Rabu, 30 November 2011

10 langkah membangun keikhlasan dan pembersihan diri

Untuk meningkatkan keikhlasan dan terus melakukan tazkiyatun nafs (pembersihan diri), maka berikut kami sampaikan 10 langkah efektif untuk membangun keikhlasan dalam bekerja, keikhlasan dalam menghadapi hidup, dan keikhlasan dalam menyikapi berbagai masalah di pekerjaan Anda.

1. Menerima – Mengakui - Menyesali

2. Memaafkan - Mengasihi

3. Melepaskan – Memisahkan – Teknik 1 Jengkal

4. Menyerahkan – Mempercayakan padaNya

5. Minta ampun kepadaNya

6. Beribadah Khusyu

7. Berdo’a dengan YAKIN

8. Memberi - Memberi - Memberi

9. Bersabar – Bersyukur

10. Berserah TOTAL padaNYA



Maksud dari 10 langkah di atas adalah bahwa ketika Anda menemukan masalah dalam kehidupan Anda, dalam lingkungan pekerjaan Anda, maka AWALI dengan melakukan langkah “Menerima-Mengakui-Menyesali”. Maksudnya adalah TERIMA SEUTUHNYA bahwa masalah itu memang diperuntukkan bagi diri Anda, sehingga AKUI saja bahwa masalah itu hadir karena sejatinya memang Anda lah yang mengundangnya dalam kehidupan Anda, sehingga JANGAN SALAHKAN siapapun. Selama Anda mencari “kambing hitam” dari setiap permasalahan Anda, maka semakin beratlah Anda keluar dari permasalahan Anda. PERCAYALAH !

Nah sadarilah bahwa masalah itu memang layak dan pantas untuk Anda, lalu menyesallah sepenuhnya karena banyak hal yang Anda abaikan dalam kehidupan ini sehingga hadirlah masalah tersebut sebagai cermin dalam “pertobatan” Anda.

Kemudian, langkah kedua adalah “Memaafkan – Mengasihi”. Memaafkan bukanlah berarti kita tolelir terhadap semua kesalahan yang dilakukan oleh diri sendiri atau orang-orang di sekitar kita. Tapi memaafkan adalah sebuah kondisi melepaskan keterikatan dari rasa kecewa atas kesalahan yang kita lakukan atau orang lain lakukan.

Memaafkan itu penting sebagaimana pentingnya bersikap tegas dan saling menasehati dalam hal menegakkan kebenaran. Jika Anda enggan memaafkan berarti Anda sedang menanam dan mengundang berbagai kesulitan di dalam kehidupan Anda. Memaafkan adalah mengeluarkan kotoran di dalam hati yang mana kotoran hati tersebut berpotensi menghambat etos kerja yang Anda miliki. Bahkan, bukan hanya memaafkan, kalau mampu Anda mengasihi setiap orang yang telah menzalimi Anda. Dalam ketegasan Anda, Anda hadirkan sikap kasih sayang yang tulus, bukan sikap kebencian dan kedengkian. Sebab, ketahuilah bahwa setiap kebencian dan kedengkian yang bersemi di dalam dada Anda akan berkontribusi secara dahsyat untuk kegagalan setiap usaha yang anda lakukan.

Selanjutnya, langkah ketiga membangun keikhlasan adalah “Melepaskan-Memisahkan-Teknik Satu Jengkal”. Maksudnya adalah bahwa Anda mampu memisahkan keberadaan Anda dan masalah Anda. Jangan pernah samakan diri Anda dengan masalah Anda. Anda adalah Anda dan Masalah adalah masalah. Pisahkan dan lepaskan segera diri Anda dari Masalah Anda, karena dengan kesuksesan Anda melakukan proses pemisahan tersebut maka Anda membuka jalan bagi terlepasnya masalah tersebut secara sejati dari kehidupan Anda. Sadarilah, jika seorang gadis menggoreng tempe dan lalu tempenya gosong, maka yang gosong adalah tempenya, dan bukan gadisnya.

Lakukanlah teknik satu jengkal, yakni beri jarak satu jengkal dari hati Anda atas setiap masalah yang Anda miliki. Sehingga Anda tetap bisa menangani masalah yang ada tanpa harus merasa terbebani dengan hadirnya masalah Anda tersebut. Cobalah.

Kemudian lakukan proses TAWAKKAL yaitu menyerahkan dan mempercayakan segalah urusan yang ada kepada ALLAH SWT sehingga hati ini menjadi tenang, tentram, dan damai dalam menikmati proses menuju solusi yang indah dalam berbagai ikhtiar yang sejati.

Setelah itu, perbanyaklah beristighfar, baik dilafadzkan atau di dalam hati, sebab dengan washilah istighfar “minta ampun” maka akan memperlancar setiap urusan yang ada. Dan jangan lupa untuk tetap beribadah dengan khusyu kepada Allah atas setiap praktek ritual ibadah yang Anda lakukan.

Selanjutnya berdo’alah kepada Allah dengan sepenuh keyakinan dan lakukan proses memberi-memberi-memberi. Membantu-membantu-membantu. Ikhtiar-Ikhtiar-Ikhtiar. Dan nikmati proses setiap detik dari ikhtiar Anda, nikmati dengan senjata sabar dan syukur, dan lalu serahkan secara sempurna keikhlasan Anda ini kepada Allah SWT.



Wallahu a'lam

Selasa, 29 November 2011

KEAJAIBAN "Senang atas Suksesnya Orang Lain"

Sebelum saya bercerita tantang Terapi Pelebur Iri Dengki, maka Anda perlu pahami dulu TIGA hukum dasar terapi yang digunakan, yaitu PERTAMA hukum PENGAMATAN, KEDUA hukum KESATUAN, dan yang KETIGA hukum MAGNET Perasaan.

Hukum Pengamatan


Secara Hukum Kuantum, maka "Yang Diamati" akan berubah jika "Diamati". Sang Pengamat hanya akan memproyeksikan keyakinannya atas apa yang diamati. Jika ia yakin bahwa yang diamatinya itu buruk, maka buruklah jadinya.

Itu sebabnya "Menerima, Memaafkan, Melepaskan, dan Menyerahkan pada Tuhan" akan membuat orang-orang yang... kita maafkan menjadi lebih baik, sebab kita tidak lagi berfokus mengamati mereka. Dan Tuhan telah mengurus mereka dengan sempurna.

Kalau hati kita sedang "jengkel" dan kita terus terfokus dan teringat kepada orang yang telah menjengkelkan kita, maka tak perlu heran bahwa orang tersebut akan terus menjengkelkan kita. Karena itulah keyakinan pengamatan kita.

Maka lepaskan pengamatan Anda kepada orang tersebut dengan mengakui sepenuh hati : "Ya Allah, saya terima, saya maafkan, saya lepaskan, dan saya serahkan kepada-Mu".


So, Jangan jadikan diri orang lain tetap buruk dalam pengamatan Anda.


Hukum Kesatuan
Dalam Kecerdasan Kesadaran Makro-cosmos, maka sesungguhnya kita adalah SATU. Berasal dari Yang Maha Satu, dan dibuat dari bahan dasar yang satu.

Satuan terkecil dari sisi materi yang hari ini diteliti adalah QUARK, ia lebih kecil dari partikel sub ATOM. Dan Quark saya dan Anda adalah sama. Quark semua yang ada di semesta ini adalah sama. Artinya bahan dasar kita SAMA.

Itu sebabnya, jika Anda turut senang akan kesuksesan orang yang ada di sekitar Anda, berarti Anda sedang meningkatkan kesuksesan pribadi Anda. Sebab dalam tataran Quark bahwa Anda di dia adalah SAMA. Tetapi jika Anda benci atas kesuksesan orang lain, maka sesungguhnya Anda sedang menghambat kesuksesan Anda sendiri.

Itu sebabnya penyakit SMS itu akan merugikan diri kita sendiri. SMS yang saya maksud adalah singkatan dari Senang Melihat Susahnya orang lain, dan Susah Melihat Senangnya orang lain.


Hukum Magnet Perasaan
Hukum ini menjelaskan bahwa apa yang Anda rasakan akan betul-betul menarik dan menguatkannya ke dalam kehidupan Anda. Misal, kalau Anda merasa bahwa Anda ini butuh uang, dan Anda hobi melatih perasaan membutuhkan uang, berarti Anda akan terus menjadi orang yang membutuhkan uang. Sedangkan membutuhkan uang sama dengan kekurangan uang. Dan kekurangan uang biasanya sama dengan miskin.

Maka berhati-hatilah dengan apa yang Anda rasakan, karena hal itu akan menjadi kenyataan baik dalam waktu singkat atau lambat laun. Cukup rasakan yang baik-baik dengan cara teruslah bersyukur atas apa yang ada dan atas apa yang Anda impikan. Bersyukur melampaui Fakta yang ada akan memperbaiki kualitas magnet perasaan Anda.


Terapi Pelebur Iri Dengki, disinlah KEAJAIBANnya


Nah itu sebabnya, jika Anda Orang Lain SUKSES maka janganlah IRI , DENGKI, JENGKEL dan lain sebagainya, tapi lakukanlah 3 tahap berikut berdassarkan penjelasan di atas. Yaitu :


1. Hukum Pengamatan. Kalau Anda mengamati dan menganggap bahwa mereka sukses karena main sogok dan tipu daya, maka tak heran jika Anda akan mendapatkan kabar yang menurut Anda HAQQUL YAQIN bahwa dia sukses karena melakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal kenyataan aslinya belum tentu demikian.


2. Hukum Kesatuan. Anda dan dia dari sisi quantum partikel terkecil semesta adalah sama. Sehingga jika Anda kesal dengan kesuksesan orang lain maka hidup dan karir Anda akan semakin mengecewakan Anda. Itu sebabnya Anda wajib berbahagia atas kesuksesan orang lain dan berprasangka baik kepadanya, maka hal itu akan menarik banyak kepositifan dalam kehidupan Anda.


3. Hukum Magnet Perasaan, disinlah akhirnya dimainkan apa yang Anda rasakan. Ketika Anda bahagia dengan kesuksesan orang lain, berarti Anda sedang menarik banyak kebahagiaan lainnya dalam kehidupan Anda.



Wallahu a’lam

Salam Ikhlas

Senin, 28 November 2011

Mensyukuri nikmat dan menikmati syukur

Fungsi utama dari bersyukur adalah agar kita betul-betul merasa tenang, bahagia, dan sukses dikarenakan Allah telah memberikan kenikmatan yang luar bidahsyat dalam kehidupan kita.


Orang yang besyukur hatinya lapang, wajahnya cerah, pikirannya terbuka, motivasinya tinggi, ibadahnya khusyu, hidupnya banyak memberikan inspirasi bagi dirinya dan semesta di sekitarnya.


Kalaulah kita hari ini mengaku sudah bersyukur tapi masih sering stress, mudah marah, cepat khawatir, takut kehilangan, dan perasaan negatif lainnya, berarti TEKNIK BERSYUKUR kita masih perlu diperbaiki. Katanya sudah bersyukur, lha kok masih stress setiap hari, setiap saat...?

Bukankah di Al-Quran dikatakan "Kalau kalian bersyukur pasti akan Aku tambah nikmat bagi kalian, kalau kalian kufur (tidak bersyukur) maka azabKU sangatlah pedih". Dan, lambang dari azab yang pedih itu adalah hadirnya stress yang istiqomah dalam kehidupan kita....


Nah, apa betul kita ini sudah bersyukur?

Kalau sudah bersyukur, lalu kenapa masih sering stress?


Contoh, kita mendapatkan sebuah proyek yang kita anggap nilainya 10 juta, tapi ternyata setelah proyek itu selesai kita hanya mendapatkan uang senilai 3 juta. Lalu kita berusaha untuk bersyukur dengan kalimat "Alhamdulillaaah, masih dapet 3 juta, masih untung ada proyek.. alhamdulillah deh" ... tapi ternyata hati kita belum tentu bersyukur sesuai dengan ucapan yang kita katakan. Hati kita masih saja bertanya dan kesal "kenapa hanya 3 juta? apa salah saya?". Nah, inilah salah satu kesalahan bersyukur... Bersyukur itu seharusnya nikmat sehingga menambah kenikmatan yang ada. Istilahnya : Mensyukuri nikmat dengan cara menikmati syukur itu sendiri...


Contoh lain, misalnya Anda pada faktanya memiliki rumah yang kecil dan sempit, lalu Anda bersyukur dalam kalimat, "Ya Allah, terimakasih atas rumah yang telah engkau berikan ini, walau sempit dan pengap, saya tetap bersyukur". Nah, apakah setelah Anda mengucapkan rasa syukur itu hati Anda menjadi lapang?


Ternyata, KUNCI dari mensyukuri nikmat adalah menikmati syukur.

Nikmat itu tidak harus dikaitkan dengan fakta yang ada, tapi kenikmatan sejati bisa melampaui sang fakta. Fakta itu terbatas, sedangkan nikmat itu tak terbatas.


Fa biayyi aalaa-i robbikumaa tukadz-dzibaan?

Nikmat dari Rabmu yang mana lagikah yang kalian dustakan?


Kalau faktanya rumah kita kecil, maka lampauilah fakta itu, dan bersyukurlah, "Ya Allah, terimakasih atas rumah yang besar, bertingkat, luas, dan indah ini".


Bukankah fakta itu di luar, sedangkan persepsi itu di dalam? Bukankah persepsi lebih penting dari pada fakta yang menipu? Bukankah dunia ini kesenangan yang menipu? Bukankah yang di dalam itu realita dan yang di luar itu hanya ilusi? Bukankah yang kelak Anda pertanggungjawabkan di hadapan Allah adalah apa yang ada di dalam diri Anda dan bukan apa yang ada di luar diri Anda?


Sahabatku, Ketika kita sedang melatih Pikiran dan Perasaan dalam bersyukur yang berkualitas nikmat, maka tak perlu heran jika setiap hari latihan bersyukur yang dilakukan sepertinya semakin tidak mudah. Sebab dibenturkan oleh berbagai fakta yang sulit untuk disyukuri.

Itu sebabnya, teruslah tetap dalam awareness yang dalam. Dan tetaplah bersyukur dalam sikap yang "melampaui fakta" yang ada, walaupun fakta yang hadir sangat tidak indah atau bahkan sudah begitu sangat indahnya.

Jangan batasi diri kita dalam fakta indrawi, sebab semua keindahan dan kesulitan dunia adalah fana.

So, tidak perlu menunggu nikmat baru bersyukur, tapi bersyukurlah senantiasa maka ALLAH akan menambahkan nikmat itu pada diri kita.



Mari luaskan persepsi Anda, positifkan persepsi Anda, maka Anda akan betul-betul menikmati yang namanya bersyukur. Tenggelam dalam kenikmatan syukur kepada-Nya...


"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. 57:20)


Salam Syukur Melampaui Fakta.

Wallahu a'lam

Minggu, 27 November 2011

BAITULLAH sang Pusat Thowaf

Fokuslah ke titik tengah. Lalu gerakkan maju dan mundur kepala Anda, seraya mata Anda tetap Fokus ke titik hitam yang berada di tengah gambar ini. Nah apa yang Anda rasakan?

Bulan mengitari Bumi karena Bumi lebih kuat gaya gravitasinya dibandingkan Bulan. Bumi mengitari matahari karena Matahari lebih kuat gaya gravitasinya (daya tarik) dibandingkan bumi. Manusia mengitari Baitullah, karena Allah JAUH LEBIH KUAT DAYA TARIKNYA dibandingkan manusia.


Semakin Dekat manusia kepada Baitullah, maka semakin mustajablah do'anya, semakin kuatlah daya tariknya.... sebab ia semakin dekat dengan ALLAH SWT.


Ibarat sebuah Roda, maka biasakanlah berada dekat dengan pusat roda, sebab kalau Anda berada jauh dari pusat roda maka perputarannya akan semakin terasa, sedih dan bahagia Anda akan semakin melupakan Anda dari pusat kesejatian Anda.


Tetapi kalau Anda berada dekat dengan pusat roda, maka bagi Anda tidaklah lagi menjadi masalah apapun yang terjadi di luar sana, sebab yang di luar itu pada dasarnya fana, sehingga kebahagiaan Anda tidak berlebihan dan kesedihan Anda pun tidak berlebihan.


Lebih indah lagi jika Anda menyatu dengan Baitullah, menyatu dengan Cahaya Allah SWT. Maka sedikit saja Anda bergerak, sudah berefek dahsyat kepada pergerakan orang-orang yang "seolah-olah" turut thowaf di sekitar Anda. Itu sebabnya jika Anda dikehendaki oleh Allah, maka Allah akan menjadikan Anda waliNya di muka bumi, akan menjadikan Anda bagian dari para ULAMA' yang berperan sebagai AGEN PERUBAHAN yang sejati.


Itulah makna dari Gambar di atas, yaitu "Jika Anda fokus ke titik hitam yang di tengah (Baitullah) maka tatkala Anda menggerakkan diri Anda (maju-mundurnya kepala) maka Anda telah menggerakkan Alam semesta".


Nah Sahabat, Fokuslah kepada ALLAH maka MANUSIA akan FOKUS kepada ANDA.


  
Mengenali BAITULLAH JIWA
  

Kami awali dengan pernyataan bahwa MANUSIA dan ALAM SEMESTA itu selaras, atau memiliki kemiripan. Contoh, Dalam Alam Makro terlihat bahwa Thowafnya Bulan adalah mengelilingi Bumi, Thowafnya Bumi adalah mengelilingi Matahari, Thowafnya Matahari adalah mengelilingi Galaksi, Thowafnya Galaksi mengelilingi Super Galaksi dan seterusnya hingga pada akhirnya semua benda di langit Thowaf Mengelilingi Arsy-nya Allah SWT, hanya memusatkan diri dan bertasbih kepada Allah SWT. Subhanallah.

Sedangkan dalam Alam Mikro terlihat Thowafnya para elektron mengelilingi inti atom. Dan dalam Alam SPIRITUAL terlihat Thowafnya manusia mengelilingi ka’bah di kota Mekkah. Dan ada satu keunikan yang kami perhatikan adalah bahwa semuanya memiliki kecenderungan arah berputar yang sama, yaitu ke arah kiri, yakni berlawanan arah jarum jam.

Lain itu, dalam hal beribadah, MANUSIA dan BUMI memiliki kecenderungan yang sama. Memiliki orientasi yang sama, yaitu MENYEMBAH Allah dengan cara FOKUS kepada BAITULLAHnya.

Pada Bumi, Baitullahnya bernama Ka’bah, berada di kota Mekkah. Nah, lalu dimana letaknya Baitullah yang berada dalam JIWA seorang manusia. Bukankah setiap hari manusia pun melakukan Thowaf melalui sistem SHOLAT. Selain, setiap manusia itu beribadah sholat menghadap ke arah Ka’bah, tapi juga secara perputaran roka’at, sebenarnya seorang manusia yang sedang sholat pun sedang melakukan Thowaf 360 derajat.

Perhatikanlah :
Lihatlah, ternyata satu putaran roka’at sama dengan 360 derajat. Sehingga, secara tersirat, ketika seseorang itu berputar penuh (360 derajat), maka ada “suatu zat” yang ia jadikan sebagai pusat perputaran. Kami mengatakannya sebagai Baitullah jiwa (dalam buku “Menyingkap Rahasia Hati”, oleh Sudirman Tebba, pustaka irVan, dikatakan bahwa di dalam Fuad ada yang namanya Lubb atau Albab – pen.), dan kalau kita melihat struktur HATI maka Baitullah Jiwa itu peluang terbesarnya terletak di kota FUAD.

Sholat adalah THOWAF, Thowaf adalah bergerak, bergerak adalah bertasbih. Bumi, Matahari, malaikat, alam semesta semua bertasbih (baca : bergerak berputar) fokus kepada Allah SWT. Subahanallah lebih tepat diartikan Allah Maha Menggerakkan, apalagi asal kata Subhanallah adalah "sabhan" yang berarti berenang, terapung, dan bergerak dengan cepat.

Itu sebabnya, SHOLAT MAYIT tidak ada Rukuk dan Sujud, karena mayit secara jasadiah sudah tidak bergerak. Itu pula sebabnya, Sholat Gerhana tidak ada sujud, yang ada justru RUKUK dua kali, sehingga membentuk dua kali sudut 90 derajat = 180 derajat atau disebut sebagai garis lurus. Sebab gerhana adalah terjadi ketika adanya garis lurus antara Bumi, Matahari, dan Bulan.

Nah, kembali ke awal, sebagaimana Kota Mekkah, maka “kota Fuad” pun tidak selalu diisi oleh “orang-orang” baik. Tapi apa pun yang terjadi pada kota FUAD, maka Baitullah tetaplah agung dan suci. Walaupun dahulu di sekitar Ka’bah berjejer banyak patung berhala, tentu saja tidak bisa mengurangi kesucian Baitullah, Baitullah tetaplah suci, tak kan terkotori oleh sesuatu yang fana.

Wallahu alam

Kamis, 24 November 2011

KEAJAIBAN "Senang atas Suksesnya Orang Lain"

Sebelum saya bercerita tantang Terapi Pelebur Iri Dengki, maka Sahabat perlu pahami dulu TIGA hukum dasar terapi yang digunakan, yaitu PERTAMA hukum PENGAMATAN, KEDUA hukum KESATUAN, dan yang KETIGA hukum MAGNET Perasaan.


Hukum Pengamatan

Secara Hukum Kuantum, maka "Yang Diamati" akan berubah jika "Diamati". Sang Pengamat hanya akan memproyeksikan keyakinannya atas apa yang diamati. Jika ia yakin bahwa yang diamatinya itu buruk, maka buruklah jadinya.


Itu sebabnya "Menerima, Memaafkan, Melepaskan, dan Menyerahkan pada Tuhan" akan membuat orang-orang yang... kita maafkan menjadi lebih baik, sebab kita tidak lagi berfokus mengamati mereka. Dan Tuhan telah mengurus mereka dengan sempurna.


Kalau hati kita sedang "jengkel" dan kita terus terfokus dan teringat kepada orang yang telah menjengkelkan kita, maka tak perlu heran bahwa orang tersebut akan terus menjengkelkan kita. Karena itulah keyakinan pengamatan kita.


Maka lepaskan pengamatan Anda kepada orang tersebut dengan mengakui sepenuh hati : "Ya Allah, saya terima, saya maafkan, saya lepaskan, dan saya serahkan kepada-Mu".


So, Jangan jadikan diri orang lain tetap buruk dalam pengamatan Anda.


Hukum Kesatuan

Dalam Kecerdasan Kesadaran Makro-cosmos, maka sesungguhnya kita adalah SATU. Berasal dari Yang Maha Satu, dan dibuat dari bahan dasar yang satu.


Satuan terkecil dari sisi materi yang hari ini diteliti adalah QUARK, ia lebih kecil dari partikel sub ATOM. Dan Quark saya dan Anda adalah sama. Quark semua yang ada di semesta ini adalah sama. Artinya bahan dasar kita SAMA.


Itu sebabnya, jika Anda turut senang akan kesuksesan orang yang ada di sekitar Anda, berarti Anda sedang meningkatkan kesuksesan pribadi Anda. Sebab dalam tataran Quark bahwa Anda di dia adalah SAMA. Tetapi jika Anda benci atas kesuksesan orang lain, maka sesungguhnya Anda sedang menghambat kesuksesan Anda sendiri.


Itu sebabnya penyakit SMS itu akan merugikan diri kita sendiri. SMS yang saya maksud adalah singkatan dari Senang Melihat Susahnya orang lain, dan Susah Melihat Senangnya orang lain.


Hukum Magnet Perasaan

Hukum ini menjelaskan bahwa apa yang Anda rasakan akan betul-betul menarik dan menguatkannya ke dalam kehidupan Anda. Misal, kalau Anda merasa bahwa Anda ini butuh uang, dan Anda hobi melatih perasaan membutuhkan uang, berarti Anda akan terus menjadi orang yang membutuhkan uang. Sedangkan membutuhkan uang sama dengan kekurangan uang. Dan kekurangan uang biasanya sama dengan miskin.


Maka berhati-hatilah dengan apa yang Anda rasakan, karena hal itu akan menjadi kenyataan baik dalam waktu singkat atau lambat laun. Cukup rasakan yang baik-baik dengan cara teruslah bersyukur atas apa yang ada dan atas apa yang Anda impikan. Bersyukur melampaui Fakta yang ada akan memperbaiki kualitas magnet perasaan Anda.


Terapi Pelebur Iri Dengki, disinlah KEAJAIBANnya

Nah itu sebabnya, jika Anda Orang Lain SUKSES maka janganlah IRI , DENGKI, JENGKEL dan lain sebagainya, tapi lakukanlah 3 tahap berikut berdassarkan penjelasan di atas. Yaitu :


1. Hukum Pengamatan. Kalau Anda mengamati dan menganggap bahwa mereka sukses karena main sogok dan tipu daya, maka tak heran jika Anda akan mendapatkan kabar yang menurut Anda HAQQUL YAQIN bahwa dia sukses karena melakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal kenyataan aslinya belum tentu demikian.


2. Hukum Kesatuan. Anda dan dia dari sisi quantum partikel terkecil semesta adalah sama. Sehingga jika Anda kesal dengan kesuksesan orang lain maka hidup dan karir Anda akan semakin mengecewakan Anda. Itu sebabnya Anda wajib berbahagia atas kesuksesan orang lain dan berprasangka baik kepadanya, maka hal itu akan menarik banyak kepositifan dalam kehidupan Anda.


3. Hukum Magnet Perasaan, disinlah akhirnya dimainkan apa yang Anda rasakan. Ketika Anda bahagia dengan kesuksesan orang lain, berarti Anda sedang menarik banyak kebahagiaan lainnya dalam kehidupan Anda.



Wallahu a’lam

Salam Ikhlas

Sabtu, 19 November 2011

AKAN KUGENDONG ENGKAU SAMPAI AJAL TIBA

cerita bagus dari mila sebelah.

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku, sambil memegang tangannya aku berkata; “Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu.”
Istriku lalu duduk disamping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Dari raut wajah dan matanya kutahu dia sedang memendam luka batin yang membara.

Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku. Akan tetapi aku harus membiarkan istriku mengetahui apa yang sedang kupikirkan.
Aku ingin sebuah perceraian diantara kami. Aku lalu memberanikan diri untuk membicarakannya dengan tenang. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik dan bertanya kepadaku dengan tenang, tapi mengapa?

Aku menolak menjawabnya. Ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Dia membuang choptiks di tangannya dan mulai berteriak kepadaku, “engkau bukan seorang laki-laki sejati.” Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin mengetahui alasan dibalik keinginanku untuk bercerai. Tetapi aku dapat memberinya sebuah jawaban yang memuaskan; “Dia telah menyebabkan kasih sayangku hilang terhadap Jane (wanita simpananku).
Aku tidak mencintainya lagi.
Aku hanya kasihan kepadanya.”

Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai bahwa dia dapat memiliki rumah kami, mobil dan 30% dari keuntungan perusahaan kami.
Dia sungguh marah, merobek kertas itu.
Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku kini telah menjadi orang asing di rumah kami, khususnya di hatiku. Aku meminta maaf untuknya, untuk waktunya yang telah terbuang selama 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energy yang diberikan kepadaku tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane bahwa aku sungguh mencintainya. Akhirnya dia menangis dengan suara keras di hadapanku yang mana Aku sendiri berharap melihat terjadi padanya. Bagiku tangisannya tidak mempunyai makna apa-apa. Keinginanku untuk bercerai di hati dan pikiranku telah bulat dan aku harus melakukannya saat itu.

Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami.
Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena rasa ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane, wanita idamanku saat itu.
Ketika terbangun kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.

Pagi harinya dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku;
Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum percerain untuk saling memperlakukan sebagai suami-istri dalam arti sebenarnya.
Dia memintaku dalam sebulan itu kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami-istri.
Alasannya sangat sederhana; “Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami.”

Aku menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Akan tetapi dia juga meminta beberapa syarat tambahan sebagai berikut; Dalam rentang waktu sebulan itu, aku harus mengingat kembali bagaimana pada permulaan pernikahan kami, aku  harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami.
Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai di muka pintu depan setiap pagi.
Aku pikir dia sudah gila.
Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah untuk memenuhi permintaannya kepadaku demi meluluskan perceraian kami.

Aku menceritakan kepada Jane (wanita simpananku) tentang syarat-syarat yang ditawarkan oleh istriku. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya dan berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang aneh dan tak bermakna.
Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah  kita rencanakan, demikian kata Jane.

Kami tak lagi berhubungan badan layaknya suami-istri selama waktu-waktu itu.
Sehingga sewaktu aku menggendongnya keluar menuju pintu rumah kami pada hari pertama, kami tidak merasakan apa-apa.
Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan dibelakang kami, sambil berkata, wow…papa sedang menggendong mama. Kata-kata putra kami sungguh membuat luka di hatiku.

Dari tempat tidur sampai di pintu depan aku menggendong dan membawanya sambil tangannya memeluk eratku.
Dia menutup mata sambil berkata pelan; “Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita.” Aku  menurunkannya di depan pintu.
Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya. Sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.

Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah.
Dia merapat melekat erat di dadaku.
Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuh dan pakaianya.
Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan saksama untuk waktu yang sudah agak lama.
Aku menyadari bahwa dia tidak muda lagi seperti dulu.
Ada bintik-bintik kecil di raut wajahnya, rambutnya mulai beruban!
Perkawinan kami telah membuatnya seperti itu.
Untuk beberapa menit aku mencoba merenung tentang apa yang telah kuperbuat kepadanya selama perkawinan kami.

Pada hari yang ke empat, ketika aku menggendongnya, aku merasa sebuah perasaan kedekatan/keintiman yang mulai kembali merebak di relung hatiku yang paling dalam.
Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku.
Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami-istri mulai tumbuh kembali di hatiku.
Aku tidak mau mengatakan perasaan seperti ini kepada Jane (wanita yang akan kunikahi setelah perceraian kami).
Aku pikir ini akan lebih baik karena aku hanya ingin memenuhi syarat yang dia minta agar nantinya aku bisa menikah dengan wanita yang sekarang aku cintai, "Jane".

Aku memperhatikan ketika suatu pagi dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan.
Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuk tubuhnya.
Dia lalu sedikit mengeluh, semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang.
Aku kemudian menyadari bahwa dia semakin kurus, dan inilah alasannya mengapa aku dapat dengan mudah menggendongnya pada hari-hari itu.

Tiba-tiba kenyataan itu sangat menusuk dalam di hati dan perasaanku…Dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya.
Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.

Tiba-tiba putra kami muncul pada saat it dan berkata, “Papa, sekarang waktunya untuk menggendong dan membawa mama.” Baginya, menggendong dan membawa ibunya keluar menjadi sesuatu yang penting dalam hidupnya.
Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan.
Aku memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan karena takut situasi istri dan putraku akan mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai pada saat-saat akhir memenuhi syarat-syaratnya.
Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami-istri yang hidupnya penuh kedamaian dan harmonis satu dengan yang lain.
Aku pun memeluk erat tubuhnya; dan ini seperti moment hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu.

Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih.
Pada hari terakhir, ketika aku menggendongnya dengan kedua lenganku aku merasa sangat berat untuk menggerakkan  walaupun cuma selangkah ke depan.
Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluk eratnya sambil berkata, aku tidak pernah memperhatikan selama ini bahwa hidup perkawinan kita telah kehilangan keintiman/keakraban satu dengan yang lain.
Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku….melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya.
Aku sangat takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku berkata kepadanya, Maaf, Jane, Aku tidak ingin menceraikan istriku.

Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan, dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya.
Apakah badanmu panas? Dia berkata.
Aku mengelak dan mengeluarkan tangannya dari dahiku.
Maaf, Jane, aku tidak akan bercerai.
Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memakna secara detail setiap moment kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari bahwa sejak aku menggendong dan membawanya setiap pagi, dan terutama kembali mengingat kenangan hari pernikahan kami aku memutuskan untuk tetap akan menggendongnya sampai hari kematian kami tak terpisahkan satu dari yang lain.
Jane sangat kaget mendengar jawabanku.
Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras dan mulai meraung-raung dalam kesedihan bercampur kemarahan terhadapku.
Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya.
Aku singgah di sebuah tokoh bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis;
“Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput.”

Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum indah di wajahku, aku berlari kecil menaiki tangga rumahku, hanya untuk bertemu dengan istiriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami, tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama selama 10 tahun pernikahan kami. Istriku telah berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku untuk menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat akibat kanker ganas itu, dan ia ingin menyelamatkanku dari apapun pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami sebagai reaksi atas kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, terutama rencana gila dan bodohku untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami…
----sekurang-kurangnnya, di mata putra kami – aku adalah seorang ayah yang penuh kasih dan sayang….demikianlah makna dibalik perjuangan istriku.

Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya.
Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri.
Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.

Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu.
Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia.
Kamu pasti bisa mendapatkannya, kawan!

Jika engkau tidak ingin membagi cerita ini, pasti tidak akan terjadi sesuatu padamu di hari-hari hidupmu.

Akan tetapi, jika engkau mau membagi cerita ini kepada sahabat kenalanmu, maka satu hal yang pasti bahwa Tuhan sedang menggunakanmu untuk  menyelamatkan perkawinan orang lain, terutama mereka yang sekarang mengalami masalah dalam pernikahan mereka


Love you all Bro-Sis !!!

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu