Rabu, 31 Oktober 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
AMALAN DI HARI TASYRIQ ( 11, 12 & 13 Dzulhijjah)
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabatnya
dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, saat ini kita menginjak 10 Dzulhijah, hari raya umat
Islam dan besoknya kita pun akan menikmati hari-hari tasriq. Insya Allah
dalam tulisan kali ini, kami berusaha menyajikan suatu pembahasan
mengenai amalan-amalan di hari tasyriq. Semoga bermanfaat.
** Hari ‘Ied Kaum Muslimin **
Hari Arofah, hari Idul Adha dan hari Tasyriq termasuk hari ‘ied kaum muslimin. Disebutkan dalam hadits,
يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الإِسْلاَمِ وَهِىَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari Arofah, hari Idul Adha dan hari-hari Tasyriq adalah ‘ied kami
-kaum muslimin-. Hari tersebut (Idul Adha dan hari Tasyriq) adalah hari
menyantap makan dan minum.”[HR. Abu Daud no. 2419]
** Hari Idul Adha dan Hari Tasyriq, Hari Yang Paling Mulia **
Mengenai keutamaan hari Idul Adha dan hari tasyriq (11, 12 dan 13
Dzulhijah) disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Abu Daud,
إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala
adalah hari Idul Adha dan yaumul qorr (hari tasyriq).”[HR. Abu Daud no.
1765]
Hari tasyriq disebut yaumul qorr karena pada saat itu
orang yang berhaji berdiam di Mina. Hari tasyriq yang terbaik adalah
hari tasyriq yang pertama, kemudian yang berikutnya dan berikutnya
lagi.[Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 503]
** Hari Idul Adha dan Hari Tasyriq, Hari Bersenang-senang untuk Menyantap Makanan **
Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Idul
Adha dan hari tasyriq adalah hari kaum muslimin untuk menikmati makanan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari menikmati makanan dan minuman.”[HR. Muslim no. 1141]
Dalam lafazh lainnya, beliau bersabda,
وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari Mina (hari tasyriq) adalah hari menikmati makanan dan minuman.”[HR. Muslim no. 1142.]
Yang dimaksud dengan hari Mina di sini adalah ayyam ma’dudaat sebagaimana yang disebutkan dalam ayat,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
terbilang.” (QS. Al Baqarah: 203) Yang dimaksud hari yang terbilang
adalah hari-hari setelah hari Idul Adha (hari an nahr) yaitu hari-hari
tasyriq. Inilah pendapat Ibnu ‘Umar dan pendapat kebanyakan ulama. Namun
Ibnu ‘Abbas dan ‘Atho’ mengatakan bahwa hari yang terbilang di situ
adalah empat hari yaitu hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya.
Hari-hari tersebut disebut hari Tasyriq. Namun pendapat pertama yang
menyatakan bahwa hari yang terbilang adalah tiga hari sesudah Idul Adha
adalah pendapat yang lebih tepat.[Latho-if Al Ma’arif, hal. 502-503]
** Hari Tasyriq, Hari Berdzikir **
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 203 di atas (yang
artinya), “Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari
yang terbilang.” Ini menunjukkan adanya perintah berdzikir di hari-hari
tasyriq.
Lalu apa saja dzikir yang dimaksudkan ketika itu?
Beberapa dzikir yang diperintahkan oleh Allah di hari-hari tasyriq ada
beberapa macam:
(1) Pertama: berdzikir kepada Allah dengan
bertakbir setelah selesai menunaikan shalat wajib. Ini disyariatkan
hingga akhir hari tasyriq sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Hal ini
juga diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Ali dan Ibnu Abbas.
(2) Kedua:
membaca tasmiyah (bismillah) dan takbir ketika menyembelih qurban. Dan
waktu menyembelih qurban adalah sampai akhir hari tasyriq (13 Dzulhijah)
sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Pendapat ini juga menjadi
pendapat Imam Asy Syafi’i dan salah satu pendapat dari Imam Ahmad. Namun
mayoritas sahabat berpendapat bahwa waktu menyembelih qurban hanya tiga
hari yaitu hari Idul Adha dan dua hari tasyriq setelahnya (11 dan 12
Dzulhijah). Pendapat kedua ini adalah pendapat yang masyhur dari Imam
Ahmad, juga termasuk pendapat Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan
kebanyakan ulama.
(3) Ketiga: berdzikir memuji Allah Ta’ala
ketika makan dan minum. Yang disyari’atkan ketika memulai makan dan
minum adalah membaca basmallah dan mengakhirinya dengan hamdalah.
(4) Keempat: berdzikir dengan takbir ketika melempar jumroh di hari tasyriq. Dan amalan ini khusus untuk orang yang berhaji.
(5) Kelima: Berdzikir pada Allah secara mutlak karena kita dianjurkan
memperbanyak dzikir di hari-hari tasyriq. Sebagaimana ‘Umar ketika itu
pernah berdzikir di Mina di kemahnya, lalu manusia mendengar. Mereka pun
bertakbir dan Mina akhirnya penuh dengan takbir.[Latho-if Al Ma’arif,
hal. 504-505]
** Dianjurkan Memperbanyak Do’a Sapu Jagad **
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ
آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ
مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah,
sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu,
atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia
ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di
dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Robbana aatina fid dunya
hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka].” (QS. Al Baqarah: 200-201)
Dari ayat
ini kebanyakan ulama salaf menganjurkan membaca do’a “Robbana aatina fid
dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” di
hari-hari tasyriq. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh ‘Ikrimah dan
‘Atho’.
Do’a sapu jagad ini terkumpul di dalamnya seluruh
kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam paling sering membaca do’a
sapu jagad ini. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ أَكْثَرُ
دُعَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ »
“Do’a yang paling banyak dibaca oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam “Allahumma Robbana aatina fid dunya
hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah,
Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka].”[HR. Bukhari no. 2389]
Di dalam do’a telah terkumpul kebaikan di dunia dan akhirat.
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan
ibadah. Kebaikan di akhirat adalah surga.” Sufyan Ats Tsauri mengatakan,
“Kebaikan di dunia adalah ilmu dan rizki yang thoyib. Sedangkan
kebaikan di akhirat adalah surga.”
Dan do’a juga termasuk dzikir, bahkan do’a termasuk dzikir yang paling utama.
Diriwayatkan dari Al Jashshosh, dari Kinanah Al Qurosy, dia mendengar
Abu Musa Al Asy’ariy berkata ketika berkhutbah di hari An Nahr (Idul
Adha), “Tiga hari setelah hari An Nahr (yaitu hari-hari tasyriq), itulah
yang disebut oleh Allah dengan ayyam ma’dudat (hari yang terbilang).
Do’a pada hari tersebut tidak akan tertolak (pasti terkabul), maka
segeralah berdo’a dengan berharap pada-Nya.”[Latho-if Al Ma’arif,
505-506]
** Banyak Bersyukurlah pada Allah di Hari Tasyriq **
Pada hari tasyriq terkumpullah berbagai macam nikmat badaniyah dengan
makan dan minum, juga terdapat nikmat qolbiyah (nikmat hati) dengan
berdzikir kepada Allah. Dan sebaik-baik hati adalah yang sering
berdzikir dan bersyukur. Dengan demikian nikmat-nikmat tersebut akan
menjadi sempurna.
Jika kita diberi taufik untuk mensyukuri nikmat,
maka syukur yang baru itu sendiri adalah nikmat. Sehingga perintah
syukur selamanya tidak akan usai.
Seorang penyair mengatakan:
Idza kana syukri ni’matallah ni’matan, ‘alayya lahu fi mitsliha yajibusy syukr
Jika mensyukuri nikmat Allah adalah nikmat, maka karena nikmat semisal
inilah, kita wajib b ersyukur pula.[Latho-if Al Ma’arif, 507]
** Makan dan Minum di Hari Tasyriq untuk Memperkuat Ibadah **
Hari tasyriq disebut dengan hari makan dan minum, juga dzikir pada
Allah. Hal ini pertanda bahwa makan dan minum di hari raya seperti ini
dapat menolong kita untuk berdzikir dan melakukan ketaatan pada-Nya.
Dengan inilah semakin sempurna rasa syukur terhadap nikmat dapat
menolong dalam ketaatan pada Allah. Oleh karena itu, barangsiapa
menggunakan nikmat Allah untuk bermaksiat, berarti dia telah kufur pada
nikmat.
Maksiat inilah yang nantinya akan menghilangkan nikmat.
Sedangkan bersyukur pada Allah itulah nanti yang akan menghilangkan
bencana.[Latho-if Al Ma’arif, 507]
Semoga kita dimudahkan untuk
beramal sholeh dan selalu dimudahkan mendapat ilmu yang bermanfaat,
juga semoga kita termasuk hamba Allah yang bersyukur atas segala nikmat.
***
Oleh: Ust. M Abduh Tuasikal
Rabu, 24 Oktober 2012
K E B A H A G I A N
Assalamu alaikum Sahabat.
Kebahagiaan adalah keadaan pikiran (state of mind). Kebahagiaan itu
berada dalam pikiran kita. Kebahagiaan itu lebih ditentukan oleh keadaan
pikiran kita dibandingkan oleh situasi-situasi yang ada di luar kita.
Dengan demikian, kebahagiaan dapat dicapai dengan melakukan latihan
pikiran.
Benar untuk mencapai kebahagiaan ada beberapa faktor
pendukung seperti kekayaan, kesehatan & persahabatan. Namun penentu
kebahagiaan adalah pikiran kita.
Apabila kita memiliki pikiran yang tenang & damai, faktor-faktor pendukung kebahagiaan tersebut bisa berpengaruh.
Orang kaya yang memiliki pikiran damai akan lebih bahagia daripada orang miskin yang memiliki pikiran damai.
Orang sehat yang memiliki pikiran damai akan lebih bahagia daripada orang sakit yang memiliki pikiran damai.
Begitu pun dengan orang-orang yang memiliki banyak teman & pikiran
damai akan lebih bahagia daripada orang-orang yang memiliki sedikit
teman & pikiran damai.
Namun, tanpa pikiran yang damai, kekayaan, kesehatan & teman sama sekali tidak berarti apa-apa.
Potensi ketiga hal itu menjadi sia-sia ketika kita tidak berhasil mencapai kedamaian pikiran.
"Semakin tinggi tingkat ketenangan pikiran kita, makin besar kedamaian
yang kita rasakan, makin besar kemampuan kita menikmati hidup yang
bahagia & menyenangkan" (Dalai Lama).
Menurut Arvan
Pradiansyah dalam Buku "The Seven Laws of Happiness: Tujuh Rahasia Hidup
Bahagia" (Bandung: Kaifa, 2010), kebahagiaan akan mudah kita raih
apabila kita dapat menjalin tiga hubungan yang membahagiakan sebagai
berikut:
Pertama, hubungan yang membahagiakan dengan diri sendiri (intrapersonal relation);
Kedua, hubungan yang membahagiakan dengan sesama (interpersonal relation);
Ketiga, hubungan yang membahagiakan dengan Pencipta kita (God relation).
Bagian Pertama: Intrapersonal Relation
Rahasia Kebahagiaan Pertama: Sabar (Patience)
Sabar bukan mengurut dada
Menunda respon Anda
Menyatukan badan & pikiran di satu tempat
Kata kerja aktif, bukan pasif
Melakukan satu hal di satu waktu
Menikmati proses tanpa terganggu pada hasil akhirnya
Menyesuaikan tempo kita dengan tempo orang lain
Hidup selaras dengan hukum alam
Rahasia Kebahagiaan Kedua: Syukur (Gratefulness)
Pikirkan semua yang telah dimiliki, bukan yang diinginkan
Fokus pada kelebihan, bukan pada kekurangan
Ketika mendapat rahmat, tanyakan: "Mengapa saya?"
Ketika mendapat musibah, tanyakan: "Pelajaran berharga apa yang bisa saya dapatkan dari peristiwa ini?"
Bayangkan segala sesuatunya tidak ada
Masukilah masa kini
Menjelajahi semua potensi Anda
Rahasia Kebahagiaan Ketiga: Sederhana (Simplicity)
Bayangkan hari terakhir Anda
Keluar dari dalam kotak
Temukan mana yang hakikat, mana yang pernik
Rumuskan problem statement
Membedakan tujuan & cara
Memahami hukum alam
Lihatlah pekerjaan Anda sebagai sebuah misi
Bagian Kedua: Interpersonal Relation
Rahasia Kebahagiaan Keempat: Kasih (Love)
Dasar hubungan interpersonal bukanlah menang-menang
Cinta universal bukan cinta birahi
Kasih tidak membeda-bedakan
Melihat dari sudut pandang orang lain
Tugas kita adalah meneruskan kasih Tuhan
Isilah pikiran dengan kasih
Kasih adalah kata kerja
Tanyakan: "Bagaimana agar saya dapat mengasihi orang lain?"
Melihat orang lain seperti Anda melihat diri sendiri
Kasih berarti melepaskan
Kasih berarti menerima yang tak dapat diubah
Kasih itu menumbuhkan
Kasih dimulai dari kata-kata
Rahasia Kebahagiaan Kelima: Memberi (Giving)
Memahami apa yang dibutuhkan orang lain
Kapan kita memberi?
Empat kuadran memberi
Memberi dengan sembunyi-sembunyi
Empat tingkat memberi
Rahasia Kebahagiaan Keenam: Memaafkan (Forgiving)
Mitos-mitos memaafkan
Melepaskan masa lalu
Memaafkan = memahami
Fokus pada kebaikan orang lain
Menyadari bahwa orang inilah sesungguhnya guru sejati kita
Memaafkan bukanlah melupakan
Bagian Ketiga: God Relation
Rahasia Kebahagiaan Ketujuh: Berserah (Surrender)
Berserah bentuk tertinggi kepercayaan
Menyediakan lahan bagi Tuhan untuk bekerja
Berusaha sekuat tenaga sambil menyerahkan hasilnya kepada Tuhan
Memahami tiga lingkaran
Percaya bahwa Tuhan akan memilihkan yang terbaik
"Orang-orang yang beriman & HATI mereka manjadi TENTERAM dengan
MENGINGAT Allah. Ingatlah, hanya dengan MENGINGAT Allah HATI menjadi
TENTERAM. Orang-orang yang BERIMAN & BERAMAL SALEH, bagi mereka
KEBAHAGIAAN & tempat kembali yang baik" (QS Ar Ra'd [13]: 28-29).
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(KEBAHAGIAAN) akhirat & janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) dunia & berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu & janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan" (QS Al Qashash [28]: 77).
Subhanallah! Good MORNING My Friends. Have a HAPPY & GRATEFUL Wednesday!
Selasa, 23 Oktober 2012
Macam-macam Manasik Haji
Manasik haji itu ada 3 macam: tamattu', qiraan, dan ifraad.
Haji Tamattu'
Secara bahasa tamattu' adalah mashdar dari kata tamatta'a yatamatta'u
tamattu'an fa huwa mutamatti', yang artinya bersenang-senang atau
bernikmat ria.
Haji tamattu' adalah haji yang didahului dengan
pelaksanaan manasik umrah terlebih dahulu, kemudian tahallul sempurna,
lalu berihram untuk manasik haji jika sudah datang waktu pelaksanaannya
(hari tarwiyah/8 Dzulhijjah).
Jadi haji tamattu' adalah haji dengan 2 kali ihram dalam satu perjalanan naik haji.
Disebut dengan tamattu', karena di dalam pelaksanaannya terdapat
kesempatan menggauli istri di antara 2 manasik, yaitu manasik umrah dan
manasik haji.
Orang yang melaksanakan haji tamattu' disebut dengan mutamatti'.
Haji Qiraan
Qiraan secara bahasa merupakan bentuk mashdar dari qarana yaqrinu qiraanan fa huwa qaarin, artinya penggabungan.
Dalam istilah manaasik, haji qiran adalah menggabungkan antara
pelaksanaan haji dan umrah dalam satu ihram. Jadi amalannya satu, namun
untuk dua manasik sekaligus, haji dan umrah.
Orang yang melakukan haji qiraan disebut dengan qaarin.
Haji Ifraad
Ifraad secara bahasa merupakan mashdar dari afrada yufridu ifraadan fa
huwa mufrid, artinya menjadikan sesuatu berdiri sendiri atau terpisah
dengan yang lainnya. Haji ifraad adalah haji yang tidak didahului atau
digabung dengan umrah. Dengan kata lain, haji ifraad itu adalah yang
bukan haji tamattu' dan haji qiraan.
Orang yang melaksanakan haji ifraad disebut dengan mufrid.
Catatan:
- Jika pelaksanaan manasik umrah dilakukan setelah ihram manasik haji
selesai, maka ini tidak disebut haji tamattu', walaupun pelaksanaan
umrahnya dilakukan pada bulan haji.
- Haji qiraan dan ifraad pada
hakikatnya memiliki amalan (teknis pelaksanaan) yang sama. Hanya saja
qiraan diwajibkan hadyu, sedangkan ifraad tidak wajib hadyu.
- Haji
tamattu' dan qiraan sama-sama diwajibkan hadyu. Hanya saja bedanya
tamattu' 2 kali ihram (umrah dan hajinya terpisah), sedangkan qiraan 1
kali ihram (umrah dan hajinya digabung).
- Penduduk Makkah tidak wajib hadyu apapun manasik haji yang dipilihnya.
- Bagi yang bukan penduduk Makkah, jika ia memilih haji tamattu' dan
qiraan maka wajib baginya hadyu (menyembelih binatang kurban: onta, atau
kerbau, atau kambing). Hadyu bisa dilakukan secara perorangan,
kelompok, atau diwakilkan kepada orang/lembaga terpercaya untuk kemudian
disembelih pada hari raya kurban.
Semoga ulasan ringkas ini dapat membantu Anda untuk membedakan antara ketiga manasik haji tersebut.
Wa shallallaahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad, walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
******************************
Often
times, we hear the saying: “Behind every great man, there is a great
woman“. History proves this statement to be true, whether the woman is a
wife, mother or mentor.
At the closing of the hajj season,
Muslims around the world celebrate Eid Ul Adha in memory of Prophet
Ibrahim (peace be upon him). During this joyous occasion, we would like
to focus on a woman who stood by our Prophet and contributed to his
successes.
Hajar, the wife of Prophet Ibrahim, was no ordinary
woman. Allah chose her as the wife & mother of a Prophet because of
the strong qualities she possessed. She had the will power to leave the
land she grew up in & migrate for a better life. She had the courage
to stay in a barren dessert alone with an infant while her husband
strove to fulfill the command of his Lord. She accepted her fate but was
determined to keep going. She strove physically & mentally to
provide for her son. She was quick in finding a solution to contain the
water of ZamZam into a well. She contributed to society by allowing
travelers to benefit from the well of ZamZam, which resulted in tribes
settling in that area and building a community. And she raised a child
who was righteous, obedient and brave enough to submit to the command of
Allah without giving it a second thought
Allah honoured her in
such a way that until today pilgrims perform Sa’ee at Hajj in
remembrance of her efforts. The Being ME team reveres the efforts &
contributions of Hajar (Peace be upon her) and women like her around the
globe. We believe that women have the power to shape society &
build nations of positive change.
Sering kali, kita mendengar
pepatah: "Di belakang setiap orang besar, ada seorang wanita yang
besar". Sejarah membuktikan pernyataan ini benar, Apakah perempuan
istri, ibu, atau mentor.
Pada penutupan musim haji, Muslim di
seluruh dunia merayakan Idul Adha Ul mengenang nabi Ibrahim
(alaihissalam). Selama ini kesempatan yang menggembirakan, kami ingin
fokus pada seorang wanita yang berdiri oleh Nabi kita dan memberikan
kontribusi kepada keberhasilan.
Hajar, istri Nabi Ibrahim, adalah
tidak ada wanita yang biasa. Allah memilih dia sebagai istri & ibu
seorang nabi karena dia memiliki kualitas kuat. Ia akan kekuatan untuk
meninggalkan tanah ia dibesarkan di & bermigrasi untuk kehidupan
yang lebih baik.
Dia memiliki keberanian untuk menginap di dessert
tandus sendirian dengan bayi sementara suaminya berusaha keras untuk
memenuhi perintah dari Tuhan-nya. Dia diterima dengan nasib tetapi
bertekad untuk terus berjalan. Dia berjuang secara fisik & mental
untuk menyediakan untuk anaknya.
Ia cepat dalam mencari solusi untuk
mengandung air ZamZam ke dalam sumur. Dia memberikan kontribusi kepada
masyarakat dengan memungkinkan wisatawan untuk mendapatkan keuntungan
dari sumur ZamZam, yang mengakibatkan suku-suku yang menetap di daerah
itu dan membangun sebuah komunitas.
Dan ia mengangkat seorang anak yang
benar, taat dan cukup berani untuk tunduk kepada perintah Allah tanpa
memberikan berpikir dua kali Allah dihormati dirinya dengan cara
yang sampai hari ini peziarah melakukan Sa'ee di Haji mengenang
usahanya. Tim yang saya menghormati usaha & kontribusi dari Hajar
(alaihi dia) dan wanita seperti dia. di seluruh dunia. Kami percaya
bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat &
membangun bangsa-bangsa dari positif mengubah. (Diterjemahkan oleh Bing)
Haji tamattu' adalah haji yang didahului dengan pelaksanaan manasik umrah terlebih dahulu, kemudian tahallul sempurna, lalu berihram untuk manasik haji jika sudah datang waktu pelaksanaannya (hari tarwiyah/8 Dzulhijjah).
Jadi haji tamattu' adalah haji dengan 2 kali ihram dalam satu perjalanan naik haji.
Disebut dengan tamattu', karena di dalam pelaksanaannya terdapat kesempatan menggauli istri di antara 2 manasik, yaitu manasik umrah dan manasik haji.
Orang yang melaksanakan haji tamattu' disebut dengan mutamatti'.
Haji Qiraan
Qiraan secara bahasa merupakan bentuk mashdar dari qarana yaqrinu qiraanan fa huwa qaarin, artinya penggabungan.
Dalam istilah manaasik, haji qiran adalah menggabungkan antara pelaksanaan haji dan umrah dalam satu ihram. Jadi amalannya satu, namun untuk dua manasik sekaligus, haji dan umrah.
Orang yang melakukan haji qiraan disebut dengan qaarin.
Haji Ifraad
Ifraad secara bahasa merupakan mashdar dari afrada yufridu ifraadan fa huwa mufrid, artinya menjadikan sesuatu berdiri sendiri atau terpisah dengan yang lainnya. Haji ifraad adalah haji yang tidak didahului atau digabung dengan umrah. Dengan kata lain, haji ifraad itu adalah yang bukan haji tamattu' dan haji qiraan.
Orang yang melaksanakan haji ifraad disebut dengan mufrid.
Catatan:
- Jika pelaksanaan manasik umrah dilakukan setelah ihram manasik haji selesai, maka ini tidak disebut haji tamattu', walaupun pelaksanaan umrahnya dilakukan pada bulan haji.
- Haji qiraan dan ifraad pada hakikatnya memiliki amalan (teknis pelaksanaan) yang sama. Hanya saja qiraan diwajibkan hadyu, sedangkan ifraad tidak wajib hadyu.
- Haji tamattu' dan qiraan sama-sama diwajibkan hadyu. Hanya saja bedanya tamattu' 2 kali ihram (umrah dan hajinya terpisah), sedangkan qiraan 1 kali ihram (umrah dan hajinya digabung).
- Penduduk Makkah tidak wajib hadyu apapun manasik haji yang dipilihnya.
- Bagi yang bukan penduduk Makkah, jika ia memilih haji tamattu' dan qiraan maka wajib baginya hadyu (menyembelih binatang kurban: onta, atau kerbau, atau kambing). Hadyu bisa dilakukan secara perorangan, kelompok, atau diwakilkan kepada orang/lembaga terpercaya untuk kemudian disembelih pada hari raya kurban.
Semoga ulasan ringkas ini dapat membantu Anda untuk membedakan antara ketiga manasik haji tersebut.
Wa shallallaahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad, walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
******************************
Often
times, we hear the saying: “Behind every great man, there is a great
woman“. History proves this statement to be true, whether the woman is a
wife, mother or mentor.
At the closing of the hajj season, Muslims around the world celebrate Eid Ul Adha in memory of Prophet Ibrahim (peace be upon him). During this joyous occasion, we would like to focus on a woman who stood by our Prophet and contributed to his successes.
Hajar, the wife of Prophet Ibrahim, was no ordinary woman. Allah chose her as the wife & mother of a Prophet because of the strong qualities she possessed. She had the will power to leave the land she grew up in & migrate for a better life. She had the courage to stay in a barren dessert alone with an infant while her husband strove to fulfill the command of his Lord. She accepted her fate but was determined to keep going. She strove physically & mentally to provide for her son. She was quick in finding a solution to contain the water of ZamZam into a well. She contributed to society by allowing travelers to benefit from the well of ZamZam, which resulted in tribes settling in that area and building a community. And she raised a child who was righteous, obedient and brave enough to submit to the command of Allah without giving it a second thought
Allah honoured her in such a way that until today pilgrims perform Sa’ee at Hajj in remembrance of her efforts. The Being ME team reveres the efforts & contributions of Hajar (Peace be upon her) and women like her around the globe. We believe that women have the power to shape society & build nations of positive change.
Sering kali, kita mendengar pepatah: "Di belakang setiap orang besar, ada seorang wanita yang besar". Sejarah membuktikan pernyataan ini benar, Apakah perempuan istri, ibu, atau mentor.
Pada penutupan musim haji, Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha Ul mengenang nabi Ibrahim (alaihissalam). Selama ini kesempatan yang menggembirakan, kami ingin fokus pada seorang wanita yang berdiri oleh Nabi kita dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan.
Hajar, istri Nabi Ibrahim, adalah tidak ada wanita yang biasa. Allah memilih dia sebagai istri & ibu seorang nabi karena dia memiliki kualitas kuat. Ia akan kekuatan untuk meninggalkan tanah ia dibesarkan di & bermigrasi untuk kehidupan yang lebih baik.
Dia memiliki keberanian untuk menginap di dessert tandus sendirian dengan bayi sementara suaminya berusaha keras untuk memenuhi perintah dari Tuhan-nya. Dia diterima dengan nasib tetapi bertekad untuk terus berjalan. Dia berjuang secara fisik & mental untuk menyediakan untuk anaknya.
Ia cepat dalam mencari solusi untuk mengandung air ZamZam ke dalam sumur. Dia memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan memungkinkan wisatawan untuk mendapatkan keuntungan dari sumur ZamZam, yang mengakibatkan suku-suku yang menetap di daerah itu dan membangun sebuah komunitas.
Dan ia mengangkat seorang anak yang benar, taat dan cukup berani untuk tunduk kepada perintah Allah tanpa memberikan berpikir dua kali Allah dihormati dirinya dengan cara yang sampai hari ini peziarah melakukan Sa'ee di Haji mengenang usahanya. Tim yang saya menghormati usaha & kontribusi dari Hajar (alaihi dia) dan wanita seperti dia. di seluruh dunia. Kami percaya bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat & membangun bangsa-bangsa dari positif mengubah. (Diterjemahkan oleh Bing)
At the closing of the hajj season, Muslims around the world celebrate Eid Ul Adha in memory of Prophet Ibrahim (peace be upon him). During this joyous occasion, we would like to focus on a woman who stood by our Prophet and contributed to his successes.
Hajar, the wife of Prophet Ibrahim, was no ordinary woman. Allah chose her as the wife & mother of a Prophet because of the strong qualities she possessed. She had the will power to leave the land she grew up in & migrate for a better life. She had the courage to stay in a barren dessert alone with an infant while her husband strove to fulfill the command of his Lord. She accepted her fate but was determined to keep going. She strove physically & mentally to provide for her son. She was quick in finding a solution to contain the water of ZamZam into a well. She contributed to society by allowing travelers to benefit from the well of ZamZam, which resulted in tribes settling in that area and building a community. And she raised a child who was righteous, obedient and brave enough to submit to the command of Allah without giving it a second thought
Allah honoured her in such a way that until today pilgrims perform Sa’ee at Hajj in remembrance of her efforts. The Being ME team reveres the efforts & contributions of Hajar (Peace be upon her) and women like her around the globe. We believe that women have the power to shape society & build nations of positive change.
Sering kali, kita mendengar pepatah: "Di belakang setiap orang besar, ada seorang wanita yang besar". Sejarah membuktikan pernyataan ini benar, Apakah perempuan istri, ibu, atau mentor.
Pada penutupan musim haji, Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha Ul mengenang nabi Ibrahim (alaihissalam). Selama ini kesempatan yang menggembirakan, kami ingin fokus pada seorang wanita yang berdiri oleh Nabi kita dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan.
Hajar, istri Nabi Ibrahim, adalah tidak ada wanita yang biasa. Allah memilih dia sebagai istri & ibu seorang nabi karena dia memiliki kualitas kuat. Ia akan kekuatan untuk meninggalkan tanah ia dibesarkan di & bermigrasi untuk kehidupan yang lebih baik.
Dia memiliki keberanian untuk menginap di dessert tandus sendirian dengan bayi sementara suaminya berusaha keras untuk memenuhi perintah dari Tuhan-nya. Dia diterima dengan nasib tetapi bertekad untuk terus berjalan. Dia berjuang secara fisik & mental untuk menyediakan untuk anaknya.
Ia cepat dalam mencari solusi untuk mengandung air ZamZam ke dalam sumur. Dia memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan memungkinkan wisatawan untuk mendapatkan keuntungan dari sumur ZamZam, yang mengakibatkan suku-suku yang menetap di daerah itu dan membangun sebuah komunitas.
Dan ia mengangkat seorang anak yang benar, taat dan cukup berani untuk tunduk kepada perintah Allah tanpa memberikan berpikir dua kali Allah dihormati dirinya dengan cara yang sampai hari ini peziarah melakukan Sa'ee di Haji mengenang usahanya. Tim yang saya menghormati usaha & kontribusi dari Hajar (alaihi dia) dan wanita seperti dia. di seluruh dunia. Kami percaya bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat & membangun bangsa-bangsa dari positif mengubah. (Diterjemahkan oleh Bing)
Senin, 22 Oktober 2012
AMALAN SUNNAH DI BULAN JULHIJJAH
Banyak
sekali amalan sunnah yang bisa kita lakukan, baik amalan harian,
mingguan sampai tahunan, diantaranya ketika datang bulan Zulhijjah.
Tidak perlu sedih meski ada yang belum dipanggil Allah untuk datang memenuhi panggilan Allah yang indah menawan. Ada amalan yang baik dilakukan diantaranya:
Memperbanyak Puasa Sunnah
Dianjurkan memperbanyak puasa di sembilan hari bulan Dzulhijjah. Terutama p
Tidak perlu sedih meski ada yang belum dipanggil Allah untuk datang memenuhi panggilan Allah yang indah menawan. Ada amalan yang baik dilakukan diantaranya:
Memperbanyak Puasa Sunnah
Dianjurkan memperbanyak puasa di sembilan hari bulan Dzulhijjah. Terutama p
uasa hari arafah, tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qatadah ra meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa,) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim).
Demikian juga keumuman hadis yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Disamping itu, terdapat keterangan khusus dari Ummul Mukminin, Hafshah ra bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, dan tiga hari tiap bulan. (HR. Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).
Memperbanyak Amal Soleh.
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah, pen.).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh).” (HR. Bukhari, Ahmad, dan Turmudzi).
Berkurban.
“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.” (QS. Al-Kautsar: 2).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Dihasankan Al-Albani).
Catatan: Bagi orang yang hendak berkurban, dilarang memotong kuku dan juga rambutnya (bukan kuku dan bulu hewannya) ketika sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia memotong hewan kurbannya.
Melaksanakan Haji (dan ini yang paling Utama)
Allah Swt berfirman,
“Kewajiban bagi manusia kepada Allah, berhaji ke Baitullah, bagi siapa saja yang telah mampu, untuk melakukannya.” (QS. Ali Imran: 97).
“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa,) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim).
Demikian juga keumuman hadis yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Disamping itu, terdapat keterangan khusus dari Ummul Mukminin, Hafshah ra bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, dan tiga hari tiap bulan. (HR. Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).
Memperbanyak Amal Soleh.
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah, pen.).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh).” (HR. Bukhari, Ahmad, dan Turmudzi).
Berkurban.
“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.” (QS. Al-Kautsar: 2).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Dihasankan Al-Albani).
Catatan: Bagi orang yang hendak berkurban, dilarang memotong kuku dan juga rambutnya (bukan kuku dan bulu hewannya) ketika sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia memotong hewan kurbannya.
Melaksanakan Haji (dan ini yang paling Utama)
Allah Swt berfirman,
“Kewajiban bagi manusia kepada Allah, berhaji ke Baitullah, bagi siapa saja yang telah mampu, untuk melakukannya.” (QS. Ali Imran: 97).
Langganan:
Postingan (Atom)