahwa tidak ada satupun yang mustahil di dalam TUHAN.
Life is hard.. ,But GOD is GOOD
Love you all Bro-Sis :)
Salam
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Rabu, 24 Agustus 2011
PUASA HATI
Tanpa terasa kita sudah memasuki fase terakhir dari pendidikan di kampus Ramadhan tahun ini.
Semoga puasa kita sebulan penuh ini akan membentuk pribadi taqwa penuh kesadaran.
Selama sebulan penuh 'otot ikhlas' kita sedang terus dibentuk oleh aktifitas puasa dan ritual ibadah lainnya. Mudah-mudahan sahabat semua semakin terinspirasi bahwa satu bulan penuh ini sesungguhnya adalah bulan pelatihan ke-ikhlas-an yang sangat dahsyat yang telah kita bedah Teknologinya melalui MindFocus!, HeartFocus!, SoulFocus!
Sebagai bulan pendidikan dan pelatihan tantangan terbesar justru sedang menunggu di bulan-bulan setelah Ramadhan ini usai, sisa 11 bulan berikutnya adalah ujian yang sangat nyata bagi kualitas latihan puasa kita saat ini, terjun ke medan tempur 'sendirian' dimana (mungkin) sebagian besar lingkungan kita tidak sama lagi seperti bulan puasa ini, aktifitas kerja kembali normal seperti semula, tak ada lagi situasi dan kondisi yang syarat dengan nuansa spiritual menghormati Ramadhan. Intinya medan tempur kita sebenarnya lebih berat dari pada di bulan puasa itu sendiri.
Sungguh beruntung bagi mereka yang dengan sengaja memetik buah kesadaran dari setiap lintasan pikiran dan perasaan selama menjalankan ibadah puasa ini. Besar kemungkinan hatinya akan jatuh cinta pada Puasa.
Kemudian terjadilah transformasi puasa dari sekedar 'Puasa Badan' menuju 'Puasa Hati'.
Sebagaimana yang dikatakan para ahli seperti Imam Ghazali, Syeikh Abdul Qodir Jailani bahwa sesungguhnya puasa ada 3 jenis: puasa orang awam/syariat, orang khusus/tarekat, dan yang lebih khusus/ma'rifat.Puasa orang awam/syariat adalah puasa sekedar menahan urusan perut dan di bawah perut, meskipun demikian dia tetap penting supaya badan siap diajak kerjasama masuk ke level berikutnya, tetapi waktunya terbatas yaitu sejak subuh sampai maghrib saja, hal ini wajar karena tubuh fisik kita terbatas oleh ruang dan waktu.
Sedangkan puasa khusus/tarekat/ma'rifat yang berpuasa adalah Hatinya. Waktunya tidak terbatas, terus berjuang menjaga diri dari asupan makanan berupa pikiran/informasi yang tidak menyehatkan hati dan mengotori jiwa.
Karena itu para ahli sering menyebutkan, "
betapa banyak orang berpuasa tetapi ia justru berbuka, dan betapa banyak orang yang berbuka (tidak puasa) namun ia sesungguhnya berpuasa"
Mudah-mudahan di sisa puasa tahun ini kita diberikan anugerah dan kekuatan untuk merawat dan meningkatkan kualitas teknologi puasa kita... Puasa Hati... Amiiin.
Dari Time Linenya @PuasaHati di Twitter:
@PuasaHati: Puasa mengajarkan bahwa lapar dengan sadar itu solusi menuju kemakmuran jiwa dan raga.
@PuasaHati: Puasa yang disebabkan rasa bahagia berakhir dgn bahagia tanpa sebab.
@PuasaHati: Puasa mengajarkan keheningan, hening di perut, tenang di kepala damai di dada.
@PuasaHati: Puasa juga mengajarkan active meditation, hening dalam kesibukan dan sibuk dalam keheningan.
Semoga menginspirasi.
Salam Ikhlas
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Selasa, 23 Agustus 2011
10 TERAKHIR RAMADHAN DAN LAILATUL QADAR (Mengenali dan Meraih Keutamaannya)
Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menyampaikan kita di awal 10 hari ketiga bulan Ramadhan. . Hari-hari yang memiliki kelebihan dibanding lainnya. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pada
10 terakhir Ramadhan ini meningkat amaliah ibadah beliau yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya.
Ummul Mu`minin 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengisahkan tentang Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan :
"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya."
Muttafaqun 'alaihiKeutamaan 10 Terakhir bulan Ramadhan :
Pertama : Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.
Kedua : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan
ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.
Ketiga : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.
Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.
Keutamaan Lailatul QadrDi antara nikmat dan karunia Allah subhanahu wa ta'ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya. Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam
"Lailatul Qadr". Suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah I:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar". (Al-Qadr: 1-5)
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan
hafizhahullah berkata: "Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama 1000 bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:
"Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa'i no. 2164, Ahmad no. 8222)
Demikian pula Allah Subhanahu wa ta'ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah
subhanahu wa ta'ala mensifati malam tersebut dengan firman-Nya:
Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar
Allah subhanahu wa ta'ala mensifati bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalangi dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalangi dari kebaikan yang besar". (Fatawa Ramadhan, hal. 848)
Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugah untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!, adakah hati yang terketuk untuk meraih malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini …?! Betapa meruginya orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.
Mengapa Disebut Malam
"Lailatul Qadr"?
Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:
1. Pada malam tersebut Allah
subhanahu wa ta'ala menetapkan secara rinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala :
"Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu dirinci segala urusan (takdir) yang penuh hikmah". (Ad Dukhan: 4)
2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah
subhanahu wa ta'ala.
3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir Ath-Thabari IV/200)
Kapan Terjadinya
Lailatul Qadr?
Malam
"Lailatul Qadr" terjadi pada bulan Ramadhan.
Pada tanggal berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)". (H.R Al Bukhari no. 1878)
Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
rahimahullah berkata: "Sesungguhnya
Lailatul Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Terkadang terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam : "Bahwa beliau pada suatu tahun diperlihatkan
Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″. (Fatawa Ramadhan, hal.855)
Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh 'Abdullah bin Qu'ud
rahimahumallahuberkata: "Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka butuh terhadap dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah dimungkinkan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih dimungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya". (Fatawa Ramadhan, hal.856)
Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu'awiyah bin Abi Sufyan :
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : "(Dia adalah) Malam ke-27″. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad)
Kemungkinan paling besar adalah pada malam ke-27 Ramadhan. Hal ini didukung penegasan shahabat Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu :
Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadr) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)Tanda-tanda
Lailatul QadrPagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (H.R Muslim)
Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak dingin) serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)
Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan
Lailatul Qadr?
Asy-Syaikh 'Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu'ud
rahimahumallahuberkata: "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan
shalat (malam), membaca Al-Qur'an, dan berdo'a daripada malam-malam selainnya". (Fatawa Ramadhan, hal.856)
Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya pada 10 Terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah
subhanahu wa ta'ala; shalat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah I semata, membaca Al-Qur'an dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo'a serta memperbanyak dzikrullah.
Di antara bacaan do'a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan
Ummul Mukminin'Aisyah
radhiyallahu 'anha kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam : "Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do'a apakah yang aku baca pada malam tersebut?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
"Bacalah:اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka affuwun tuhibul afwa fa'fuanni
"Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku". (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do'a, dzikir, dan istighfar.
Apakah pahala
Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?
Ada dua pendapat dalam masalah ini:
Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan lafazh:مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا
"Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya."
{kalimat فيوافقها
di sini diartikan: mengetahuinya (bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}
Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr".
Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul 'Arabi, dan sejumlah dari ulama.
Asy-Syaikh Al-'Utsaimin
rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti':
"Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah I, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa'i no. 2164, Ahmad no. 8222)
Rasulullah tidak mengatakan: "Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr". Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya."
Maka maknanya adalah:
bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak mengetahuinya".
Semoga anugerah
Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan 1000 bulan.
Amiin Ya Rabbal 'Alamin.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Sabtu, 13 Agustus 2011
Air Zam-zam dan Khasiatnya
Kamis, 11 Agustus 2011
KESAKSIAN IBLIS
"Di bawah kuku manusia."
orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat."
Selasa, 09 Agustus 2011
Berkatalah yang adalah Sedekah
Ridho Allah terhadap Orang yang Berbuat Baik
Bila dilihat dari ayat di atas, jelas bahwa Allah swt memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik terhadap sesama. Seseorang yang selalu berbuat baik akan diridhoi oleh Allah swt, sehingga iapun juga akan mendapat banyak kebaikan. Sebaliknya, bila seseorang selalu memperlihatkan wajah yang tidak bersahabat serta lisan yang tak terjaga maka orang-orang yang berada di sekelilingnya akan berpikir dua kali untuk terlibat pembicaraan dengannya, atau bahkan menghindarinya. Untuk itu, betapa pentingnya seseorang bersikap ramah kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
Allah swt menyuruh kita untuk selalu menjaga perbuatan baik. Untuk mengimbangi perbuatan baik, diperlukan kata-kata atau ucapan yang baik pula. Allah swt tidak menyukai orang yang suka bersifat keras dan berkata kasar. Bila kita selalu berbicara atau mengucapkan kata-kata yang baik maka itu sama saja kita telah memberikan sedekah. Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda,"Kata-kata yang baik itu adalah sedekah." (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim lainnya, Rasulullah saw bersabda, "Takutlah kamu sekalian terhadap api neraka walaupun hanya dengan menyedekahkan separuh biji korma; dan barang siapa yang tidak mendapatkannya maka cukup dengan kata-kata yang baik."
Dari Abu Dzarr ra berkata, "Nabi Muhammad saw bersabda: "Janganlah sekali-kali kamu meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya menyambut saudaramu dengan muka yang manis." (HR. Muslim)
Allah swt akan mencintai umat-Nya yang berprilaku sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw adalah sosok yang berhati lembut, penuh kasih sayang, dan selalu berbuat santun kepada siapapun. Nabi Muhammad saw selalu memberikan senyum dan mengucapkan salam kepada para sahabat dan sesama muslim yang dijumpainya, sehingga beliau semakin dicintai oleh para pengikutnya. Sebagaimana firman Allah swt, "Apabila kamu diberi penghormatan dengan salam penghormatan maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang sebanding. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. An Nisa:86)
Orang yang selalu berbuat dan berkata kasar akan jauh dari rahmat Allah swt. Sedangkan Islam mengajarkan kita untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Karena itu, sikap keras hati dan kasar sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai muslim yang baik, kita harus saling menghargai terhadap sesama serta saling memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.
Sesuai dengan sikap yang dicontohkan nabi Muhammad saw, beliau hanya berlaku kasar kepada orang-orang kafir. Beliau tidak segan-segan memerangi orang-orang kafir yang memerangi agama Allah. Allah swt berfirman, "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir." (QS. Al Fath:29).
Bila kita termasuk orang yang susah untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitar kita sehingga sulit untuk bersosialisasi, maka ada baiknya dimulai dari diri kita lebih dahulu untuk beramah tamah terhadap orang-orang di sekitar kita dan membiasakan untuk sopan dalam bertutur kata. Rasulullah saw pernah bersabda, "Ambillah (sikap yang sesuai dengan tetangga), sebelum kamu tinggal (di daerah/tempatnya)."
Selain itu, ingatlah bahwa Allah swt menciptakan manusia tidak sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah swt. Hikmah yang dapat diambil adalah bagaimana kita menghargai keistimewaan di balik kekurangan dan kelebihan pada setiap manusia serta saling melengkapi satu sama lain. Di atas langit masih ada langit. Begitupun bila kita merasa diri kita selalu mampu berbuat apapun, suatu saat kita pasti membutuhkan orang lain. Dan yang terakhir, adanya perbedaan pendapat serta selisih paham adalah hal yang wajar. Hal ini seharusnya dapat dijadikan alat untuk kita mendewasakan diri, bukan untuk berrmusuhan. Bila semua umat di bumi ini saling mengasihi, Insya Allah kedamaian akan tercipta di dunia yang fana ini.
Perbuatan baik yang kita lakukan sudah sepatutnya diniatkan untuk mengharap ridho Allah dan demi mendapatkan balasan Surga Allah. Disertai dengan rahmat Allah, Insya Allah kita juga akan selalu ridho/ikhlas dalam segala perbuatan sehingga apa yang kita lakukan itu terjaga dari hal-hal yang buruk.
Wallahu a'lam.
Riwayat Percakapan
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!