Rabu, 28 Maret 2012

HUTANG.... Tidaklah Ringan ?

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat

Siapa di antara kita yang tidak pernah berhutang? Mungkin saja ada, karena Allah Subhanahu Wa Ta’la memberikan rejeki yang lebih kepada mereka. Tetapi kebanyakan dari kita pernah berhutang.Namun, yang menjadi permasalahan adalah bukan apakah kita pernah berhutang atau tidak. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sendiri pun pernah berhutang. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita menyikapi hutang. Ada di antara kaum muslimin yang benar-benar amanah terhadap hutang-hutangnya tetapi tidak sedikit pula yang meremehkannya, seolah-olah ini adalah masalah yang tidak perlu diperhatikan.

Allah Subhanahu Wa Ta’la, berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menulisnya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya…” (Al-Baqarah : 282)


Ayat di atas menyebutkan bahwa ketika seseorang memberikan hutang, hendaklah ia menulis/mencatat apa yang diberikannya. Pun, hendaklah ia mencatat transaksi tersebut sedetil mungkin (harga, barang, dan tanggalnya). Untuk mempermudah pembayarannya kelak. Dan jika keadaan memungkinkan datangkanlah saksi, yakni 2 orang pria atau 1 orang pria dan 2 orang wanita. Berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’la :

“…Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya…” (Al-Baqarah : 202).


Namun, mendatangkan saksi di sini bukanlah sebuah kewajiban, berdasarkan hadits panjang riwayat Imam Al-Bukhari. Hutang memang diperbolehkan di dalam Islam. Namun, bukan berarti kita dapat berhutang dengan mudah di sana-sini. Karena hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar, jika tidak dibayar di dunia maka akan dibayar di akhirat. Sayangnya, banyak di antara kaum muslimin yang menomorduakan hutang-hutangnya dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhannya yang mungkin tidak lebih penting daripada keselamatannya di akhirat.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Perhatian Terhadap Hutang

Dalam sebuah kisah disebutkan :

“Dari Salama bin Al-Akwa dia berkata : “Seseorang yang telah meninggal dibawa kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam agar beliau mengimami sholat jenazah. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya : ‘Apakah dia meninggalkan hutang?’, ketika orang-orang menjawab tidak, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menshalatinya. Seorang yang telah meninggal lainnya dibawa ke hadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam agar beliau mengimami sholat jenazahnya. Beliau bertanya : ‘Apakah ia meninggalkan hutang?’, orang-orang menjawab, ‘ya’, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menolak menjadi imam dan bersabda, ‘pimpinlah sholat jenazah saudaramu’. Abu Qatada berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku yang akan menanggung hutangnya’. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun menjadi imam dalam sholat jenazah tersebut.” (Riwayat Al-Bukhari).

Lihatlah betapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menganggap urusan hutang bukanlah perkara yang sepele. Bahkan beliau menolak untuk menjadi imam dalam menshalati jenazah orang yang masih memiliki hutang, sampai hutang tersebut dilunasi. Ini menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak menganggap hutang adalah perkara yang kecil.

Jika Anda masih kurang yakin akan berbahayanya hutang ini, cobalah pikirkan baik-baik hadits di bawah ini :

“Dari ‘Aisyah Radyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdo’a kepada Allah di dalam shalatnya, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dan adzab kubur, dan aku berlindung dari fitnah Al-Masih ad Dajjal, dari fitnah hidup dan fitnah mati, dan dari hutang.’ Seseorang bertanya kepada beliau ‘kenapa engkau berlindung kepada Allah dari hutang ?’ Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab ‘Seseorang yang berhutang berdusta ketika dia berbicara, dan mengingkari janji.” (Riwayat Al-Bukhari)


Lihatlah wahai saudaraku, betapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdo’a agar terlindung dari hutang di dalam shalatnya. Pernahkah kita seperti ini? Sayangnya kebanyakan dari kaum muslimin tidak mengetahuinya. Jangankan berlindung dari hutang, kebanyakan kaum muslimin malah menganggap sepele masalah hutang ini.

‘Hutang Dulu Ya, Minggu Depan Saya Bayar’, kurang lebih begitulah bunyi akad yang digunakan oleh kaum muslimin dalam berhutang. Sekilas memang tidak ada yang salah dengan akad ini.Tetapi jika kita perhatikan baik-baik , kita akan sadar bahwa disini tersimpan sesuatu yang salah. Kenapa kita begitu yakin bahwa minggu depan kita bisa membayar hutang kita?Yakinkah kita minggu depan badan kita masih bernyawa? Tentu kita yakin semua kaum muslimin akan menjawab tidak yakin. Tetapi sudah sesuaikah hati, lisan dan perbuatan kita? Mungkin ada di antara kita yang berpikir, ‘Ah Si Fulan kan orangnya baik, kalau saya meninggal, saya yakin dia akan mengikhlaskan hutang saya.’

Wahai saudaraku, kenapa kita bisa begitu yakin atas sesuatu yang tidak kita ketahui. Sudahkah kita bertanya kepadanya? Sudahkah kita bertanya kepada setiap orang yang memberi kita hutang tentang hal yang sama?


Demi Dzat yang jiwa kita semua berada di tangan-Nya. Setiap orang di Padang Mahsyar akan menyelesaikan semua urusan yang belum selesai. Termasuk hutang ini. Karena di sana tidak ada yang mau berkorban demi saudaranya. Karena di hari itu bukan hanya sekedar urusan hidup dan mati, tetapi urusan surga dan neraka. Tidak ada lagi pertalian keluarga, semua orang sibuk dengan dirinya masing-masing. Apalah artinya kita yang bukan siapa-siapa dibandingkan dengan keluarga mereka?

“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (Abasa : 33-37)


Bayangkanlah wahai saudaraku, pada hari itu, orang-orang bahkan tidak peduli dengan keluarga dan sanak familinya. Bayangkanlah di hari itu ketika seorang istri menuntut kepada suaminya sehingga kebaikan suaminya diambil olehnya dan dia menjadi senang karenanya, tidak peduli walaupun suaminya celaka. Pernahkah ini kita bayangkan? Wal ‘Iyadzubillah.


Segera! Tunaikan Hutang

Tetapi, jangan karena kita disibukkan oleh hutang kepada sesama, hutang kepada Rabbul ‘Alamin yang jauh lebih penting kita kesampingkan. Bahkan hutang kepada Allah Subhanahu Wa Ta’la lebih pantas untuk kita tunaikan, berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari :

“Dari Ibnu Abbas Radyallahu ‘Anhu : ‘Seorang wanita dari suku Juhaina datang kepada Nabi dan berkata , “Ibuku pernah bersumpah untuk melakukan haji, bolehkah aku berhaji untuk menggantikannya?”, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda “Tunaikanlah untuknya, jika ibumu memiliki hutang, apakah kamu akan membayarnya? Maka hutang kepada Allah lebih berhak untuk ditunaikan.”

Hutang, baik itu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’la ataupun kepada sesama makhluk adalah sesuatu yang wajib ditunaikan. Jika engkau merasa berat untuk memenuhinya, maka tidak usah berhutang. Itu jauh lebih selamat. Karena perkara hutang bukanlah perkara yang sepele. Seseorang bisa yang semula masuk surga, karena dia memiliki hutang yang belum ditunaikan dia dilempar ke dalam neraka. Dan juga, tidaklah pantas bagi seorang muslim untuk menunda-nunda pembayaran hutangnya, hanya karena dia belum jatuh tempo sedangkan dia mampu.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Penundaan pembayaran hutang oleh orang-orang yang mampu adalah suatu kezhaliman. Dan jika salah seorang diantara kalian diikutkan kepada orang yang mampu, maka hendaklah dia mengikutinya.” (Riwayat Al-Bukhari)

Karenanya, selagi badan masih bernyawa, selagi kita mampu, mengapa tidak kita selesaikan urusan yang belum diselesaikan di dunia, sebelum semuanya diselesaikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’la di akhirat kelak. Yang jelas, jauhi hutang sebisa mungkin. Karena hal itu menyangkut perkara yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada hidup dan mati, ini menyangkut perkara surga dan neraka.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’la melindungi kita semua dari hutang ini. Dan mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’la senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, keluarga dan para sahabatnya.


Referensi:(Wasis Abdu Al-Muhaimin Ibn Was Ibn Abdul Qadir, dengan penyesuaian seperlunya dari redaksi)

Maraji’ :Al-Qur’an Al-Karim,Shahih Bukhari,Fatwa Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts,Al-Ilmiyah Wal Ifta

✿Agenda Muslimah✿
Ethy & Dinda Fyi

Senin, 26 Maret 2012

Rahasia Seks dan Cinta yang agak terlupakan (part-1)

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat



Mohon maaf artikel ini bukan artikel porno, kecuali bagi yang berpikir porno. Dan bagi yang sudah terlanjur berpikir porno, segeralah beristighfar, karena artikel ini bukan artikel porno, tapi ini adalah artikel spiritual yang berbau porno, bukan artikel porno yang berbau spiritual, karena memang spiritual itu nyaris meliputi semuanya, baik yang porno atau yang tidak porno.



Sahabatku yang spiritualis, SERINGKALI Tuhan menyimpan rahasia kehidupan di tempat yang terbuka, bahkan saking terbukanya maka kita anggap hal itu bukanlah rahasia sehingga kita enggan memahami hakikatnya, misal pada kasus seks dan cinta. Saking asiknya manusia berhubungan seks, maka banyak manusia yang lupa bahwa terdapat beberapa hakikat spiritual yang luar biasa di dalam berhubungan seks ....



Jika kita bicara cinta maka tidak selalu bicara tentang seks, dan jika kita bicara tentang seks maka seks terbaik adalah seks yang halal yang dilandasi rasa saling mencintai. Nah, ada apakah hubungan antara cinta dan seks?



Saya yakin bagi Anda yang pernah dan sedang menikah maka Anda pasti pernah melakukan Hubungan seks dengan pasangan Anda, kecuali yang belum sempat.... semoga Anda disempatkan-Nya karena banyak nuansa spiritual dalam seks dan cinta ....



Menurut Anda, dimanakah letak PUNCAK KENIKMATAN berhubungan seksual, khususnya dalam sudut pandang seorang Pria ? Silakan dijawab :

1. Ketika Foreplay

2. Ketika Masuknya alat kelaminnya ke dalam alat kelamin istrinya

3. Ketika alat kelaminnya berhasil berlama-lama berada di dalam alat kelamin istrinya

4. Ketika LEPASnya spermatozoa setelah sempat bertahan beberapa saat untuk memberikan kepuasan terbaik bagi istrinya

5. Atau, Ketika LEPASnya spermatozoa tapi belum sempat MENAHAN cukup lama "stand by" berada di dalam alat kelamin istrinya ...



Saya yakin mayoritas dari Anda akan menjawab nomor 4, yaitu puncak kenikmatannya adalah "Ketika LEPASnya spermatozoa setelah sempat bertahan beberapa saat untuk memberikan kepuasan terbaik bagi istrinya."



Bahkan bagi orang-orang bujang yang "kreatif" maka seringkali melakukan proses melepaskan ini yang disebut "Onani", namun masalahnya Onani ini tidak melewati prosedur yang lumrah, tanpa perlu "masuk" dan "bertahan" di dalam alat kelamin wanita, yaitu yang penting sperma bisa LEPAS dari kandangnya.... tentu saja perilaku ini adalah hal yang kurang baik.. kok belum apa-apa sudah melepaskan.. bisa-bisa nanti kena "warisan" Ejakulasi Dini... nah bagi Anda yang sudah terlanjur kena penyakit Onani ini maka kunjungi artikel kami "Onani, antara maslah dan solusi" di : http://goo.gl/H4Jml ... semoga lekas sembuh yaa...



Baiklah, mari kita lanjutkan, ternyata : Saat "Mau Masuk" itu nikmat, Saat "Masuk" itu nikmat, Saat "bertahan di dalam" juga nikmat, dan saat "Keluar-Lepas" juga nikmat, nah, sekali lagi saya bertanya, bagi Anda yang pernah berhubungan seks, manakah yang lebih nikmat? Dimanakah puncak kenikmatan yang sungguh melegakan dan membuat Anda rileks?



Ya, sebagaimana yang juga saya rasakan bahwa puncak kenikmatan sejati dalam berhubungan seksual adalah di saat MELEPASKAN ....



SEKS bukan sekedar untuk Niat Memasuki-Mengenali ... Memulai MISI ... >> TEGANG karena SENANG

SEKS bukan sekedar untuk Memasuki-Menahan-Mengikat... Menjalankan MISI.. >> SENANG karena TEGANG

SEKS bukan sekedar untuk Keluar-Melepaskan... Menyelesaikan MISI.. >> TENANG karena sudah melewati masa TEGANG dan SENANG



Sehingga untuk mencapai maqom TENANG dalam kehidupan DUNIA ini maka kita perlu melewati prosedur yang namanya SENANG dan TEGANG .... tapi bagi Anda yang sudah terlatih dalam "Inner Peace" maka rasa TENANG akan hadir hampir di setiap saat di kehidupan Anda, walaupun Anda sedang SENANG ataupun TEGANG...



Nah, sekarang kita paham bahwa Puncak dari SEKS adalah MELEPASKAN. Lalu, dimanakah Puncak dari CINTA? Apakah di saat Saling "Memiliki-Mengikat" ataukah di saat "Saling Melepaskan"? Sebab kita paham bahwa dalam kehidupan CINTA pun melewati prosedur TEGANG, SENANG, dan TENANG .....



Wallahu a'lam

Kang Zain

Sabtu, 24 Maret 2012

GAYA HIDUP PEJABAT

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Gaya hidup sederhana adalah ciri penampilan Rasulullah SAW, seorang yang bukan hanya nabi, tetapi beliau juga seorang pemimpin tertinggi dalam negara Madinah.

Kalau mau diukur-ukur, sebenanya Rasulullah SAW bukan termasuk orang miskin dan tidak punya, sebaliknya beliau seharusnya termasuk jajaran orang paling kaya di Madinah. Sebab menurut sebuah analisa, beliau punya hak 20% dari setiap harta rampasan perang yang didapat. Sebagaimana ayat tentang khumus berikut ini:

Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Anfal: 41)

Seperlima atau 20% itu sangat banyak, apalagi diambil dari harta rampasan perang atas penaklukan. Tentunya nilainya sangat besar dan halal, karena memang telah ditetapkan langsung oleh Allah SWT.

Logikanya, kalau seandainya Rasulullah SAW mau tampil keren, baju mahal, rumah mentereng, isterinya yang banyak itu semua dipakaikan gelang emas sebesar pelek becak, bisa-bisa saja dan sah-sah saja. Wong duitnya duit dia sendiri, halal pula. Urusan orang lain pada hidup miskin, kan perlu proses.

Tapi tidak...

Beliau tidak pernah tampil keren dengan baju yang mahal. Beliau justru merasa lebih nyaman untuk tampil seadanya. Toh, tampil sederhana dan seadanya, tidak akan membuat orang menghina dan atau merendahkannya. Dan musuh-musuh beliau tidak pernah menyerang beliau dari sisi kemiskinan dan kesederhanaan. Pembangkangan kaumnya bukan karena beliau miskin dan tampil sederhana.

Sudah bukan hal yang aneh kalau beliau pernah kelaparan berbulan-bulan, sampai harus mengganjal perutnya dengan batu. Coba pikirkan, seumur-umur kita jadi rakyat miskin di Indonesia, rasanya kalau sampai harus mengganjal perut dengan batu karena lapar, rasanya kok belum pernah kan ya?

Tapi itulah Muhammad SAW, seorang kepala negara yang di tangannya ada kekuasaan tertinggi di seluruh jazirah Arabia. Tapi dapurnya pernah tidak mengepulkan asap selama tiga bulan.

Lalu ke mana hartanya yang seabrek-abrek itu, kenapa tidak dibuat untuk mensejahterakan dapurnya? Jawabnya bahwa harta itu meski menjadi haknya, tapi tidak pernah sampai ke rumahnya. Semua kembali diserahkan kepada fakir miskin. Dan isteri-isteri beliau ridha akan hal itu.

Jadi cerita nabi kelaparan cari makan ke sana kemari, sudah menjadi pemandangan sehari-hari semasa hidupnya. Bayangkan, pernah beliau pagi-pagi ke rumah Aisyah kelaparan minta makan. Namun sama dengan suaminya, Aisyah pun tidak punya makanan.

Aneh juga ya, masak seorang kepala negara dengan wilayah yang membentang begitu luas dan kekayaan yang tak terhingga, sampai bisa kelaparan di pagi hari. Minta makan kepada isterinya, ternyata juga tidak punya makanan. Akhirnya beliau SAW pun berpuasa. Subhanallah.

Gaya hidup sederhana ini, karena dilakukan langsung oleh seorang kepala negara, pastinya akan menurun kepada para pejabat di bawahnya.

Sebut saja khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah penaklum tiga imperium besar dunia: Romawi, Persia dan Mesir. Logika sederhana, wajar dong sebagai kepala negara yang menguasai wilayah yang sedemikian luas, setidaknya punya baju lebih dari satu.

Tapi hampir tidak masuk di logika kita hari ini. Seorang Umar bisa-bisanya punya pakaian hanya satu potong saja, itu pun lengkap dengan asesoris 40 tambalannya.

Lengkap sudah keagungan agama Islam, bukan hanya teori saja, tetapi memang langsung dipraktekkan oleh para pemimpinnya. Meski kemegahan dunia dan kekayaan ada di tangan, tapi sama sekali tidak dicintainya. Mereka lebih suka tampil sederhana, bahkan terlalu sederhana.

Seorang utusan dari negeri Romawi ketika menemukan sang Khalifah tertidur di bawah pohon tanpa pengawal, sontak menyebutkan ungkapan jujur dan tercatat dengan tinta emas sejarah, "Anda telah berbuat adil, maka anda hidup dengan aman, dan anda bisa tidur nyenyak."

Kalau yang hidup sederhana itu Abu Hurairah yang memang ahli suffah, mungkin kita masih bisa berpikir wajar. Tapi kalau seorang pemimpin level tertinggi, bisa sampai hidup sesederhana ini, maka kita pun harus berpikir ulang, kenapa mereka melakukan itu? Apakah Islam mengharamkan pejabat hidup dengan hasil keringat mereka? Apakah Islam mengharamkan kita menikmati kekayaan yang halal?

Jawabnya sederhana. Menikmati kekayaan hasil keringat sendiri memang halal dan sah. Namun ketika seorang diberi amanah untuk mengurus umat, meski memang ada jatah gaji baginya, namun nampaknya para pendahulu kita sejak awal sudah menjauhi fitnah bagi dirinya.

Ternyata hidup enak dengan berbagai fasilitas yang sah dari negara itu tidak banyak bermanfaat, bahkan fitnah dengan mudah masuk. Bukankah Utsman bin Al-Affan itu sudah kaya jauh sebelum beliau menjadi khalifah? Bukankah beliau menikmati kekayaan miliknya yang sudah dimilikinya jauh sebelum beliau mendapatkan jabatan? Bukankah memang beliau sudah kaya jauh sebelum dilahirkan orangtuanya?

Tetapi kita tahu dalam sejarah, ada begitu banyak tuduhan dan fitnah keji yang dilontarkan kepada sosok beliau, dan salah satunya adalah hidup bermewah-mewah. Kita tahu bahwa hal itu tidak betul, karena itu hanya kerjaan orang-orang yang memusuhi.

Tapi munculnya fitnah harta bagi khalifah Ustman memang ada dan tidak bisa dipungkiri. Dan cukup menjadi masalah juga bagi beliau. Walau pun kita sepakat bahwa khalifah Ustman tidak bersalah dalam hal ini. Namun tetap saja gaya hidup seorang yang kaya dengan fasilitas dan harta, cukup merepotkan.

Pejabat di Zaman Kita

Lalu bagaimana dengan pejabat kita? Bukankah mereka kebanyakan masih miskin sebelum menerima suatu jabatan?

Dan bagaimana bila sekarang ini mereka punya rumah mewah, tanah, kapling, apartemen, mobil bermilyar, satpam bejibun, pembantu dan deposito?

Padahal awalnya mereka hidup kere, hidup ngontrak di rumah petak sempit, tiap bulan dikejar-kejar pemilik rumah untuk bayar kontrakan. Bahkan tidak sedikit yang hidupnya masih numpang di rumah mertua.

Tapi kini dengan jabatan itu, mereka bisa hidup layak berkecukupan. Punya mobil mewah yang berjejer di garasi, yang bukan ukuran rakyat biasa. Rumah sudah di real estate, isterinya bolak balik shopping ke luar negeri. Umrah dan jalan-jalan ke mancanegara pakai uang rakyat. Dan semua itu didapat justru ketika dirinya diberi amanat untuk menjadi pejabat atau wakil rakyat.

Lalu di mana gaya hidup sederhana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta para jajaran pejabat di kalangan shahabat?

Inilah barangkali yang pada akhirnya menimbulkan rasa kurang adil dan iri hati serta hasad di hati orang yang kurang baik imannya. Dan gaya hidup sederhana jadi pilihan hidup buat Nabi SAW dan para shahabat yang jadi pejabat dan orang besar. Agar tidak ada celah sedikit pun bagi orang yang kasat hati untuk menelikung lewat fitnah harta benda.

Kalau pun mereka mau melemahkan kita, bukan lewat fitnah harta, melainkan karena memang mereka membangkang dari ajaran Islam. Sehingga tidak ada hujjah bahwa Islam dijauhi hanya karena kecerobohan kita dalam gaya hidup.

Itulah barangkali masukan buat para du'at yang kini sedang menekuni dakwah lewat jalur birokrasi. Barangkali tidak salah kalau dimulai dari gaya hidup sederhana, merakyat, bersahaja, serta tidak menunjukkan perbedaan kelas dengan orang yang paling miskin di negeri ini.

Ketika Khalifah Umar meminta kepada rakyat Himsh untuk membuat daftar fakir miskin di wilayah itu, ternyata beliau terkejut sekali. Karena di dalam daftar itu ada nama seorang yang amat dikenalnya. Nama itu adalah nama gubernur Himsh, yang belum lama ini beliau angkat. Nama sang Gubernur ikut dimasukkan ke dalam daftar orang miskin oleh petugas, karena kenyataannya beliau memang hidup miskin.

Setela diselidiki, ternyata sang Gubernur bukan sekedar miskin, tapi 'terlalu amat sangat miskin sekali'. Bayangkan, pakaian yang dimiliki hanya satu potong saja. Setiap sebulan sekali beliau libur satu hari tidak mengurusi rakyat, karena harus mencuci pakaiannya dan menunggunya sampai kering untuk langsung dipakainya kembali. Subhanallah.

Padahal negeri Himsh itu sangat kaya dengan pendapatan daerah. Ternyata Umar tidak salah ketika memilih seorang gubernur. Kalau orang seperti ini masih ada, pasti kita sudah bilang dia 'setengah malaikat'. Tapi dia bukan setengah malaikat, dia manusia biasa, namun beliau memang hasil pengkaderan dan pembinaan seorang murabbi besar, Muhammad Rasulullah SAW.

Lebih menarik lagi, ketika Umar mengirimkan uang untuknya sebagai gaji, sang Gubernur langsung berucap, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Isterinya mendengar sang Gubernur mengucapkan lafadz yang biasa diucapkan kalau mendengar ada kematian langsung penasaran, langsung bertanya, "Ada apa? Apakah Khalifah Umar meninggal dunia?"

Sang Gubernur menjawab, "Bahkan lebih dahsyat dari itu."

Rupanya sang gubernur mengucakan belasungkawa ketika menerima uang gaji yang memang haknya. Beliau malah membagikan uang gajinya itu untuk para fakir miskin di wilayahnya. Bahkan isterinya pun tidak tahu menahu uang itu. Dan sang Gubernur tetap dengan kesederhanaannya.


Gaya Hidup Pejabat yang Da'i

Mungkin gaya hidup sederhana ini ke depan malah menjadi media kampanye yang ditunggu-tunggu rakyat. Sebab rakyat sudah bosan dengan visi dan misi. Semua calon pejabat sama saja visinya, nyaris tidak ada bedanya.

Yang membedakannya justru pada gaya hidup. Kita lihat saja, apakah pejabat atau wakil rakyat itu hidupnya bersahaja atau tidak? Kalau masih pakai ajudan, pengawal, mobil mewah, jalan-jalan ke luar negeri, kelihatannya kurang merakyat.

Tapi kalau ke mana-mana naik bus kota, atau ke kantornya berhimpitan juga seperti rakyat naik KRL bersama pengamen, buruh, pegawai rendah, pedagang asongan termasuk tukang copet, nah yang begini nih yang kita pilih. Tidak peduli apa visi misinya, karena yang namanya lidah tidak bertulang.

Sebab yang mengaku mau memperjuangkan rakyat atau agama Islam sudah terlalu banyak, sampai kita bingung apa bedanya, semua mengaku pembela kaum lemah, tapi ke mana-mana naik mobil mewah. Jadi yang dibela itu apaan ya?

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Minggu, 18 Maret 2012

Rahasia Terkabulnya Do'a

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Rahasia Terkabulnya Do'a (Part-1 sd Part 5)

Part 1



Seorang sahabat saya yang berprofesi sebagai Trainer bercerita bahwa impiannya di tahun 2010 adalah mendapatkan penghasilan 1M.



Ternyata, hingga Desember 2010 penghasilannya masih jauh dari 1M. Sampai pada suatu saat di akhir bulan Desember 2010, ketika ia tengah mengisi sebuah acara di hadapan sekitar 1000 audien, ia mengalami sebuah peristiwa yang sungguh menyakitkan, yakni : dakwahnya tidak diterima oleh audien di sana, bahkan ada yang berteriak : "Turuuuuun...." padahal training baru berlangsung 15 menit-an ....



Akhirnya, dia pun menghentikan trainingnya dan berkata pada dirinya sendiri : "Do'aku sedang dikabulkan Allah, aku tak boleh marah".



Dan, subhaanallaah, sekitar 2 pekan kemudian, ia mendapat rejeki tak terduga dalam bentuk uang yang sangat besar (atas permintaan beliau, maka nominalnya tidak boleh disebutkan), hingga jika ditotalkan dalam satu tahun mencapai lebih dari 1M, yang besarnya dalam bentuk uang plus dalam bentuk lainnya : anak yang semakin sholeh, koneksi yang bertambah banyak, istri yang semakin sholihah, kesehatan yang semakin membaik, dan lain sebagainya...



So, sahabat semesta, bersabarlah, sebab RAHASIA PERTAMA yang perlu Anda ketahui adalah bahwa : Ketika kesulitanmu memuncak, berarti saat itu do'amu sedang dikabulkan-Nya.





Mari kita lanjutkan ke Part-2 ....



Ketahuilah, bahwa Allah tidak terikat oleh tempat dan waktu, melainkan waktu dan tempat yang terikat kepada Allah.



Itu sebabnya, RAHASIA KEDUA bahwa do'a Anda pasti dikabulkan-Nya di "saat ini" juga adalah apabila Anda meminimalisir keterikatan Anda terhadap waktu dan lalu mengoptimalkan keterikatan Anda kepada Yang Maha Menguasai Waktu.



Ciri orang yang masih terikat kepada waktu adalah "bosan dan letih dalam menunggu". Dengan demikian, ketika Anda sedang berdo'a maka jangan tunggu kapan do'a itu terkabul, sebab seringkali apapun yang "ditunggu" akan terasa lama serta seringkali hanya akan menyiksa jiwa Anda.



Nikmatilah hidup Anda saat ini juga, sebab dalam pandangan-Nya "saat ini" do'a Anda sedang dikabulkan-Nya. Firman-Nya : "Berdo'alah kepada-Ku, langsung Aku kabulkan".





Part 3



Sebetulnya, do'a itu dilakukan agar kita tak lagi fokus kepada APA yang kita pinta, tapi kembali tenang dan fokus kepada SIAPA kita meminta. So, RAHASIA KETIGA do'a Anda sedang dikabulkan-Nya adalah ketika Anda lebih sering mengingat-Nya dibandingkan mengingat apa yang Anda pinta kepada-Nya.



Misalkan, jika Anda berdo'a meminta mobil, maka jika Anda PERCAYA bahwa DIA pasti mengabulkan atau mengganti dengan yang terBAIK, maka Anda tak perlu lagi istiqomah melakukan Dzikrul Mobil (Mengingat Mobil) melainkan kembali fokus melakukan Dzikrul Allah (Mengingat Allah).



Do'a itu adalah teknik melepaskan, mengembalikan, dan menyerahkan keinginan Anda kepada-Nya, sehingga Anda bisa kembali tenang mengingat dan mengabdi kepada-Nya.



Ya, kita memang disuruh MEMINTA kepada-Nya, tapi kita tidak disuruh BANYAK MEMINTA kepada-Nya, melainkan kita disuruh BANYAK BERDZIKIR kepada-Nya. Itu mengapa, jangan sampai justru Do'a yang kita panjatkan kepada-Nya malah melalaikan kita dari mengingat-Nya. Ini adalah hal yang sungguh tidak mulia ...



"Hai orang-orang yang beriman, berDZIKIRlah kepada Allah dengan DZIKIR yang seBANYAK-banyaknya.. "(Q.S. 33 : 41-42)



Bahkan jika kita perhatikan hadits berikut, berDZIKIR memang lebih ampuh dibandingkan dengan meminta.



"Barang siapa yang disibukkan berDZIKIR kepadaKU daripada MEMINTA kepadaKU, maka AKU akan memberinya lebih dari yang biasa diminta oleh para peminta" (H.R. Bukhori).



"BerDZIKIRlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung." (Q.S. 62:10).





Part 4



Dengan demikian, FUNGSI UTAMA dari berdo'a adalah untuk MENGINGAT ALLAH, dan FUNGSI KEDUA dari berdo'a adalah agar kita tidak TERIKAT terhadap apa yang kita pinta, dan kembali hidup MERDEKA bersama-NYA.



Ya, do'a itu berfungsi agar kita tak lagi terlalu memikirkan apa yang kita pinta kepada-Nya, karena kita sudah sungguh-sungguh PERCAYA bahwa DIA pasti mengabulkan do'a kita ... Nah, inilah RAHASIA KEEMPAT terkabulnya do'a adalah bahwa Anda sudah tidak terikat lagi atas apa yang Anda pinta kepada-Nya sebab Anda sudah sangat percaya bahwa DIA pasti mengabulkan do'a Anda.



Cobalah pikirkan, apakah Anda sering mengingat-ingat orang yang berhutang kepada Anda karena Anda tak percaya kepada orang tersebut?



Begitu pun, jika Anda ragu bahwa apa yang Anda pinta tidak dikabulkan-Nya, maka SADARILAH bahwa tak mungkin Dia ingkar janji, tak mungkin Dia tidak mengabulkan do'a Anda. Sungguh Tidak Mungkin, kecuali Anda mengkhianati-Nya.



Silakan Anda meminta kepada-Nya berulang-ulang, tapi bukan dalam rangka meragukan keahlian-Nya dalam mengabulkan do'a-do'a Anda, melainkan dalam rangka mendekatkan diri Anda kepada-Nya, dan bukan sekedar dalam rangka mendekatkan diri Anda kepada apa yang Anda pinta.



"Dikabulkan do'a salah seorang dari kamu, selama ia tidak tergesa-gesa mengucapkan 'saya sudah berdo'a tapi belum juga dikabulkan'" (H.R. bukhori dan Muslim)





Part 5



Dan RAHASIA KELIMA bahwa do'a Anda pasti dikabulkan-Nya adalah ketika Anda SEDANG MERASA DEKAT kepada-NYA. Bagaimana caranya?



Begini, misalkan Anda ingin pulang kampung, anggap kampung Anda di Padang. Eh, ternyata Anda salah menaiki pesawat, maka mau-tidak mau Anda harus segera keluar dari pesawat tersebut serta MENDEKAT dan KEMBALI kepada pesawat yang benar sehingga ANDA bisa MENDEKAT dan KEMBALI ke kampung halaman Anda, dan bukan ke kampung halaman orang lain.



Jika Anda sudah KEMBALI ke peswat yang benar, maka Anda bisa mengatakan kepada Pilotnya "Om Pilot, bisa tolong antar saya ke Padang ya?" Maka Om Pilot akan mengantarkan Anda ke Padang, bahkan sekalipun Anda tidak memintanya, sebab pesawat tersebut memang bertujuan ke Padang.



Allah berfirman "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku iniDEKAT. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam keLURUSan.” (Al-Baqarah: 186)



Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa do'a akan dikabulkan-Nya manakala kita menyadari bahwa Allah itu DEKAT, dan agar kita MERASA DEKAT kepada-NYA tentu saja kita harus mendekat kepada ALLAH. Namun, jika kita masih berada di jalan yang salah, bergelimang dosa, maka berarti kita "salah naik pesawat". Sehingga, jika kita KEMBALI (taubat) dari jalan yang salah menuju jalan yang benar, yaitu jalan-Nya yang LURUS, maka kita pun menjadi DEKAT kepada-Nya. Perhatikan kembali firman-Nya "maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam keLURUSan."



Dan sebagai penegasan akhir, maka ada 3 macam tipe Pendo'a, yaitu :



1. Pendo'a yang Tersesat, yaitu Pendo'a yang Meminta selain kepada Allah (misal meminta kepada alam semesta, dukun dlsb)

2. Pendo'a yang Terjebak, yaitu Pendo'a yang meminta kepada Allah tapi yang dia ingat bukan Allah melainkan berbagai hal yang dia pinta pada-Nya

3. Pendo'a yang Terbimbing, yaitu Pendo'a yang menjadikan aktivitas Do'a sebagai upaya dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah





Wallahu a'lam

Kang Zain

Rabu, 14 Maret 2012

ADA APA DENGAN ANGKA 7 ?

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Assalamu'alaikum wr wb Sdr/iku yg dalam Rahman dan Rahim Allah swt :
Di kitab Al Qur’an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian.

Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)".

Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah : Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.

Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar", yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau Carbonium.

Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)" .

Di ayat ini. Tersebut juga "shal-shal", telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.

Keempat : Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada "tanah"".

Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogenium.

Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada Tanah Liat".

Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.

Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: " Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia".

Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".

Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)"

RAHASIA ANGKA 7 DALAM ISLAM :
Ketahuilah bahawa Zat Pencipta, Yang sangat besar kekuasaan-Nya, dan sangat tinggi kalimat-Nya serta bersinambungan nikmat-Nya, telah menghiasi tujuh perkara dengan tujuh perkara, dan menghiasinya pula bagi tiap-tiap yang tujuh perkara itu dengan tujuh perkara yang lainnya, untuk memberitahukan kepada orang-orang yang berilmu bahwasanya angka tujuh itu mempunyai rahasia yang sangat besar dan kedudukan yang agung di sisi Allah, Maharaja yang memiliki kemudharatan dan kemanfaatan.

1. Allah menghiasi udara dengan tujuh lapis langit, Firman-Nya yang bermaksud: Dan kami bina di atas kamu tujuh buah langit yang kukuh.(AnNabaa':12). Kemudian Allah menghiasi dengan tujuh bintang, firman Allah yang bermaksud: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang di langit, dan Kami telah menghiasinya (langit itu) bagi orang-orang yang memandangnya.

2. Allah telah menghiasi padang yang lapang dengan tujuh lapis bumi. Firman Allah yang bermaksud : Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.. (Atthalaaq:12). Kemudian Allah menghiasi bumi itu dengan tujuh lautan, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud : Dan laut, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudahnya..(Luqman: 27)

3. Allah telah menghiasi neraka dengan tujuh tingkat, yaitu : Jahannam, Sa'iir, Saqar, Jahiim, Hurhamah, Ladhaa dan Hawiyah. Kemudian Allah menghiasinya dengan tujuh ointu, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud: Ia (neraka) itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari neraka. (Al-Hijr:44)

4. Allah telah menghiasi Al-Quran dengan tujuh surah yang panjang, kemudian munghiasinya pula dengan tujuh ayat pembuka kitab (faatihatul-kitaab). Sebagaimana firman-Nya yang bermaksud : Dan sesungguhnyaKami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Quran yang agung. (Al-Hijr: 87).

5. Allah menghiasi manusia dengan tujuh angggota badan yaitu, dua tangan , dua kaki, dua lutut dan satu wajah. Kemudian menghiasinya dengan tujuh peribadatan iaitu dua tangan dengan doa, dua kaki dengan berkhidmat, dua lutut dengan duduk dan muka dengan sujud. Firman-Nya yang bermaksud: Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah). (Al-'Alaq : 19).

6. Allah menghiasi umur manusia dengan tujuh peringkat. Pada masa lahir disebut "radli", kemudian 'farhim', kemudian 'kuhul', kemudian 'syaikh'. Dan menghiasi tujuh peringkat umur ini dengan tujuh kalimat iaitu : Ucapan Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasuulullaah. Firman Allah yang bermaksud : Dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa (Laa Ilaaha Illallaah) dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya. (Al-Fath :26)

7. Allah menghiasi dunia dengan tujuh negeri yang besar yaitu : pertama: Hindustan, kedua: Hijaz, ketiga : Bashrah, Badiyah dan Kufah, keempat : Iraq, Syam, Khurasan sampai ke Balakh, kelima: Roma dan Armenia, keenam : Negeri Ya'juj dan Ma'juj, ketujuh : China dan Turkistan. Kemudian Allah menghiasi tujuh negeri itu dengan tujuh hari iaitu Sabtu, Ahad, Isnin, Selasa, Rabu, Khamis dan Jumaat. Dan Allah memuliakan dengan ketujuh hari itu dari para nabi iaitu Allah memuliakan Nabi Musa a.s dengan hari sabtu, Isa bin Maryam a.s dengan hari ahad, Dawud a.s dengan hari isnin, Nabi Sulaiman a.s dengan hari selasa, Nabi Ya'qud a.s dengan hari khamis dan Nabi Muhammad s.a.w dan umatnya dengan hari jum'at.

Demikian semoga bermanfaat . Aamiin
Wallahu a'lam bish showab

Kamis, 08 Maret 2012

Surat Al-Mulk, penjaga dr siksa kubur & neraka?

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Surat Al-Mulk, penjaga dr siksa kubur & neraka?
Posted: 5 Agustus 2009 in Konsultasi
Tag:fadhilah dzikir, keutamaan surat al-mulk, siksa kubur, siksa neraka, surat al-mulk
33






23 Votes

سورة الملكPenanya: Abu Hanan

Pertanyaan: Apakah shohih? Hadits yg menyatakan bahwa dengan hapal surat Al-mulk dan dibaca berulang-ulang dapat menjaganya dari siksa kubur, dan di akherat nanti dapat menjadi salah satu syafaat? Makasih.

Jawaban:

Pertama: Memang banyak fadhilah dan keutamaan dari surat al-Mulk, diantaranya yang shohih (bisa dijadikan pegangan) adalah:

ـ(1) عن أبي هريرة، عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: سورة من القرأن، ثلاثون اية؛ تَشْفَعُ لصاحبها حتى يُغْفَرَ له: تبارك الذي بيده الملك. (رواه أبو داود واللفظ له, والترمذي وغيرهما، وصححه ابن حبان والحاكم والذهبي، وحسنه الترمذي والألباني)ـ

Dari Abu Huroiroh, Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Ada surat dari Alqur’an yang terdiri dari 30 ayat, Surat tersebut dapat memberikan syafa’at bagi ‘temannya’ (yakni orang yang banyak membacanya) sehingga orang tersebut diampuni dosanya, yaitu: Surat Tabarokalladi bi yadihil mulk“. (HR. Abu Dawud dg redaksinya, diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, dan adz-Dzahabi, sedangkan at-Tirmidzy dan Albani menghasankannya)

ـ(2) عن أنس بن مالك قال، قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: سورة من القرآن، ما هي إلا ثلاثون آية، خاصمت عن صاحبها حتى أدخلته الجنة، و هي تبارك. (رواه الطبراني في المعجم الأوسط وحسنه الألباني في صحيح الجامع)ـ

Anas bin Malik mengatakan, Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Ada surat dari Alqur’an, ia hanya terdiri dari 30 ayat, Surat tersebut dapat membela ‘temannya’ sehingga memasukkannya ke surga, yaitu: Surat Tabarok“. (HR. Thobaroni dalam Mu’jamul Ausath, dan dihasankan oleh Albani dalam Shohihul Jami’)

ـ(3) عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: من قرأ تبارك الذي بيده الملك كل ليلة، منعه الله عز وجل بها من عذاب القبر، وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم نسميها “المانعة”، وإنها في كتاب الله عز وجل سورة، من قرأ بها في ليلة فقد أكثر وأطاب. (رواه النسائي واللفظ له والحاكم وقال صحيح الإسناد وحسنه الألباني)ـ

Abdulloh bin Mas’ud mengatakan: “Barangsiapa membaca surat Tabarokalladi bi yadihil mulk setiap malam, maka Alloh azza wajall menghindarkannya dari adzab kubur, dan dahulu kami (para sahabat) di saat Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- (masih hidup) menamainya “al-Mani’ah” (penghindar/penghalang). Sungguh surat tersebut ada dalam Kitabulloh, barangsiapa membacanya dalam suatu malam, maka ia telah banyak berbuat kebaikan” (HR. Nasa’i dengan redaksinya, diriwayatkan pula oleh al-Hakim dan ia mengatakan: sanadnya shohih, dan dihasankan oleh Albani)

ـ(4) عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الم تَنْزِيلُ وَتَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ. (رواه أحمد والترمذي وغيرهما وصححه الألباني)ـ

Dari Jabir, sesungguhnya Nabi -shollallohu alaihi wasalam- tidak pernah tidur (malam) sehingga ia membaca surat Alif lam mim tanzil (biasa disebut Surat as-Sajdah) dan surat Tabarokalladi bi yadihil mulk (biasa disebut surat al-Mulk). (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan yang lainnya, dihasankan oleh Albani)

ـ(5) عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُعْطِيتُ مَكَانَ التَّوْرَاةِ السَّبْعَ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الزَّبُورِ الْمَئِينَ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الْإِنْجِيلِ الْمَثَانِيَ، وَفُضِّلْتُ بِالْمُفَصَّلِ. (رواه أحمد وحسنه الألباني والأرناؤوط)ـ

Dari Waatsilah ibnul Asqo’, sesungguhnya Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Aku telah dikaruniai Assab’u yang sebanding dengan kitab Taurat, aku juga diberi Alma’in yang sebanding dengan kitab Zabur, aku juga diberi Almatsani yang sebanding dengan kitab Injil, dan aku dikaruniai kelebihan dengan Almufash-shol” (HR. Ahmad, dan dihasankan oleh Albani dan Al-Arnauth).

Kedua: Fadhilah Surat Almulk bisa diraih oleh mereka yang banyak membacanya, terutama di waktu malam menjelang tidur, sebagaimana diterangkan dalam hadits no: 3 dan 4. Jadi tidak tepat kalau dikatakan bahwa keutamaan tersebut hanya khusus bagi mereka yang menghafalnya saja.

Ketiga: Waktu untuk membaca Surat Almulk ini bisa kapan saja, akan tetapi Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- biasa membacanya saat menjelang tidur malam.

Keempat: Melihat keterangan hadits-hadits di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memperbanyak membaca Surat Almulk dapat menghindarkan seseorang dari siksa kubur dan siksa neraka.

Kelima: Perlu kami ingatkan di sini, bahwa banyak sekali hadits-hadits tentang keutamaan surat Alqur’an yang dhoif (lemah) bahkan maudhu’ (palsu). Oleh karena itu, hendaklah kita berhati-hati dalam menerima keterangan tentang keutamaan surat Alqur’an, agar kita tidak terjatuh dalam amalan bid’ah dan kepercayaan yang tak berdasar. Hendaklah kita tidak mengamalkan hadits, kecuali telah jelas keshohihannya…

Wallohu a’lam bis showab, sekian jawaban dari kami, semoga bermanfaat bagi diri ana sendiri, penanya, dan para pembaca semuanya… amin… wassalam…

Oleh: Abu Abdillah Addariny, di Madinah, 5 Agustus 2009

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu