Rabu, 29 Februari 2012
Jumat, 24 Februari 2012
Siapa Suruh Anda Sukses…. ?
Sebelum Anda sukses, maka Anda harus paham dulu apa artinya sukses. Sehingga Anda akan mengetahui apakah kunci dari kesuksesan itu. Jika Anda termasuk yang mengartikan sukses adalah hasil akhir dari usaha, maka Anda termasuk orang yang jarang sukses. Tapi jika Anda mengartikan bahwa sukses adalah perjalanan menuju hasil akhir plus hasil akhirnya, maka Anda bisa sukses setiap saat.
Anda pasti tidak hanya ingin sukses, sebab sukses menjadi tiada berarti jika tidak diiringi kebahagiaan. Itu sebabnya agar sukses Anda memiliki arti, maka Anda pun harus paham arti dari bahagia dan Anda pun merasa nyaman untuk medapatkan kebahagiaan itu.
Kalau Anda termasuk yang mengatakan bahwa sukses dulu baru berbahagia, dan Anda pun mengartikan sukses adalah hasil akhir, maka Anda akan kesulitan untuk berbahagia. Tidak perlu menunggu sukses baru berbahagia, tapi berbahagialah maka Anda akan bertambah sukses !
Mengetahui arti bahagia tu pentig sebagaimana pentingnya sebuah kebahagiaan. Dan arti dari bahagia adalah apa yang sedang Anda rasakan, dan ‘’rasa’’ tidak perlu menunggu fakta, Anda bisa hadirkan rasa terbaik Anda bersama Allah dalam dzikir yang syahdu. Kapanpun dan dimana pun Anda mau, maka Allah pun berkehendak untuk itu.
Kini kita paham bahwa kunci dari sukses adalah bahagia. Lalu apakah kunci dari bahagia itu ? Kunci dari bahagia adalah keikhlasan yang berefek pada ketenangan. Ikhlas artinya murni. Artinya murni hanya karena Allah. Ikhlas itu terlihat dari sikap kita yang menerima sepenuhnya-dengan murni-semua ketetapan Allah. Orang biasa menunggu bahagia dan sukses baru bisa menerima semua ketetapan Allah, tapi orang yang luar biasa adalah orang yang menerima semua ketetapan Allah sebab is yakin bahwa ketetapan Allah adalah pasti yang terbaik. Sehingga, hidupnya menjadi tenang, maka orang seperti itu pastilah berbahagia dan sukses.
Kunci dari kesuksesan adalah kebahaiaan. Kunci dari kebahagiaan adalah keikhlasan. Dan kunci dari keikhlasan (ketenangan) adalah : istighfar, bersabar, memaafkan dan sedekah ( Q.S. 3:133-134). Dengan banyak beristighfar maka Anda akan dibersihkan jiwanya oleh Allah, karena keikhlasan mudah hadir atas izin-Nya. Dengan bersabar dan memaafkan, maka Anda akan merasakan nikmatnya berjiwa ikhlas.
Kemudian, tentang sedang ada dua model : pertama sedekah yang ‘’berasa,’’ kedua sedekah yang ‘’kurang berasa.’’ Sedekah yang berasa adalah yang ‘’gede,’’ sehingga ada rasa ‘’deg’’ di dada ketika keluar harta dari kantong kita. Dan rasa ‘’deg,’’ itulah sebagai pertanda bahwa banyak kotoran hati yang harus dikeluarkan bersamanya keluaran harta yang kita sedekahkan. So, tidak perlu menunggu ikhlas baru bersedekah, tapi bersedekahlah maka Insya Allah Anda akan semakin ikhlas.
Dan, untuk menjaga kemurnian dan kebersihan jiwa kita di hadapan Allah dalam kehidupan yang penuh dengan godaan ini, maka Allah sajikan kepada kita sebuah kunci dari kehidupan agar jiwa kita bisa tetap terjaga kebersihannya. Sebuah usaha ‘’mandi’’ jiwa yang rutin Allah sungguhkan kepada kita, sehari minimal lima kali, dan mandi jiwa itu bernama shalat. Sehingga, kunci dari hidup adalah shalat. Jangan jadikan shalat sebagai selingan hidup, tapi jadikanlah berbagai aktivitas kehidupan Anda sebagai selingan sambil menunggu waktu shalat !
Janganlah anda berusaha menjadi manusia sukses, karena sukses itu sendiri adalah level terendah dari derajat keberhasilan sejati yang ada di kehidupan ini ! Tapi, jadilah manusia yang melampaui kesuksesan yang anda buru, yaitu jadilah manusia yang berbahagia, yang tenang, yang ikhlas, yang menjaga kualitas shalat, yang sempurna beribadah kepada Allah sebagai seorang hamba ! So, tetaplah bergerak dalam Ridha-Nya !
Selasa, 21 Februari 2012
PENTINGNYA AMALAN ISTIQAMAH
Suatu aktivitas yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka
panjang akan menjadi sebuah watak. Jika aktivitas itu baik, maka
berarti dia berwatak baik. Orang-orang berwatak baik, dalam Islam
adalah orang-orang yang memiliki amal shalih yang istiqamah
(terus menerus dikerjakan). Allah SWT sangat menyukai hamba yang
beramal secara istiqamah, walaupun sedikit kadarnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"... sedangkan amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang
dilakukan secara teratur (istiqamah) oleh pelakunya, walaupun
sedikit" (HR Muslim).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Adapun hikmah luar biasa bagi yang telah memiliki amalan
istiqamah, bila ia sedang sakit atau bepergian sehingga tidak
dapat melakukan amal tersebut, maka dia tetap mendapatkan pahala
seperti bila ia mengerjakannya. Sesuai hadtis Nabi sbb:
“Sewaktu ada seseorang sakit atau berpergian , maka baginya
ditulis beramal sebagaimana amal yang dilakukan sewaktu ia
sehat.” (HR. Bukhari)
Saudaraku....
Anda pernah melihat orang yang sakit parah bertahun-tahun?
Mungkin dia adalah tetangga kita, saudara kita, atau bahkan suatu
saat kita sendiri mengalaminya... (semoga tidak). Sungguh sangat
menyedihkan bukan? Mereka sudah tidak berdaya, tak ada yang bisa
diperbuatnya. Tapi bergembiralah jika ternyata sewaktu sehat
telah terbiasa shalat berjamaah di masjid, shalat Dhuha, shalat
malam, infaq, puasa Senin-Kamis dan sebagainya, bukan?
Karena itu, mari memperbanyak amalan istiqamah...
SALAM
Jumat, 17 Februari 2012
Dengan Kecerdasan apakah Anda Menikah?
Kalau Anda menikah karena Anda suka matanya, hidungnya, seksinya, bibirnya dan bentuk fisiknya, maka Anda menikah dengan kecerdasan termurah, yaitu Physical Quotient (PQ). "Aku sangat menginkanmu, kau sungguh cantik sekali".
Kalau Anda menikah karena berbagai pertimbangan analisa, misalkan Anda menikahinya karena Anda merasa sudah cukup umur, dan kebetulan dia (calon Anda) keturunan baik-baik, Anda pun sudah bekerja dengan penghasilan yang cukup, yang seperti ini biasanya menggunakan kecerdasan yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan PQ yaitu Kecerdasan Intelektual (IQ). "Aku sudah waktunya menikah, saya kira kamu cocok sekali untukku, maukah kamu menikahiku".
Kalau Anda menikah karena faktor rasa suka dan senang yang lebih dalam dari sekedar fisik , berarti Anda menikah dengan pondasi utamanya kecerdasan Rasa, atau Emotional Quotient (EQ). Misalkan Anda mengatakan padanya "Bukan matamu yang membuat aku tergila-gila padamu, tapi ada sesuatu yang sangat memesonaku dibalik indahnya kedua matamu itu, aku pasti akan sangat berbahagia dan akan membuatmu bahagia selamanya... ".
Kalau Anda menikah karena faktor keyakinan yang dalam, lebih dalam dari sekedar rasa, "Aku memang bukan pria terbaik untukmu, tapi aku yakin bahwa akulah satunya-satunya pria yang dijodohkan untukmu, aku sungguh membutuhkanmu sebagaimana engkau membutuhkanku, dan aku siap melindungimu, cintaku padamu sangatlah dalam dan setia", berarti Anda sudah mulai menggunakan Keceradasan Spiritual (SQ). Keyakinan Anda untuk berhasil menikahinya sangatlah kuat sekali.
Kalau Anda menikah karena faktor iman atau agama, maka Anda menikah dengan kecerdasan termahal, yakni mengembalikan hasrat dan keyakinan Anda kepada Allah sepenuhnya. Setelah Anda beristikhoroh maka hati Anda menjadi netral sehingga Allah akan condongkan dan hadirkan calon yang sangat Anda butuhkan, dan mungkin sekali Anda sangat tidak menduganya, bisa karena Anda tak pernah mengenalnya sebelumnya atau bisa saja karena Anda sudah terlalu kenal dengannya, "Subhaanallah, ternyata kamu toh orangnya... " , nah kemungkinan yang kayak gini sudah menikah dengan pondasi utama Kecerdasan Ruhani ...(RQ).
So, kalau RQ itu disebut juga sebagai Nikah Agamis, kalau SQ itu Nikah Spiritualis, kalau EQ disebut sebagai Nikah Romantis, kalau IQ itu Nikah Analitis, dan kalau PQ itu Nikah Erotis.. hehe
Siapa yang lebih Anda suka? Mak Agam, Mak Spirit, Mak Roman, Mak Anal, atau Mak Erot ?
Wallahu a'lam
kz
Salam
Kamis, 09 Februari 2012
MANGKOK SYUKRI (Syukur Nikmat)
Apa yang anda rasakan ketika anda sedang naik sepeda lalu anda melihat orang lain mengendarai sepeda motor lalu anda pun membayangkan, ‘’Andaikan saya mengendarai motor, pasti perjalanan lebih nikmat dan cepat.’’
Apa yang anda rasakan, jika anda sedang mengendarai sepeda motor sambil kehujanan, lalu anda melihat orang lain menaiki mobil pribadinya dengan begitu nyaman, lalu anda pun membayangkan,’’ seandainya saya naik mobil pribadi, pasti tidak kehujanan dan perjalanan lebih nyaman, oh kapan ya Allah saya bisa mempunyai mobil pribadi ?’’
Oh betapa menderitanya hidup ini kalau kita selalu ‘’melihat ke atas.’’ Kita menjadi pribadi yang gagal menikmati sesuatu yang sudah kita milki, hanya lantaran selalu ‘’melihat ke atas,’’ melihat keatas dalam makna melihat orang lain yang mendapat fasilitas lebih dari Allah di sisi kebendaan.
Kita menjadi gagal menikmati mengendarai sepeda motor karena kita melihat orang lain yang mengendarai sepeda motor. Kita menjadi gagal menikmati mengendarai sepeda motor hanya lantaran kita melihat orang lain yang mengendarai mobil. Astagfirullahalaziim. Ternyata, ketika kita tidak besyukur dan focus kepada syahwat atau keinginan kita, maka sebenarnya kita sedang MENGHILANGKAN kenikmatan yang tengah Allah hadirkan dalam hidup kita.
Sebetulnya, bermimpi (memiliki keinginan) dan bersyukur itu adalah satu paket yang tak boleh dipisahkan. Seseorang yang memiliki banyak impian maka ia harus memiliki kesyukuran yang tinggi atas hidupnya saat ini.
Jika ia memiliki banyak impian, tapi ia tidak pandai bersyukur, maka yang terjadi adalah kegelisahan, sedangkan kegelisahan itu menghasilkan perasaan yang tidak enak (negative feeling), sedang negative feeling itu menghasilkan hasil yang kurang berhasil.
Sahabat, ketahuilah bahwa salah satu sumber utama kegelisahan adalah Banyak keinginan dan Sedikit Bersyukur. Memiliki impian itu penting, tapi mensyukuri apa yang kita milki jauh lebih nyata kenikmatannya dan bukan sekedar mimpi.
Ada seorang teman yang bertanya,’’Bagaimana mencari titik keseimbangan antara mensyukuri apa yang telah kita punyai dan mengejar dream atau mimpi-mimpi kita ?’’
Sahabat, jadikanlah bersyukur itu sebagai kinerja BAWAH SADAR (perasan) anda, lalu jadikanlah IMPIAN itu sebagai kinerja PIKIRAN BAWAH SADAR anda. Apa maksudnya ? Tak masalah anda membayangkan keinginan itu selama berkeinginan itu adalah sebagai proses syukur anda. Artinya keinginan-keinginan itu selama berkeinginan yang ada dalam diri anda tidak sampai membuat hati anda gelisah. Tapi justru keinginan-keinginan anda itu membuat anda bahagia dan semakin mendekatkan diri anda kepada Allah SWT. Tapi apakah anda sanggup melakukannya ?
Jika anda tidak sangup melakukannya, maka lakukanlah saran saya berikut. Jika ada sebuah wadah yang bernama Mangkok Syukuri (Syukri singkatan ‘’syukur-impian’’), maka istilah Manggok syukri itu dengan 88% rasa syukur dan 12 % impian. Maka insya Allah rezeki yang hadir bukan sekedar berdasarkan apa yang anda inginkan (impikan), tetapi rejeki yang hadir lebih berdasarkan apa yang anda butuhkan (Kesyukuran). Rejeki yang hadir berdasarkan apa yang anda impikan adalah rejeki yang terduga. Sedangkan rejeki yang hadir berdasarkan kualitas syukur anda kepada Allah adalah rejeki yang tak terduga. Dan biasanya, rejeki tak terduga lebih dahsyat dari pada rejeki yang sudah anda duga sebelumnya.
KUANTUM SYUKUR
Sukses itu penting, tapi bersyukur itu jauh lebih sukses. Orang biasa itu sukses dulu baru bersyukur, sedangkan orang luar biasa justru bersyukur dulu baru suksesnya bertambah sukses. Sukses di atas sukses. Jadi, tidak perlu sukses dulu baru bersyukur, tapi bersyukur maka anda pasti tambah sukses.
Mungkin ada yang bertanya, ‘’katanya kalau bersyukur itu kan ditambah nikmatnya, tapi kenapa saya yang selalu hidup bersyukur tapi dari dulu tetep gini-gini aja ?’’
Mari kita simak FirmanNya : ‘’Lains syakartum la-azii dannakum…’’ artinya : ‘’ kalau anda bersyukur pasti bertambah nikmatnya.’’ Nah, jika sudah bersyukur tapi kok ga nambah juga kenikmatannya, berarti bukan ayat Allah nya yang salah, melainkan teknik bersyukurnya yang tidak pas atau bisa jadi pemahamannya yang salah tentang pertambahan nikmat itu sendiri.
Sungguh, nikmat yang bertambah itu tidak mesti melulu ditandai dengan penambahan kenikmatan dalam bentuk fisik, tapi justru seringkali hadir dalam bentuk kenikmatan metafisik. Dimana kenikmatan metafisik inilah yang kelak akan ‘’menarik’’ kenikmatan-kenikmatan lainnya, yang bisa jadi dalam bentuk fisik.
Artinya, penambahan kenikmatan sebab dari bersyukur itu tidak harus dalam bentuk fisik, tapi bisa saja berupa kenikmatan metafisik yang sebelumnya tak pernah dirasakan, dan kenikmatannya bisa jauh lebih indah….
Bukankah bisa berbahaya jika pemahamannya harus dalam bentuk fisik ? Contoh ; kalau saya bersyukur mendapat uang seribu maka Allah akan memberikan puluhan ribu atau ratusan ribu. Ah, contoh ini mungkin terasa biasa. Coba sekarang contoh dalam bentuk yang lain, missal tentang suami yang bersyukur telah menikahi wanita yang dicintainya, maka saya yakin pasti banyak istri yang melarang suaminya untuk bersyukur karena telah menikahinya. Ya iya lah…., sebab kalu suaminya bersyukur telah menikahinya, maka Allah akan menambah kenikmatannya dengan bertambahnya jumlah istri…. Bersyukurlah dengan satu istri, maka akan ditambah….waw, bisa berabe kalau pemahamannya seperti itu…..
Sehingga, sekali lagi, kami yakinkan bahwa penambahan kenikmatan ketika bersyukur itu tidak harus dalam bentuk fisik (jasad), tapi justru seringkali dengan penambahan kenikmatan metafisik (rasa). Dan penambahan kenikmatan itu sifatnya tunai, langsung diberikan… berdasarkan konteks ‘’la azii dannakum’’ yang bisa diartikan ‘’langsung kami tambahkan nikmatnya untukmu’’
Artinya, jika bersyukur SEKARANG maka pertambahan nikmatnya juga SEKARANG. Maka, orang yang mengaku sudah bersyukur tapi tidak merasakan pertambahan nikmat itu… maka belumlah bersyukur padaNya…
Selasa, 07 Februari 2012
JANGAN GANTUNGKAN CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT
Dulu kita diajari untuk menggantungkan cita-cita kita setinggi langit.
Padahal kita pun belajar bahwa kalau kita menyerahkan sesuatu kepada zat
yang tidak jelas maka hidup kita pun pasti tidak akan jelas juntrungannya.
Apakah Anda paham dimanakah ujung dari langit ini ?
Kalau sahabat tidak paham, lalu dimanakah sahabat menggantungkan cita-cita
anda. Apakah anda yakin bahwa cita-cita itu sudah benar-benar tergantung
di langit. Langit yang ke berapakah ? Nah, anda pasti tak mampu
menjawabnya, begitu pun dengan saya, sebab langit dan ujungnya langit
hanya Allah yang paham.
Itu sebabnya jangan suka kasih sembarangan nasehat kepada putra-putri kita, tapi nasehatiah
mereka dengan kalimat yang lebih positif dan jelas, missal : ‘’ Gantungkanlah cita-citamu
kepada Allah, dan jalani hidupmu dengan bahagia karena Allah.’’ Ketahuilah bahwa cita-cita
Itu sebabnya jangan suka kasih sembarangan nasehat kepada putra-putri kita, tapi nasehatiah
mereka dengan kalimat yang lebih positif dan jelas, missal : ‘’ Gantungkanlah cita-citamu
kepada Allah, dan jalani hidupmu dengan bahagia karena Allah.’’ Ketahuilah bahwa cita-cita
hanya akan memperbesar potensi untuk menjadi bangga dan sombong ketika
kita tidak memahami dan meyakini bahwa Allah sajalah yang telah menganugrerahkan
pencapaian itu kepada kita.
pencapaian itu kepada kita.
Cita-cita atau impian itu sangat berpotensi menjadikan hidup anda gelisah,
semakin besar impian anda maka semakin besarlah kegelisahan anda, padahal
tujuan hidup kita adalah menjadi jiwa yang tenang, bebas dari kegelisaan.
Itu sebabnya, lebih indah jka anda hanya menggantungkan impian anda kepada Allah, dan
bergeraklah menuju impian anda tersebut hanya lantaran Allah Swt meridhoinya.
bergeraklah menuju impian anda tersebut hanya lantaran Allah Swt meridhoinya.
Hilangkan perasaan deg-degan dan gelisa ketika anda sedang mengejar impian anda. Tetap
fokuslah kepada Allah yang mampu menenengkan jiwa. Biarkanlah impian itu berada di depan
hanya untuk memperjelas gerakan fisik anda. Impian itu ibarat kiblat pergerakan kita. Ya,
impian itu ibarat Ka’bah, tapi sebenarnya anda tidak sedang menyembah ka’bah, melainkan
anda hanya menyembah Allah saja.
Anda perlu memiliki kiblat tapi anda tidak perlu menyatu dengan kiblat anda, anda pun tidak
perlu menyentuhnya, mengingat-ingatnya, memvisualisasikannya, dan anda pun tidak perlu
menyembahnya. Kiblat dihadirkan sebagai ujian dari Allah agar kita bisa meperjelas arah
gerakan kita secara fisik, tetapi hati ini tetap berfokus kepada Allah Swt.
Kalau perlu, hancurkan impianmu itu… !?
Jika impian anda tersebut ternyata hanya sebagai kiblat yang palsu, maka
hancurkanlah ! Kapan impian menjadi palsu, yaitu salah satu cirinya adalah
ketika impian anda hanya berisi ego-ego yang anda sembunykan dan tutupi
melalui mimpi-mimpi yang dibingkai dengan kata-kata motivasi yang aduhai.
Ciri-ciri impian anda menjadi palsu adalah ketika anda menjadi ‘’lapar’’
tatkala anda teringat impian anda tersebut. Hati anda ingin segera
merealisasikan impian anda tersebut. Anda begitu fokusnya kepada impian
anda tersebut. Alih-alih dzikrullah, malah yang terjadi adalah dzikrul-impian.
Dzikrul-impian hanyalah menggelisahkan anda, membuat hidup anda tidak
tenang, membuat orang banyak tersakiti karena ambisi anda yang menggebu-
gebu. Bahkan anda pun sampai tega-teganya membuat cap kepada orang-orang
yang menyayangi anda dengan istilah ‘’para pencuri impian.’’ Na’udzubillahi mindzalik.
Sudahlah, lupakan Impian anda dari hati anda, biarkan sang impian itu
hanya berada di wilayah pikiran sadar anda saja. Jangan ajak ia bermain di
wilayah hati anda, di wilayah emosi anda, di wilayah bawah sadar anda,
apalagi jika impian anda sampai masuk ke wilayah ritual ibadah anda kepada
Allah swt. Sebegitu cintakah anda kepada impian anda ?
‘’Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Alah ; meraka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamt), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscahymerekmenyesal).
(Q.S. 2: 165).
Okelah sahabatku, bagaimana kondisi hati anda hari ini ? Beruntunglah bagi
anda yang tidak memiliki ipian banyak keinginan dan impian yang tak perlu.
Jika pun anda harus bermimpi, maka pastikan impian itu adalah hal yang
anda butuhkan, bukan sekedar hal yang anda inginkan. Ibnu Athoillah pernah
mengatakan ‘’Hancurkanlah keinginanmu, maka Allah akan mencukupkan
kebutuhanmu.’’
Senin, 06 Februari 2012
SEMANGAT DAN MOTIFASI PALSU
Dalam Al-Quran surat Al-Qoshosh ayat ke 77, kita diperintahkan untuk mengejar akhirat tapi
jangan lupakandunia. Ya, focus kepada akhirat tapi jangan lupakan dunia. Dengan kata lain
dunia ini hadir hanya sebagai pelengkap jiwa akhirat kita.
Itu sebabnya setelah anda mengikuti sebuah training motivasi, dan lalu anda menjadi lapar
untuk segera suksesyang diakibatkan efek dari training motivasi itu, maka itulah motivasi yang
palsu. Anda boleh memanjakan kata palsu itu sebagai paling suram. Tidak sedikit hari ini para
motivator menjual semangat dan motivasi palsu kepada audiensnya. Tidak sedikit juga para
lembaga training multi level marketing menerapkan motivasi palsu ini kepada para
membernya, agar para memberya mau bergerak dengan sangat semangat.
Sebuah motivasi yang ujungnya adalah uang maka hampir dapat dipastikan bahwa itu adalah
motivasi palsu. Apalagi uang yang dimaksud adalah uang kertas. Dimana yang namanya uang
kertas itu pada hakikatnya hanyalah kertas. Dan kita disuruh untuk mengejar kertas.
Kertas kok dikejar sebegitu hebohnya…???
Kertas kok dikejar sebegitu hebohnya…???
Itu sebabnya, telah jauh-jauh hari Al-Quran menyuruh kita hanya untuk focus kepada akhirat,
tapi jangan lupakan dunia. Bukannya sebaiknya, gara-gara mengejar uang yang palsu maka
tidak sedikit orang yang melupakan akhirat.
tapi jangan lupakan dunia. Bukannya sebaiknya, gara-gara mengejar uang yang palsu maka
tidak sedikit orang yang melupakan akhirat.
Saudaraku, apakah anda sungguh lapar dengan kesuksesan ? Apakah anda sungguh lapar
dengan uang ? Apakah anda sungguh lapar dengan cinta ? Apakah anda sungguh lapar
dengan penghormatan ? Apakah anda sungguh lapar dengan harga diri dan citra ? Apakah
anda sungguh lapar dengan pujian-pujian ? Apakah anda sungguh lapar dengan
perhatian…(Pamer, tebar pesona, vokal, exsist, narcis, dll.... yg berlebihan) ?
Apakah anda sungguh lapar dengan mobil & rumah impian ?
( Materi Maindet.com >>> MANUSIAWI, alasan yang sangat kelasik sekali ).
Dan, kalau anda sungguh lapar dengan itu semua berarti anda telah sukses ditipu
oleh motivator Ulung yang ada di dunia ini, yatu Iblis…
perhatian…(Pamer, tebar pesona, vokal, exsist, narcis, dll.... yg berlebihan) ?
Apakah anda sungguh lapar dengan mobil & rumah impian ?
( Materi Maindet.com >>> MANUSIAWI, alasan yang sangat kelasik sekali ).
Dan, kalau anda sungguh lapar dengan itu semua berarti anda telah sukses ditipu
oleh motivator Ulung yang ada di dunia ini, yatu Iblis…
Mulailah hari ini, berdamai dengan diri anda, dan teruslah lakukan dzikirullah. Berpuasalah !
Bertahanlah ! Lepaskanlah beban dan emosi yang ada ! Lepaskanlah rasa lapar dengan
cara terus focus mengingat-Nya ! Katakanlah : ‘’Ya Allah aku terima rasa lapar ini, aku
menyesal karena aku terjebak telah dibuatnya lapar, aku maafkan kondisi ini, maafkanlah
aku, ampunilah aku, bersihkanlah aku, lapangkanlah hatiku, aku serahkan kepada Mu, aku
sungguh mempercayai-Mu, aku sungguh mencintai-Mu, terimakasih ya Allah.
aku, ampunilah aku, bersihkanlah aku, lapangkanlah hatiku, aku serahkan kepada Mu, aku
sungguh mempercayai-Mu, aku sungguh mencintai-Mu, terimakasih ya Allah.
’’ Allahu Akbar !
Minggu, 05 Februari 2012
Allah yang Menjamin Kebutuhanmu, maka perlayaklah dirimu
Sahabat semesta, kalau Anda sungguh yakin bahwa Allah pasti memenui kebutuhan Anda, maka Anda tidak perlu begitu sibuknya mencari nafkah kesana dan kemari sehingga Anda hidup dipenuhi kegelisahan dan sehingga Anda pun melupakan tugas utama Anda sebagai hamba Allah. Tugas kehambaan secara umum dilambangkan dengan perilaku ditegakannya sholat berjamaah yang khusyu.
Itu sebabnya jika hari ini dikarenakan berbagai ikhtiar Anda lalu Anda sulit khusyu dalam sholat dan sulit mencari waktu untuk sholat berjama’ah, maka sesungguhnya Anda sudah keluar dari jalur kehambaan Anda. Hamba yang gelisah akan akhiratnya. Bukankah Anda yakin bahwa Allah akan memenui kebutuhan hidup Anda ?
Tak perlu gelisahkan rizki yang sudah Allah jamin atasmu. Tapi gelisahlah keadaanmu di akhirat kelak yang belum dijaminkanNya atasmu. Orang cerdas menggelisahkan yang belum dijaminkanNya, sedangkan orang tidak cerdas justru menggelisahkan apa pun yang sudah dijaminkanNya. Bergeraklah dengan tenang, bukan berdiam dalam kegelisahan. Apakah Anda yakin atas kuasaNya segala kebutuhan dunia Anda akan terpenuhi ?
Jika Anda sudah yakin, lalu apakah yang Anda khawatirkan ?
Apakah yang Anda risaukan ?
Apakah yang Anda gelisahkan ?
Sesunggunya jika hari ini Anda masih mudah khawatir, risau dan gelisah maka sebenarnya Anda masih belum yakin bahwa Allah akan menjamin kebutuhan Anda, atau Anda memang tidak ingin dijaminkan kebutuhan Anda oleh Allah, tetapi Anda ingin dijamin terpenuhinya keinginan Anda oleh Allah SWT.
Dengan demikian berbeda antara keinginan dan kebutuhan. Allah mejaminkan kebutuhan Anda, tapi Allah tidak menjaminkan keinginan Anda. Itu sebabnya jangan butuhkan semua keinginan Anda tapi inginkanlah semua kebutuhan Anda. Salah satu sumber kegelisahan adalah ketika keinginan Anda jauh lebih besar dari pada kebutuhan Anda.
Suber kegelisahan berikutnya adalah ketika Anda tidak menginginkan kebutuhan Anda, dengan kata lain Anda memiliki keinginan yang berbda jauh dengan kebutuhan Anda. Nah, jika ini terjadi maka ada dua hal yang bisa Anda lakukan, pertama musnahkanlah keinginan Anda dan teruslah bertaqwa kepada Allah yang Maha Mencukupi kebutuhan Anda, dan yang kedua adalah perlayaklah diri Anda sehingga Anda layak mendapatkan apa yang Anda inginkan karena Allah sudah menganggap bahwa Anda membutuhkan keinginan Anda tersebut. Yup, Anda sudah dianggap LAYAK oleh-Nya.
Contohnya adalah, Anda berangkat ke kantor mengendarai busway, dan Anda sudah gerah dengan kondisi busway yang berdesak-desakan antara pria dan wanita. Di sisi lain Anda berdo’a kepada Allah agar Anda diberikan mobil. Jika Anda gelisah karena di busway harus bersentuhan antara pria dan wanita, maka jika Anda ingin layak diamanahi sebuah mobil oleh Allah maka Anda harus buktikan dulu bahwa Anda tidak nyaman berada di busway, bukan malah justru menikmati kondisi “persentuhan” yang tengah dan rutin terjadi.
Dengan cara memperlayak diri anda agar anda bisa hijrah dari busway ke kendaraan pribadi atau ke tempat yang lebih layk lainnya adalah dengan cara memperlayak diri anda untuk dihadiahi kendaraan pribadi tersebut oleh Allah, atau hijrah ke tempat yang anda inginkan. Dan caranya insya Allah akan kita bahas secara bertahap tulisan berikutnya, yaitu Metode Terapi Cahaya Hati. Tapi jangan terjebak pada SEMBUHNYA dan lupa pada HAKIKAT MASALAHnya, ingatlah bahwa hidup ini hanyalah ‘’PERMAINAN.’’
‘’Ketahuilah bahwa sesunguhnya kehidupan DUNIA itu hanyalah perMAINan dan suatu yang meLALAikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA ini tidak lain hanyalah ke SENANGan yang MENIPU ? ‘’ ( QS Al-Hadiid : 20)
Tapi, walaupun hidup ini hanya permainan, anda tidaklah boleh bermain-main dalam hidup yang SEBENTAR ini. Sekali lagi, merasa beruntung atas apa pun yang terjadi pada diri anda khususnya pada hal yang anda tidak menghendakinya, karena sesunguhnya semua itu adalah desain dan keseimbangan yang disuguhkan oleh Allah di dalam kehidupan anda.
‘’Allah bertanya,’Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi ?’ Mereka menjawab,’’kami tinggal (dibumi) SEHARI atau ½ HARI, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’Allah berfirman,’’kamu tidak tinggal (dibumi) melainkan SEBENTAR saja, kalau kamu mengetahui dengan sesungguhnya.’ Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menCIPTAkan kamu secara MAIN-MAIN (saja), dan bahwa kamu tidak akan diKEMBALIKkan kepada kami ?’’ (QS Al-Mu’minuun : 112 -115)
Sabtu, 04 Februari 2012
Kamis, 02 Februari 2012
Antara Harapan, Keinginan, kebutuhan dan RAHMAT
Secara sederhana HARAPAN itu dapat dibagi menjadi dua; Pertama ia mewujud dalam bentuk keinginan, Yup hanya sekedar keinginan belaka, dan Kedua ia mewujud dalam bentuk kebutuhan, yakni sebuah keinginan yang berkolerasi kuat dengan takdir penciptaan dirinya. Kita disuruhnya membangun Harapan yang bernuansa kebutuhan, tetapi justru kita dilarang-Nya membangun Harapan yang sekedar bernuansa keinginan, pemenuhan hawa nafsu belaka.
Untuk harapan yang sejati, kita dilarang keras untuk putus harapan dariNya. Kita diperintahkanNya untuk selalu berharap kepada rahmat Allah SWT, sesulit apapun kondisi yang tengah kita alami. Mari kita simak Dua Firman Allah berikut, tentang harapan.
‘’…Sesungguhnya tiada berputus harapan dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (ingkar-tertutup)’’ (Q.S. 12:87)
‘’ Sesunguhnya orang yang beriman, orang-orang yang berhaji dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. 2:218).’’
Allah melarang kita untuk putus harapan dari RAHMAT-NYA. Dan RAHMAT-NYA adalah karunia yang sangat tinggi darinya untuk hamba-hamba-Nya yang sholeh. Ketahuilah bahwa Anda masuk kesurga Allah bukanlah karena Amal-amal Anda, tapi karena adanya Rahmat Allah. Artinya, amal-amal Anda hanya mampu mengundang hadirnya rahmat Allah, tapi tak mampu membeli surge Allah.
Sedangkan RAHMAT Allah itu sebagian besar diberikan di akhirat, hanya sebagian kecil saja yang dibagikan didunia. Namun demikian, rahmat Allah yang sebagian kecil itu pun sudah terasa sangat besar bagi kemakmuran alam semesta.
Rasulullah saw bersabda, ‘’Sesungguhnya Allah SWT memiliki 100 rahmat, kemudian ia turunkan ke dunia ini hanya SATU rahmat; untuk seluruh Jin, Manusia, Hewan, termasuk serangga di dalamnya. Dengan rahmat yang SATU itulah mereka sling menyayangi anaknya. Allah SWT menunda 99 rahmatNya yang lain yang akan dikaruniakannya di hari akhir (kiamat).’’ (HR. Bukhori dan Muslim)
Sesungguhnya kita secara tidak langsung diperintahkan olehNya agar menggunakan rahmatNya yang ada di dunia sebagai tangga menuju rahmatNya yang ada di akhirat. Janganlah kita hanya berhenti pada rahmatNya yang ada di dunia, sebab rahmatNya yang terbesar itu ada di akhirat. Dan salah satu Rahmat di akhirat itu bernama Surga.
‘’Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga) Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’’ (Q.s. 9:99)
Namun ada sebagian orang ada yang terjebak pola pikirnya, mereka merasa bahwa disebabkan amal-amal merekalah maka mereka layak mendapatkan surge Allah. Padahal amal-amal mereka tak kan sanggup ‘’membeli’’ surge Allah, namun amal-amal mereka Insya Allah bisa menjadi washilah untuk mengundang hadirnya rahmat Allah SWT.
‘’Seseorang masuk syurga bukan karena amalnya tetapi karena Rahmat Allah Ta’ala.. Karena itu bertindaklah yang lurus.’’ (HR. Muslim). Di hadis lain ‘’Amal seseorang tidk dapat menyelamatkannya. Seorang sahabat lantas bertanya tentang sabda tersebut, ‘’Termasuk engkau juga, ya Rasulullah?’’ Rasulullah lalu mejawab, ‘’ Ya aku juga, kecuali dikarunia Allah dengan rahmatNya. Walaupun demikian kamu harus berbuat yang benar (baik).’’ (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan salah satu cara tercepat untuk mengundang cinta dan rahmat dari Allah SWT adalah dengan mengurangi berbagai HARAPAN yang sifatnya duniawi (zuhud), tapi memperbesar segala HARAPAN yang bernuansa akhirat. Harapan keduniawian ini disebut sebagai KEINGINAN, sedangkan Harapan yang bersifat dan berorientasi ukhrowi disebut sebagai KEBUTUHAN/KEPERLUAN.
‘’Dan Dia memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM sangat mengINGKARI (ni’mat Allah).’’ (QS Ibrahim : 34)
Dari Abdul-Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi rodhiallohu’anhu dia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi sholallahu’alaihi wa salam dan berkata, ‘’Wahai Rasulullah, tunjukan aku suatu amal, jika aku lakukan aku akan dicintai Allah dan dicintai oleh manusia. ‘’Rasulullah sholallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘’Zuhudlah terhadap dunia, niscahya dicintai Allah dan zuhud lah terhadap apa yang dimiliki orang lain, niscahya mereka akan mencintaimu’’ (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan imam yang lainnya dengan sanad yang shahih).
Katakanlah : ‘’Siapakah yang member RIZKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang mengATUR segala urusan ? ‘’ Maka mereka akan menjawab : ‘’Allah’’. Maka katakanlah: ‘’ MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya) ? ‘’ (QS Yunus :31)
Sahabat, kita harus berhati-hati dengan ego atau keinginan kita. Ego adalah hawa nafsu yang seringkali menjerumuskan kita ke dalam jurang-jurang dosa, sehingga kita semakin jauh dari rahmatNya. Jika Anda orang yang cerdas, maka Anda bisa menaklukan hawa nafsu itu, yakni menaklukan berbagai KEINGINAN yang sekedar bersifat kesenangan duniawi, berbagai keinginan yang tidak terikat dengan kebutuhan Anda.
‘’Orang yang cerdas ialah orang yang dapat menaklukan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan (berkeinginan) muluk terhadap Allah. (HR.Abu Dawud)’’
Ya, Jika kita jujur kepada diri kita sendiri, maka berbagai KEINGINAN kita itu cenderung merusak semesta. Baik itu semesta diri ataupun semesta di alam sekitar. Misalkan Anda ingin memiliki mobil, padahal Anda TIDAK BUTUH mobil, artinya masih bisa dan layak dijalani dengan MOTOR, SEPEDA atau mungkin berjalan kaki. Maka, ketika Anda berkeinginan kuat memiliki mobil, padahal Anda tidak membutuhkannya, kecuali untuk sekedar pemenuhan ego, maka sesungguhnya Anda telah nyata-nyata berkontribusi menghancurkan alam semesta ini. Sebab secara real pun, harus diakui, bahwa mobil lebih menebar polusi ke semesta jika dibandingkan dengan motor, sepeda, apalagi berjalan kaki. Artinya, jika kita tengah menjauh dari rahmat Allah SWT.
‘’Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima karena kita banyak dosa). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.’’ (QS. 7 :56)
Begitulah karakter Ego Hawa Nafsu yang secara umum mengajak kepada kejahatan dan kerusakan. Itu sebabnya, jika Anda memiliki keinginan maka lihatlah apakah yang mempondasikan keinginan Anda tersebut, hawa nafsu kah atau rahmatNya ? Jika landasan pondasinya adalah rahmatNya, itulah yang kami maksud dengan kebutuhan.
‘’Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’’ (QS. 12 : 53)
Ya, mulai hari ini : ‘’Jangan butuhkan keinginanmu, tapi inginkanlah kebutuhanmu. Sebab kebutuhan itu adalah keinginanmu yang hakiki.’’
‘’Keinginan’’ yang terpenuhi seringkali justru menghadirkan banyak masalah baru, sedangkan ‘’kebutuan’’ yang terpenuhi akan menyelesaikan banyak permasalahan. Boleh jadi jika 30% saja terpenuhi dari semua keinginamu maka bersiap-siaplah mendapatkan masalah 3 kali lipat lebih berat dari biasanya.
‘’Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu (QS. 2 :216).’’
Maka musnahkanlah keinginanmu yang tak kau butuhkan itu dan tawakalkan saja kebutuhanmu pada Allah yang mencukupi kebutuhan hamba-hamba- Nya.
Kalau engkau yakin bahwa kebutuhanmu pasti dicukupiNya, lalu untuk apa lagi kau berkeinginan ? kecuali engkau masih memiliki keinginan yang sesungguhnya tak kau butuhkan. So…, hancurkanlah keinginanmu yang tak kau butuhkan itu sebelum keinginanmu yang menghancurkan semua kebutuhanmu !
Keinginan yang tak dilandasi kebutuhan yang hakiki maka akan mengadirkan kegelisahan. Sedangkan kebutuhan yang tidak diinginkan pun berpotensi menghadirkan kegelisahan. Nah, belajarlah menginginkan apa yang sesungguhnya Anda butuhkan, dan lakukanlah karena Tuhan untuk semesta raya. Insya Allah ketenangan dan kebahagiaan menjadi milik Anda.
Kalau engkau sungguh yakin bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan rizki bagianmu, maka tugasmu adalah tawakal yang dilengkapi oleh ikhtiar yang baik dan menenangkan, bukan malah membangun banyak keinginan dan angan-angan yang menggelisahkan.
Jangan ikhtiar dulu baru bertawakal, tapi bertawakallah lalu iringilah dengan ikhtiar yang tidak merusak kualitas tawakal Anda. Ya, janganlah mebiasakan diri bertawakal setelah Anda mentok dengan ikhtiar Anda, jika demikian maka bisa jadi Anda akan terus dibuat mentok oleh-Nya agar Anda tetap bertawakal kepada-Nya, Atur strategi, bukan atur Tuhan !
Sebagai dari ikhtiar Anda maka Anda diperkenankanNya untuk mengatur stategi pencapaian impian Anda. Tapi perlu selalu diingat bahwa hal ini hanyalah karena Dia (Allah SWT) memperkenankannya. Aturlah strategi pencapain Anda, tapi janganlah Anda terikat oleh strategi Anda. Artinya jiwa Anda harus tetap terbuka terhadap inspirasi Ilahi yang bisa datang kapan saja, dan itu bisa saja bertolak belakang dengan strategi Anda. Dan Anda boleh memilih, mengikuti inspirasi atau bertahan bersama strategi yang tak pasti.
Jika Anda telah diberi-Nya petunjuk untuk mengubah strategi yang ada tetapi Anda tetap bersikeras pada strategi Anda, maka berarti Anda telah mencoba untuk mengatur Tuhan, padahal Anda tidak mungkin dapat mengatur Tuhan. Tuhanlah yang mengatur Anda.
Namun yang kadang menjadi kendala adalah Anda belum dapat memahimi apakah inspirasi yang hadir itu dari Tuhan ataukah dari ego Anda yang terpendam. Ya, sepertinya tidak ada seorang pun yang bisa memahaminya dengan pasti. Itu sebabnya Anda harus terus menjaga jiwa Anda agar tetap connect dengan Allah SWT, sehingga setiap inspirasi yang hadir sangat berpeluang berkedudukan sebagai petunjuk dari Allah SWT.
Connect-kan diri Anda selalu dengan Allah dengan terus istiqomah membersihkan diri dan terus istiqomah berdzikir kepada-Nya. Janganlah terpaku dan berdzikir pada strategi Anda ! Strategi itu hanya perpanjangan dari impian, dan jika impian saja tidak boleh dijadikan tempat keterikatan hati, apalagi strateginya. So aturlah strategi, dan bukan mengatur Tuhan.
(Berpikir dengan Hati)
Langganan:
Postingan (Atom)