Rabu, 25 Juli 2012

MUTIARA RAMADHAN


shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat



Bismillahirrahmanirrahim


Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS Al-Baqarah; 183)

Kewajiban berpuasa merupakan Anugerah yang tidak terhingga. Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya dengan panggilan kasih sayang; wahai orang-orang yang beriman. Panggilan ini hendaklah mampu menghadirkan energi positif bagi hamba-hamba Allah.

Ada empat alasan yang mengharuskan kita menyambutnya dengan jiwa positif, penuh kebanggaan dan rasa syukur, yaitu;

Pertama, IMAN adalah nikmat yang paling berharga. Tidak semua orang bisa mendapatkannya. Dan tidak semua orang pula mendapatkan panggilan itu. Dengan iman, seseorang dapat mengenal Rabb-Nya, mengetahui cara mengabdi pada-Nya, memiliki orientasi jelas dalam hidup serta mendapatkan keterarahan. Nikmat iman selalu memberikan kita harapan meraih keselamatan di dunia. Segala nikmat yang ada di dunia ini tidak ada artinya tanpa iman. Dan semua akan memiliki arti dan nilai tinggi di sisi Allah swt ketika ada IMAN.

Kedua, PENYAMBUNG GENERASI PILIHAN. Allah SWT mewajibkan puasa kepada hamba-Nya terdahulu. Puasa bukan kewajiban dan tugas baru. Tugas ini telah ada sejak dulu. Di sini, kita merasa bangga karena kita mendapatkan kedudukan tinggi sebagai penerus estafet hamba-hamba pilihan. Di sisi lain, hendaklah kita tidak merasa berat hati. Sebab, tugas ini juga telah di bebankan kepada generasi-generasi pilihan sebelum kita.

Ketiga, KESEMPATAN MENJADI PRIBADI TERPILIH. Allah SWT memilih puasa sebagai salah satu sarana pembentukan untuk menjadi pribadi yang bertakwa. Allah SWT mengungkapkan ketakwaan dalam bentuk kata kerja “ tattaqun” yang menyiratkan sesuatu yang berubah-ubah, fluktuatif dan pembaruan. Artinya, ketakwaan yang diraih seseorang tidaklah seperti stempel yang melekat terus, Ketakwaan itu fluktuatif dan perlu upaya untuk terus mempertahankannya. Bahkan, meningkatkannya. Selesai Ramadhan, bukanlah titik akhir. Justru, akhir Ramadhan adalah awal bagi seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan ketakwaan dirinya.

Keempat, MEMBENTUK PRIBADI BERTAKWA. Allah SWT menerangkan tujuan itu dengan kata “la’alla (agar)”. Kata la’alla dalam Al-Qur’an, bila dinisbatkan kepada Allah swt, mengandung arti kepastian. Artinya, apabila seseorang berpuasa sesuai dengan standar yang Allah tentukan, pasti orang tersebut akan menjadi pribadi bertakwa. Ada beberapa indikator yang bisa kita gunakan untuk mengukur ketakwaan.

Allah SWT menjelaskan dalam surah Ali Imran: 133-135, Indikatornya ialah: Pertama, PRODUKTIVITAS, (orang-orang bertakwa itu produktif dalam melakukan kebaikan). Selalu mengeluarkan infak, baik di kala susah maupun senang. Kedua, IMUNITAS (memiliki daya tahan dan mampu mengendalikan diri). Ketiga, MAMPU MEREVITALISASI DIRI (ketika ia melakukan kesalahan ia segera memperbaiki diri).

Pada hakekatnya, tidak ada manusia yang tidak bersalah.

Semoga puasa Ramadhan 1433 H ini menjadi ladang keberkahan bagi diri kita. Aamiin ya Robbal’alamiin.


Sabtu, 21 Juli 2012

SUDAHKAH SHOLAT KITA KHUSYU....

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


★  Salah satu penolongmu yang sangat VITAL adalah mendirikan Sholat Khusyu.  

★ Khusyu adalah jika engkau yakin bahwa engkau sedang (akan) bertemu dan kembali kepad Allah (Q.S. 2 : 45 – 46 ).

★ Nah, jika engkau yakin sedang bertemu dengan-Nya, maka engkau pasti sangat tunduk dan hormat padanya.

★ Kamu begitu merendah, sangat rendah, dan sakin rendahnya maka seolah-olah kamu tengelam dan lenyap.

★ Khusyu adalah proses penghormatan yang asli kepada-Nya, saking hormatnya maka kamupun merasa tiada; hanya Dia yang ada.

★  Itu mengapa kamu sering berucap “Allahu Akbar” yang artinya “Allah Maha Besar”.

★ Seekor semut saja nyaris tidak kelihtan di hadapan seekor gajah. Semut pun meniadakan dirinya.

★ Apalagi kita dihadapan yang Maha Besar, sudah pasti ketiadaannya, So.., jika sedang sholat jangan merasa eksis.

★ Sahabatku, mari sholat khusyu, merendah dan mengenolkan diri dihadapan-Nya.



Minggu, 15 Juli 2012

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat



Wahai manusia....! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Dibulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu di terima dan doa-doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu denga niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan syiyam dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah dibulan yang Agung ini.

Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan dihari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fukarah dan masakin. Muliakanlah orang tua-orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persaudaraan, jaga lidahmu, tahan pandanganmu, dari apa yang tidak halal kamu memandangnnya, dan pendengaramu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.

Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihani manusia anak-anak yatimmu. Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tanga-tangamu untuk berdoa pada waktu sholatmu kerena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambanya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia ! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai kerena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat dengan beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaraNya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang sholat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan Rabb Al-Alamin

Wahai manusia! Barang siapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang mukminyang berpuasa dibulan ini, maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberikan ampunan atas dosa-dosanya dimasa lalu.

Sahabat-sahabat bertanya : “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian Rasulullah meneruskan : Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hany dengan sebiji kurma. Jaagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia ! Siapa yang membaguskan ahlaknya dibulan ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari kaki-kaki tergelincir.

Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) dibulan ini , Allah akan meringankan pemerikasaan-Nya di hari Kiamat.

Barang siapa menahan kejelekan dibulan ini, Alah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memuliakan anak yatim dibulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali silaturahmi dibulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan dibulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa melakukan sholat sunat dibulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.

Barang siapa melakukan sholat fardhu baginya adalah ganjaran seperti melakukan 70 sholat fardhu dibulan yang lain.

Barang siapa memperbanyak shalawat padaku dibulan ini Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.

Barang siapa pada bulan ini membaca satu ayat Al Qur’an, ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al Qur’an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia ! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu.  Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakannya bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar tidak lagi pernah menguasaimu.

Amirul Mukminin berkata : Aku berdiri dan berkata,” Ya Rasulullah ! Apa amal yang paling utama dibulan ini ?.  ” Jawab Rasul : “Ya Abal Hasan !  Amal yang paling utama dibulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.

(Diriwayatkan dari Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dalam buku Nahzul Balaghah, disampaiakan Rasulullah saat berakhir bulan Sya’ban dan menjelang Ramadhan datang.)

Kamis, 05 Juli 2012

Sya'ban ala Rasulullah SAW (amalan-amalan sunah dan tarbiyah imaniyah di bulan Sya'ban)

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat

Sya'ban ala Rasulullah SAW (amalan-amalan sunah dan tarbiyah imaniyah di bulan Sya'ban)

Saif Al Battar
Senin, 18 Juli 2011 07:10:18
Banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid'ah di bulan Sya'ban ini karena mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali dan bahkan palsu. Padahal terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan dengan rinci bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan yang mulia ini. Berikut ini kami sampaikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan Sya'ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati.
Oleh: Muhib Al Majdi / Arrahmah.com

Bulan puasa sunnah

Bulan Sya'ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Berikut ini dalil-dalil syar'i yang menjelaskan hal itu:
عن أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها قالت: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا شهر رمضان، وما رأيته في شهر أكثر صيامًا منه في شعبان
Dari Aisyah R.A berkata: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya'ban." (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
كان أحب الشهور إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يصومه شعبان، ثم يصله برمضان
"Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya'ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan." (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)
عن أم سلمة رضي الله عنها تقول: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم شهرين متتابعين إلا شعبان ورمضان
Dari Ummu Salamah R.A berkata: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya'ban dan Ramadhan." (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: "Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya'ban." (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)
Imam Ash-Shan'ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya'ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)
Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Sya'ban (sampai 27 atau 28 hari) lalu berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadhan selama satu bulan penuh. Hal ini selaras dengan hadits Aisyah yang telah ditulis di awal artikel ini, juga selaras dengan dalil-dalil lain seperti:
Dari Aisyah RA berkata: "Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya'ban. Beliau berpuasa di bulan Sya'ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya'ban kecuali sedikit (beberapa) hari." (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seseorang telah biasa berpuasa sunnah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) maka silahkan ia berpuasa pada hari tersebut." (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)
Bulan kelalaian
Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya'ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya'ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya'ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.
Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: "Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya'ban? Beliau SAW menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
"Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah." (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)
Bulan menyirami amalan-amalan shalih
Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Sya'ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.
Abu Bakar Al-Balkhi berkata: "Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya'ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman."
Beliau juga berkata: "Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya'ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan."
Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya'ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai. Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.
Bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan
Bulan Sya'ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya'ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim.
a. Persiapan iman, meliputi:
  • Segera bertaubat dari semua dosa dengan menyesali dosa-dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa tersebut saat ini juga, dan bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya kembali pada masa yang akan datang.
  • Memperbanyak doa agar diberi umur panjang sehingga bisa menjumpai bulan Ramadhan.
  • Memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya'ban agar terbiasa secara jasmani dan rohani. Ada beberapa cara puasa sunah yang dianjurkan di bulan Sya'ban, yaitu: Puasa Senin-Kamis setiap pekan ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13,14  dan 15 Sya'ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya'ban.
  • Mengakrabkan diri dengan Al-Qur'an dengan cara membaca lebih dari satu juz per hari, ditambah membaca buku-buku tafsir dan melakukan tadabbur Al-Qur'an.
  • Meresapi kelezatan shalat malam dengan melakukan minimal dua rakaat tahajud dan satu rekaat witir di akhir malam.
  • Meresapi kelezatan dzikir dengan menjaga dzikir setelah shalat, dzikir pagi dan petang, dan dzikir-dzikir rutin lainnya.
b. Persiapan Ilmu, meliputi:
  • Mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara lengkap, minimal dengan membaca  bab puasa dalam (terjemahan) kitab Minhajul Muslim (syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi) atau Fiqih Sunnah (syaikh Sayid Sabiq) atau Shahih Fiqih Sunnah (Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim) atau pedoman puasa (Tengku Moh. Hasbi Ash-Shidiqi) atau buku lainnya.
  • Mempelajari rahasia-rahasia, hikmah-hikmah, dan amalan-amalan yang dianjurkan atau harus dilaksanakan di bulan Ramadhan, dengan membaca buku-buku yang membahas hal itu. Misal (terjemahan) Mukhtashar Minhjaul Qashidin (Ibnu Qudamah Al-Maqdisi) atau Mau'izhatul Mu'minin (Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi) atau buku-buku dan artikel-artikel para ulama lainnya.
  • Mempelajari tafsir ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan puasa, misalnya dengan membaca (terjemahan) Tafsir Al-Qur'an Al-‘Azhim (Ibnu Katsir), atau Tafsir Al-Jami' li-Ahkamil Qur'an (Al-Qurthubi), atau Tafsir Adhwa-ul Bayan (Asy-Syinqithi).
  • Mempelajari buku-buku akhlak yang membantu menyiapkan jiwa untuk menyambut bulan Ramadhan.
  • Mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.
  • Mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, baik bagi calon imam maupun orang yang shalat tarawih sendirian di akhir malam (tidak berjama'ah ba'da Isya' di masjid).
  • Mendengarkan bacaan murattal shalat tarawih para imam masjid yang terkenal keahliannya di bidang tajwid, hafalan, dan kelancaran bacaan.
c. Persiapan dakwah, meliputi:
  • Menyiapkan materi-materi untuk kultum, taushiyah, ceramah, khutbah Jum'at dan dakwah bil lisan lainnya.
  • Membuat serlebaran, brosur, pamflet, majalah dinding, buletin dakwah dan lembar-lembar dakwah yang mengingatkan kaum muslimin tentang tata cara menyambut Ramadhan.
  • Mengikuti kultum, ceramah-ceramah, dan pengajian-pengajian yang diadakan di sekitar kita (lingkungan masjid, tempat kerja, tempat belajar-mengajar) baik sebagai pemateri atau peserta sebagai bentuk persiapan dan pembiasaan diri untuk mengikuti kegiatan serupa di bulan Ramadhan.
  • Mengadakan pesantren kilat, kursus keislaman, islamic study dan acara-cara sejenis.
d. Persiapan Keluarga, meliputi:
  • Menyiapkan anak-anak dan istri untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan-persiapan yang telah disebutkan di atas.
  • Membiasakan mereka untuk menjaga shalat lima waktu, shalat sunnah Rawatib, shalat dhuha, shalat malam (tahajud dan witir), dan membaca Al-Qur'an.
  • Memberikan taushiyah /kultum harian jika memungkinkan.
  • Meminimalkan hal-hal yang melalaikan mereka dari amal shalih di bulan Sya'ban dan Ramadhan, seperti musik-musik dan lagu-lagu jahiliyah, menonton TV, dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak membawa manfaat di akhirat.
  • Menyisihkan sebagian pendapatan untuk sedekah di bulan ini dan bulan Ramadhan.
e. Persiapan Mental
  • Menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk:
  • Membuka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, sebuah lembaran putih yang penuh dengan amal ketaatan dan berisi sedikit amal-amal keburukan
  • Membuat hari-hari kita di bulan Ramadhan tidak seperti hari-hari kebiasaan kita di bulan lain yang penuh dengan kelalaian dan kemaksiatan
  • Meramaikan masjid dengan melakukan shalat lima waktu secara berjama'ah di masjid terdekat dan menghidupkan sunah-sunah ibadah yang telah lama kita tinggalkan, seperti: bertahan di masjid ba'da Subuh sampai terbitnya matahari untuk dzikir, tilawah Al-Qur'an, atau belajar-mengajar; hadir di masjid sebelum adzan dikumandangkan; bersegera ke masjid untuk mendapatkan shaf awal; menunggu kedatangan imam dengan shalat sunnah dan niat I'tikaf; dst.
  • Membersihkan puasa dari hal-hal yang merusak pahalanya, seperti bertengkar, sendau gurau dan perbuatan-perbuatan iseng yang sekedar untuk mengisi waktu tanpa membawa manfaat akhirat sedikit pun (main catur, main kartu, nongkrong bareng sambil menyanyi dan main gitar; dst)  
  • Menjaga dan membiasakan sikap lapang dada dan pemaaf
  • Beramal shalih di bulan Ramadhan dan memulai banyak niat sedari sekarang. Seperti; niat bertaubat, niat membuka lembaran hidup baru dengan Allah, niat memperbaiki akhlak, niat berpuasa ikhlas karena Allah semata, niat mengkhatamkan Al-Qur'an lebih dari sekali, niat shalat tarawih dan witir, niat memperbanyak amalan sunah, niat mencari ilmu, niat dakwah, niat membantu menolong dan menyantuni sesama muslim yang membutuhkan, niat memperjuangkan agama Allah, niat umrah, niat jihad dengan harta, niat I'tikaf; dst)
f. Persiapan Jihad melawan hawa nafsu
  • Mengekang hawa nafsu dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan keinginan hidup mewah, boros, kikir, dan menikmati makanan-minuman yang lezat atau pakaian yang baru di bulan Ramadhan
  • Membiasakan lisan untuk mengatakan perkataan-perkataan yang baik dan bermanfaat; mencegahnya dari mengucapkan perkataan-perkataan keji, jorok, menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan yang tidak membawa manfaat di akhirat
  • Mencegah hawa nafsu dari keinginan untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan dan kezaliman
  • Membiasakan diri untuk hidup sederhana, ulet, sabar, dan sanggup memikul beban-beban dakwah dan jihad di jalan Allah
  • Melakukan muhasabah (introspeksi) harian dengan membandingkan antara program-program persiapan di atas dan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.
Inilah sekelumit amalan sunnah di bulan Sya'ban dan persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Semoga kita termasuk golongan yang bisa berniat, berucap, dan berbuat yang terbaik di bulan Sya'ban dan Ramadhan yang akan datang. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan.
Wallahu a'lam bish shawab..

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu