Kamis, 20 September 2012

SEJENGKAL PENYAKIT APAPUN PASTI ADA OBATNYA

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Oleh, Bengkel Hati Dzikir Nikmat

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Saudara pemerhati yang dirahmati Oleh Allah ,Selamat pagi sehat semua ya ..Ayoo semangat terus..!!surat ini jarang dibaca seakan hanya untuk koleksi Aku sudah pernah kata kata orang. Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik baik penciptaan, Dia menjadikan manusia

dari jenis laki laki dan wanita berdasarkan hikmah Ilmu=Nya yang mendalam.
Permasalahan terus mengalir setiap detik , akan tetapi... kalau di
Nikmati dengan sungguh sungguh niscaya terlewatinya...Amin.

Pada zaman sekarang, banyak penyakit yang menimpa manusia. Ada yang sudah diketahui obatnya, dan ada pula yang belum diketahui obatnya. Hal ini merupakan cobaan dari Allah, yang juga akibat dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan manusia. Allah berfirman:

"Dan apa saja musibah yang menimpamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". [Asy Syura : 30].

Setiap penyakit pasti ada obatnya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

"Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan pasti menurunkan obatnya".[2]

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ, فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ

"Setiap penyakit ada obatnya. Jika suatu obat itu tepat (manjur) untuk suatu penyakit, maka akan sembuh dengan izin Allah". [3]

Seorang muslim, bila ditimpa penyakit, ia wajib berikhtiar mencari
obatnya dengan berusaha secara maksimal. Dalam usaha mengobati penyakit yang dideritanya, maka wajib memperhatikan Niatan dalam diri sendiri.

Pertama : Bahwa obat dan dokter hanya sarana kesembuhan. Adapun yang benar-benar menyembuhkan penyakit hanyalah diri kita sendiri dengan mengingat Allah SWT.

Allah berfirman, mengisahkan Nabi Ibrahim Alaihissallam.

"..dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku". [Asy Syu’ara’: 80].

Kedua ;Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya, dan Dia-lah Yang Maha pengampun lagi Maha penyayang". [Yunus : 107].

Ketiga : Dalam berikhtiar atau berusaha mencari obat tersebut, tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang haram dan syirik.
Yang haram seperti berobat dengan menggunakan obat yang terlarang atau barang-barang yang haram, karena Allah tidak menjadikan penyembuhan dari barang yang haram.

Didalam kehidupan; Manusia belum menyadari adanya kehidupan selain yang khasat mata, Adalah kehidupan Ghoib / Jiin . Renungkan,Hayati dengan Hati QS.Al Baqarah ayat 1-20 .

Ingin sehat..?? lakukan Sabar sebagai fondasi kehidupan, Yang mendampingi adalah kejujuran dengan Ikhlas dan selalu mengingat Tuhanmu sebutlah Allah ,Nikmati semuanya itu menuju kequsukan Hati. Janganlah suka mempermasalahkan Tatacara kehidupan orang lain, itulah sebagian penyakit datangnya pada diri sendiri .

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga tambah pengetahuan dan bermanfaat.untuk bekal hidup kita,Doa jangan
luipa dimanapun tempat gunakan salam biarpun tempat itu kosong Insya Allah yang dikerjakan pagi sampai malam yang dijalankan membawa hasil yang berlimpah..Amin Ya Robbalalamin.
Sampaikan salam santun untuk keluarga.. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Minggu, 16 September 2012

HAKIKAT J O D O H

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat

Jodoh ada di tangan-Nya. Kalau Anda tidak mau meminta kepada-Nya maka wajar saja jika jodoh Anda akan selalu di tangan-Nya. Tapi janganlah meminta jodoh kepada-Nya dengan memaksakan kehendak diri. Seperti "Ya Allah, jika ia jodohku maka mudahkanlah, jika ia bukan jodohku maka jodohkanlah, jika ia sudah berjodoh dengan orang lain maka putuskanlah, lalu jodohkanlah ia denganku" Apalagi sampai berdo'a agak mengancam "Ya Allah, jika ia jodohku maka terimalah ia di sisiku. Dan jika ia bukan jodohku maka terimalah ia di sisi-Mu. Aku ikhlas ya Allah, mendingan aku atau dia yang mati, daripada aku melihatnya hidup bersama yang lain" Na'udzubillaahimindzaalik.


Tapi cobalah berdo'a untuk mendapatkan jodoh terbaik dengan do'a yang penuh kesantunan, do'a yang membuat Allah tambah sayang kepadamu. Contohnya seperti berikut : "Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Teliti, pertemukanlah aku dengan jodoh yang akan membaikkanku, dan jadikanlah aku sebagai jodoh yang pantas bagi orang-orang yang baik" Atau jika Anda sudah punya target yang jelas, maka bolehlah Anda berdo'a "Ya Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, aku mencintai-Mu, tapi kini cintaku pun melekat pada hamba-Mu yang itu (sebutkan namanya), maafkanlah aku, ampunilah aku, lepaskanlah cintaku darinya agar aku bisa lebih utuh mencintai-Mu. Jika ia jodohku, mudahkanlah aku untuk bersamanya, sehingga aku kembali fokus kepada-Mu. Dan jika ia bukan jodohku, mudahkanlah aku melupakannya, dan kuatkanlah cintaku kepada-Mu. Dan mudahkanlah aku untuk semakin mencintai-Mu". Aamiin....

Jodoh itu mengenai keseimbangan, dan bukan sekedar mengenai kecocokan dalam selera saja. Dan keseimbangan itu meliputi "persamaan" dan "perbedaan". Contoh sederhana, sendal kiri berjodoh dengan sendal kanan. Persamaannya : sama-sama sendal dengan bahan dasar yang sama dan merek yang sama. Perbedaannya : bentuknya berbeda, peruntukkannya pun berbeda. Sendal kiri untuk kaki kiri dan sendal kanan untuk kaki kanan. Ketika sendal kanan melangkah ke depan maka sendal kiri akan menjaga keseimbangan; yakni tetap berada di belakang. Begitupun sebaliknya. Tidak indah kan jika sendal kiri dan kanan berjalan bersamaan. Kayak pocong dong hehe. Tugas memang berbeda, tapi tujuannya tetap sama. Akan terjadi bencana jika sendal kiri mulai ogah berada di bawah kaki kiri, yakni tatkala ia mulai "cemburu" dengan sendal kanan yang selalu didahulukan dalam bergerak. Akhirnya sendal kiri pun mulai kehilangan jati dirinya, sebab ia lebih memilih memperturutkan hawa nafsunya. Tidakkah mereka takut jika di Akhirat Allah bertanya : "Hai sendal kiri, engkau sungguh sombong dan kufur nikmat, Aku telah menciptakanmu sebagai sendal kiri, tapi engkau enggan berperan sebagai sendal kiri dan malah sibuk menganggu sendal kanan hingga terjadilah kekacauan karena ulahmu".


Atau bisa saja si sendal kiri sudah menganggap sendal kanan tak lagi becus berfungsi sebagai sendal kanan, dan si sendal kanan pun sudah menganggap sendal kiri tak lagi becus berperan menjadi sendal kiri. Dan mereka pun saling menyalahkan dan mengancam. Akhirnya sendal kanan dan sendal kiri pun bertukar posisi. Siapa tahu dengan bertukar posisi akan menyelesaikan masalah. Tapi justru dengan pertukaran poisisi itulah yang menambah rusaknya cara "berjalan kaki" di alam semesta ini. Nah, begitulah kira-kira pengibaratannya antara suami dan istri. Jika para suami mulai mengambil tugas para istri dan para istri mulai mengambil tugas para suami, maka hancurlah rumah tangga di semesta ini. Keluarga yang dibangun tidak akan berjalan seimbang.. So, jika Anda wanita maka belajarlah menjadi wanita yang utuh, dan jika Anda pria maka jadilah pria yang utuh. Jangan sampai rumah tangga (keluarga) hancur karena kita salah mengambil peran, pria seperti wanita dan wanita seperti pria. Inilah pentingnya kita harus paham ilmu berumah tangga. Hancurnya rumah tangga berefek kepada hancurnya pendidikan anak-anak, hancurnya pendidikan akan membuat hancurnya karakter, hancurnya karakter akan menghancurkan sebuah Negara. Ingatlah bahwa Negara menjadi kuat dimulai dari keluarga yang seimbang, bukan dari lembaga pendidikan yang disetir oleh kurikulum yang gak jelas. Maka jangan serahkan sepenuhnya anak-anak Anda kepada lembaga pendidikan lalu Anda merasa terbebas karena sudah menukar kewajiban Anda mendidik Anak-anak Anda dengan uang SPP.


Misalkan Anda anggap suami Anda terlalu lemah sebagai pemimpin keluarga, alias suami Anda kurang memiliki ketegasan dalam banyak hal sehingga sering ditipu oleh kliennya... Maka bantulah suami Anda bersikap tegas dengan cara yang santun. Misalkan melalui nasehat yang Anda berikan kepada anak Anda di hadapannya "anakku yg shalih, ibu yakin kamu bisa sukses, yg penting kamu tegas dan tetap bertawakal kepada Allah, dahulukan kebenaran daripada logikamu. Hilangkan ketakutanmu, Allah bersama orang-orang yang benar" Gak masalah anak Anda yg kecil itu kurang paham nasehat Anda, yang penting suami Anda paham toh..hehe Atau, Jika suami Anda belum pandai mencari nafkah maka semampu Anda berikan ia contoh "cara cari duit". Tunjukkan semangat Anda. Namun demikian, tetaplah Anda tidak boleh meninggalkan peran utama Anda sebagai seorang istri dan ibu. Ini memang tak mudah, teruslah memohon petunjuk-Nya. Begitu pun sebaliknya, jika Anda seorang suami, lalu menemukan bahwa istri Anda kurang kasih sayang dalam mendidik anak-anak Anda di rumah, dan ternyata istri Anda lebih mementingkan karirnya di kantor atau positioningnya di komplek; sampai mengabaikan karirnya sebagai seorang istri dan ibu yang penuh kasih sayang, maka silakan nasehati istri Anda dengan cara yang penuh kasih sayang. Nasehat bukanlah untuk memposisikan siapa yang benar atau siapa yang salah, tapi untuk dzikrullah. Sungguh aneh jika seorang suami menasehati istrinya tentang kasih sayang tapi dilakukannya dengan marah-marah, seperti "istriku, kamu kan makhluk perasaan tapi kok cuek banget sama anak-anak, lihat tuh anak-anak kita kering kasih sayang, mana setiap saya pulang kantor rumah selalu saja berantakan, gosiip sama tetangga mulu sih yang diutamakan... Huh"... Astaghfirullaah...


Sahabatku, banyak orang menginginkan jodoh yang sempurna, yakni sempurna sesuai keinginannya. Namun sebagian dari mereka membantah hal tersebut :"kami bukan menginginkan jodoh yang sempurna, kami hanya ingin jodoh yang sholih, pengertian, dan setia". Padahal yang saya pahami bahwa kesempurnaan itu hadir dalam sosok wanita/pria yang sholih/ah, pengertian, dan setia tersebut... Sebagian yang lain mengatakan "saya gak cari cowok/cewek yang cakep tapi yang cukup" "Saya pengen cowok yang ber-wibawa" ... Wii bawa mobil, wii bawa duit, wii bawa macem-macem hehe... Dan jika ada wanita yang berprinsip seperti itu pastilah istri saya bukan salah satunya. Karena waktu saya menikah,  kondisi suami saya masih kuliah, belum kerja jelas, masih dikirimi duit sama ortu, dan badan saya kurus karena jarang makan. Sahabatku, Kesempurnaan tidak hadir dalam "penilaian" kasat mata, tapi kesempurnaan hanya bisa didekati dengan taqwa dan contoh yang nyata. Kesempurnaan adalah sebuah proses, sebuah perjalanan, saling mengimbangi-mengingatkan-melengkapi antara satu dengan lainnya. Jangan cari jodoh yang sudah sempurna (karena emang gak ada lagi..), tapi carilah jodoh yang siap untuk saling menyempurnakan dalam proses yang diridhoin-Nya. Dan jangan cari jodoh yang setia kepada Anda, tapi carilah jodoh yang setia kepada Allah, agar Anda turut selamat di dunia dan akhirat.


Jadi hakikat dari perjodohan adalah mencocokkan apa-apa yang tidak cocok dan yang sudah cocok antara dua manusia. So, jangan sibuk mencari orang baik yang cocok dengan Anda tp sibuklah belajar menjadi orang yang mudah cocok dengan orang-orang yang baik. Artinya, terjadinya pernikahan adalah karena adanya "persamaan" dan "perbedaan". Begitupun terjadinya perceraian adalah karena adanya "persamaan" dan "perbedaan".

Contoh

1, terjadinya pernikahan : Persamaannya : sama-sama manusia, sama aqidahnya, sama visinya, sama-sama mau, dan sama-sama hidup hehe Perbedaannya : Beda kelamin, beda keluarga, Beda peran, beda bentuk tubuh.

2, terjadinya perceraian : Persamaannya : sama-sama gak cinta lagi, sama-sama merasa gak cocok lagi, sama-sama pengen cerai, sama-sama egois Perbedaannya : Beda prinsip, beda visi, beda aqidah Walaupun ada juga yang bercerai padahal salah satu pasangannya masih ingin bertahan.

Dan ada juga yang bercerai walaupun keduanya masih saling mencintai. Ada juga yang menikah tapi salah satunya terpaksa. Inilah hidup, maka biarkan Rahasia tetap dalam kesederhanaannya. Dengan demikian, jangan jadikan alasan "sudah tidak ada kecocokan lagi" sebagai alasan untuk bercerai, karena alasan tersebut sangat-sangatlah egois. Sebab berbeda antara "sudah tidak ada kecocokan lagi" dengan "sudah tdk mau saling mencocokkan lagi". Tapi jika pasangan Anda telah memilih Tuhan selain dari Allah, telah meninggalkan sholat, atau telah terang-terangan berzina, maka bercerai bisa menjadi solusi. 




Wallahu a'lam

Kamis, 06 September 2012

OBAT SAKIT HATI

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Sahabat....
 
Banyak orang lupa bahwa ketika ia disakiti maka sungguh orang yang menyakitinya pun merasakan sakit yang sama atau bahkan lebih.

Sebagaimana ketika Anda menyakiti orang lain maka sesungguhnya yang sakit hati bukan hanya yang Anda sakiti, tapi Anda juga.

"Rasa Bersalah" karena telah menyakiti orang lain bisa melekat sebagai penyakit akut yang membahayakan jiwa dan raga Anda.

Kalau kita memahami hal ini maka kita tak perlu sibuk balas dendam agar yang menyakiti hati kita juga merasakan sakit seperti yang kita rasakan, karena yang menyakiti hati kita pun sesungguhnya ia lebih sakit daripada kita yang disakitinya.

Bahkan ketika terjadi aksi "balas dendam" pun maka yang menyakiti dan yang disakiti justru akan bertambah dalam luka di hatinya.

Kita semua terbuat dari bahan dasar yang sama. Sehingga secara mendasar kita ini sesungguhnya sama, kita ini bersaudara, kita ini satu, hanya TAQWA lah yang membedakan.

Karena kita ini sama, maka barang siapa yang menyakiti hati orang lain berarti ia sedang menyakiti hatinya sendiri. Dan barang siapa yang bersyukur atas kebahagiaan orang lain berarti ia sedang menambah kenikmatan di dalam hidupnya sendiri.

Pantas saja bila Nabi Shollallallaahu 'alaihi wa aalihii wasallaam mengatakan bahwa tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Dua di antara cara yang tokcer agar Anda semakin sakit hati dan menderita duka nestapa yaitu dengan cara menyalahkan orang lain dan menganggap diri suci (tidak bersalah).

Maka berhentilah menyalahkan orang lain atas penderitaan yang Anda alami. Berhentilah merasa menjadi korban. Berhentilah merasa dipermainkan orang lain. Berhentilah mencurigai orang lain. Berhentilah merasa paling suci. Berhentilah merasa paling benar.

Ya, Berhentilah Menyalahkan !  Karena sebagian besar masalah yang Anda rasakan hari ini adalah hasil investasi Anda di masa lalu, baik Anda sadari atau tidak. Sehingga secara sederhana dapat dikatakan bahwa masalah-masalah yang Anda alami saat ini adalah cerminan nyata dari KARAKTER Anda.

Namun, tidak juga sebaliknya, yakni jangan pula malah Anda hobi menyalahkan diri Anda sendiri lalu Anda menjadi minder dan takut untuk mengambil keputusan di langkah berikutnya.

Menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain adalah sama bahayanya. Ingatlah bahwa kita ini terhubung, kita ini satu, kita ini sama, kecuali taqwanya.

Tetaplah bersikap netral dan lapang. Bedakan antara "menyalahkan diri sendiri" dengan "menerima, mengakui dan mengistighfari kesalahan yang ada".

"Menyalahkan diri sendiri" akan membuat hati Anda sempit, sedangkan "menerima, mengakui, dan mengistighfari kesalahan yang ada" akan membuat hati Anda lapang bersama ampunan-Nya.

Bukankah Allah Maha Pengampun ? Bukankah ampunan Allah bisa melapangkan hati yang sempit ?

Maka tanyakan kepada diri sendiri yang masih melekat kepada rasa bersalah di masa lalu : "apakah Anda sungguh percaya bahwa Allah Maha Pengampun ?"  Kalau Anda percaya, lalu mengapa hati masih sempit ? Kalau Anda percaya lalu mengapa Anda masih takut dosa Anda tidak diampuni-Nya ?





Sahabatku, cobalah mulai hari ini jika Anda sakit hati, gelisah, atau galau maka lakukan 5 

langkah berikut :

1. Terima sepenuh hati kenyataan yang ada


2. Akui, ambil tanggung jawab, dan perbanyak istighfar


3. Maafkan situasi, orang lain, dan diri sendiri


4. Lepaskan kemelekatan terhadap rasa sakit dan solusinya


5. Tundukkan hati pada Allah dan percayakan sepenuhnya urusan sakit hati Anda pada-Nya.






Wallahu a'lam

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu