Minggu, 13 Januari 2013


shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat

Fenomena Mencari dan Menjual Ilmu Spiritual, Ilmu Pendidikan, Ilmu Karakter, Ilmu Kepribadian, dan Ilmu Rahasia Kehidupan


Di akhir zaman ini, wa bil khusus di negeri ini bertaburan yang namanya Motivator, Trainer, Pembicara, Ustadz, Da’i, Guru, Mursyid, Konsultan, Therapist, Kyai, Syekh, Habib, Penulis Best Seller, dan lain sebagainya.  Tapi uniknya, akhlak penduduk di negeri ini “sepertinya” malah kian terpuruk ya. Why?
Dalam pengamatan saya yang rendah ini, jika tujuan seseorang berbagi ilmu atau mencari ilmu adalah penghasilan, uang, atau dunia, maka ketahuilah bahwa “uang” itu energinya rendah sedangkan ilmu itu energinya sangat tinggi. Sehingga jika tujuan kita adalah uang maka kita tak akan pernah sampai kepada ilmu tersebut, apalagi sebuah ilmu yang dapat membentuk karakter dan di amalkan di kehidupan sehari-hari, hmm bagaikan asap jauh dari panggangnya.

Sehingga perlu disadari bahwa“uang” bisa menjadi hijab (penghalang) terbesar antara ilmu dan amal, antara hidayah dan kehidupan nyata.  Uang bertambah, ilmu bertambah, tapi amal dan hidayah menurun drastis di kehidupan. Na’udzubillahi min dzaalik.

Nah, menurut Anda, untuk apa sih ilmu itu? Apakah untuk diamalkan, diajarkan, didebatkan, disombongkan, diadukuatkan, dipamerkan, atau diperjualbelikan? Apakah ilmu itu sebuah komoditas atau sebuah alat yang mendasar yang tidak boleh diperjualbelikan?
“Barang siapa yang belajar suatu ilmu yang seharusnya dilakukan dengan ikhlas, tetapi dia menuntutnya demi mencari keuntungan dunia darinya, maka dia tidak akan bisa mencium baunya syurga pada hari akhir” (H.R. Abu Daud).

Sahabatku yang berhati lapang, kini sebagian dunia pendidikan pun lebih mirip membangun bisnis perdagangan dibandingkan pembangunan karakter anak bangsa. Kompetensi yang dimiliki guru pun didagangkan dan ditukar dengan sejumlah uang (SPP) yang dibayarkan oleh orang tua murid di setiap bulannya.
Tak heran bila banyak guru yang kehilangan “magnet” digugu dan ditiru , bahkan justru banyak murid yang culangung alias kurang ajar kepada para gurunya karena mereka menganggap “guwa kan sekolah di sini bayar muahhaal ”.

Nah, karena iklim yang terlanjur dibangun di dunia pendidikan kita adalah “menuntut ilmu sebagai sarana mencari nafkah” , baik untuk guru atau untuk murid-muridnya, maka ketika pemerintah mengadakan program “Pendidikan Gratis” maknanya justru menjadi “Pendidikan tidak Berkualitas”.

Padahal, dalam sejarah pemerintah Islam, pendidikan itu gratis, namun demikian para Guru/Ustadz/Ulama nya adalah orang-orang yang sangat dihormati. Hal ini terjadi karena orientasi guru dan murid sama, yaitu menuntut dan mengajarkan ilmu itu untuk membangun karakter/akhlak dan akidah demi keselamatan di dunia dan akhirat, dan bukan untuk mencari nafkah semata.

Sahabatku, coba perhatikan fenomena tawuran di negeri ini, tawuran justru banyak terjadi di dunia pendidikan. Selain tawuran masih banyak kejahatan yang terjadi di dunia pendidikan, seperti : nyontek berjama’ah, zina antar pelajar, zina antar guru dan murid, penyebaran film porno, jaringan narkoba, dan korupsi yang sudah dianggap wajar oleh sebagian guru.

Yang uniknya adalah orang tua murid pun kadang lebih sedih bila anaknya tidak bisa matematika dibandingkan tidak bisa jujur, tidak bisa berhenti di kala lampu merah menyala di lalu lintas, dan tidak bisa ngantri dengan benar .

Saking sibuknya sebagian para guru, murid, dan ortu murid dalam hal mengejar target, nilai, pengakuan, penghargaan, kompetensi, dan reputasi sekolah, maka akhlak dan karakter anak bangsa pun dikorbankan hidup-hidup.

Sebagian dari mereka berpendapat : lebih baik nyontek berjama’ah ketika UN daripada reputasi sekolah hancur karena nilai UN akumulatif sekolah tidak sesuai target. Padahal jelas-jelas pesan Nabi itu  “Mencari Ilmu” dan bukan “Mencari Nilai”. Biasanya, mencari ilmu itu untuk diamalkan, sedangkan mencari nilai itu untuk dipamerkan, right ?

Sahabatku, “tholabul ‘ilmi” sering diartikan “mencari ilmu”, dan itu benar. Tholabu berasal dari kata tholaba   yang artinya menuntut atau “meminta”.

Sehingga hakikat “tholabul ‘ilmi” adalah “mencari ilmu dengan cara meminta kepada yang memiliki ilmu” dan bukan “mencari ilmu dengan cara membeli kepada yang memiliki ilmu”. Adapun memberi ilmu kepada yang memintanya adalah kewajiban,  tentu saja disesuaikan dengan kondisinya.

Yang penting adalah jangan sampai kita tidak jadi memberikan ilmu hanya lantaran si peminta ilmu tidak sanggup membayar atau membeli ilmu yang kita miliki sesuai dengan harga yang kita tetapkan. Padahal ilmu “rahasia kehidupan” itu sangatlah mahal, sehingga bisa jadi sebesar apapun harga yang kita tetapkan maka kita telah “merendahkan ilmu yang kita miliki”.

Allaahu Akbar, nah jika seorang pembicara ketika ia berbicara menyampaikan ilmunya lalu yang terbayang di otaknya adalah “uang atau bayaran tertentu” maka bayangan itu bisa menutup vibrasi / energi ruhani spiritual yang seharusnya terpancar dari jiwa si pembicara kepada para audiennya.

Nah, bagaimana baiknya? Indahnya sih bila suatu saat dalam dunia “pendidikan”, “training spiritual”, apalagi “ceramah agama”, tidak ada lagi istilah “bayar”, bahkan kalau perlu tidak ada lagi istilah “gratis” , tapi sama-sama sadar dan saling mengerti antara pembicara, pendidik dengan para pendengar dan murid-muridnya.

Misalkan, pembicara memberikan ilmunya karena Allah, dan si pendengar pun mendapatkan ilmu dan hidayah dari Allah, dan bukan dari si pembicara. Pembicara hanyalah washilah di dunia fisik saja.

Setelah si pendengar mendapatkan ilmu dan hidayah dari Allah, maka si pendengar dengan rela hati memberikan hadiah berupa apa saja yang baik kepada si pembicara, memberikannya karena Allah dan bukan karena ilmu si pembicara. Diberikan sesuai kemampuan, dengan membesarkan tekad dan niat di jalan kebaikan, dan besarnya tidak ditentukan oleh si pembicara. Insya Allah berkah. Alhamdulillah.


Wallahu a’lam


Kang Zain

(Mentor S3 qu..... )

Jumat, 11 Januari 2013

” Tanda 100 hari mau meninggal “

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat
 
 
 assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhh

” Tanda 100 hari mau meninggal “

Ini adalah tanda pertama dari ALLAH SWT kepada hambanya dan hanya akandi sadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini hanya saja mereka menyadari atau tidak. Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu ashar, seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil, contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan -akan bergetar.

Tanda ini rasanya nikmat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik dihatibahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti danhilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini.


Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan

kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu

saja tanpa sembarang manfaat…


Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang

terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri

dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah

mati.


” Tanda 40 hari sebelum hari mati “


Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu ashar, bahagian pusat kita

akan berdenyut-denyut pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan

gugur dari pokok yang letaknya diatas arash ALLAH SWT, maka malaikat

maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persediaannya ke

atas kita, antaranya ialah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang masa


Akan terjadi malaikat maut ini memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan

jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan

bingung dan linglung seketika…


Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk

mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan

dicabutnya.


“Tanda 7 Hari”


Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan

musibah kesaktian dimana orang sakit yang tidak makan, secara tiba-tiba

ia berselera untuk makan…


” Tanda 3 hari “


Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahgian tengah dahi kita yaitu

diantara dahi kanan dan kiri, jika tanda ini dapat dikesan maka

berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak

najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita

nanti….


Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang

yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan

jika kita melihatnya dari bahagian sisi…


Telinganya akan layu dimana bagian ujungnya akan beransur-ansur masuk

ke dalam…


Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan

sukar ditegakan.


” Tanda 1 hari “


Akan berlaku sesudah ashar dimana kita akan merasakan satu denyutan di

sebelah belakang yaitu di kawasan ubun-ubun dimana ini menandakan kita

tidak akan sempat untuk menemui waktu ashar keesokan harinya….


” Tanda akhir “


Akan terjadi keadaan dimana kita akan merasakan sejuk dibagian pusat

dan rasa itu akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bagian

Halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimat SYAHADAT dan berdiam

diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita

kembali kepada ALLAH SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang

akan mematikan pula…

assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhh

Rabu, 02 Januari 2013

" JILBAB MENYELAMATKANMU DARI SIKSA API NERAKA"

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Mohon maaf bukan niat hati tuk menghakimi ukhtii yang belum bisa memakai jilbab tapi pada dasarnya hanya sekedar untuk saling mengingatkan saja sesama umat islam khususnya wanita,,

" Imam Ali as berkata: “Saya dan Fathimah menghadap Rasulullah saw dan kami melihat beliau dalam keadaan menangis tersedu-sedu dan kami berkata kepada beliau: “Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu, apa yang membuat anda menangis tersedu-sedu?”

Rasulullah bersabda: “wahai Ali pada malam mi’raj ketika aku pergi ke langit ,aku melihat wanita–wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis. Kemudian beliau bersabda:

1. Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih. Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Sepenggal cerita Ali as diatas dari 11 sabda Rosullullah mengenai wanita yang masuk neraka nererangkan dengan jelas bahwasanya seorang wanita akan masuk neraka jika tidak menutupi rambutnya atau memakai jilbab(Hijab)

Mungkin Kaum wanita sekarang menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil,bahkan ada yang bilang lebih baik tak memakai jelbab dari pada memakai juga tak bisa menjaga kelakuannya"
Kaum wanita menganggap yang terpenting hatinya dan bisa menjaga prilaku dan mengerjakan sholat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan.

Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya sbb: “….. Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi”.

Sebagaimana telah diterangkan dimuka, memakai jilbab bagi kaum wanita adalah hukum syariat Islam yang digariskan Allah dalam surat An-Nur ayat 59. Jadi kaum wanita yang tak memakainya, mereka telah mengingkari hukum syariat Islam dan bagi mereka berlaku ketentuan Allah yang tak bisa ditawar lagi, yaitu hapus pahala shalat, puasa, zakat dan haji mereka?.

Sikap Allah diatas ini sama dengan sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagai terlambang dari peribahasa seperti:“Rusak susu sebelanga, karena nila setitik,”. Contoh segelas susu adalah enak diminum. Tetapi kalau dalam susu itu ada setetes kotoran manusia, kita tidak membuang kotoran tersebut lalu meminum susu tersebut, tetapi kita membuang seluruh susu tersebut. Begitulah sikap manusia jika ada barang yang kotor mencampuri barang yang bersih. Kalau manusia tidak mau meminum susu yang bercampur sedikit kotoran, begitu juga Allah tidak mau menerima amal ibadah manusia kalau satu saja perintah-Nya diingkari.

Di dalam surat Al A’raaf ayat 147, Allah menegaskan lagi sikapNya terhadap wanita yang tak mau memakai jilbab, yang berbunyi sbb.:

“Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal kebaikan. Bukankah mereka tidak akan diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan?” Kaum wanita yang tak memakai jilbab didalam hidupnya, mereka telah sesuai dengan bunyi ayat Allah diatas ini, hapuslah pahala shalat, puasa, zakat, haji mereka. Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab berada dalam neraka sebagaimana bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas, jdi ditegaskan Allah sebagaimana firmanNya di dalam surat Al A’raaf ayat 36 yang artinya seperti: “Adapun orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”.

Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, adalah mendustakan ayat Allah surat An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59 dan menyombongkan diri terhadap perintah Allah tersebut, maka sesuai dengan bunyi ayat tersebut diatas mereka kekal didalam neraka. Ummat Islam selama ini menyangka tidak kekal didalam neraka, karena ada syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW yang memohon kepada Allah agar ummat yang berdosa dikeluarkan dari neraka. Mereka yang dikeluarkan Allah dari neraka, mereka yang dalam hidupnya ada perasaan takut kepada Allah. Tetapi kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, tidak ada perasaan takutnya akan siksa Allah, sebab itulah mereka kekal didalam neraka.

Sekarang kaum wanita yang tak mau berjilbab, dapat menanyakan kepada hati nurani mereka masing-masing. Apakah terasa berdosa bagaikan gunung yang sewaktu- waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan lalat yang hinggap dihidung mereka?.

Kalau kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya, maka tak akan bertobat didalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada perasaan takutnya kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka sebagaimana bunyi surat Al-A’raaf ayat 36 di atas.

Jadi mereka tak mendapat syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat. Banyak sekali kaum wanita yang tak berjilbab sungguhpun mereka mendirikan shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi telah hapus nilai pahalanya disisi Allah telah terjadi di zaman kita ini dan akan berketerusan sampai hari kiamat, kecuali dakwah menghidupkan risalah jilbab ini dikerjakan bersama-sama oleh seluruh ummat Islam, yaitu dengan mencetak ulang buku yang tipis ini dengan jumlah yang banyak dan disebarkan secara cuma-cuma ketengah-tengah ummat Islam. Sesungguhnya banyak kaum wanita yang hapus pahala shalatnya yang hidup di zaman ini dan di zaman yang akan datang, semata-mata karena mereka tidak memakai jilbab didalam hidup mereka, telah diisyaratkan Nabi Muhammad SAW dikala hidup beliau sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb:

“Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana ummatku banyak yang mendirikan shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan neraka jahanamlah bagi mereka”.

Tafsir “…sebenarnya bukan mendirikan shalat…” dari hadits diatas, ialah nilai shalat mereka tidak ada disisi Allah karena telah hapus pahalanya disebabkan kaum wanita mengingkari ayat jilbab. Begitulah Nabi Muhammad SAW memberi peringatan kepada kita semua, bahwa banyak ummatnya dari kaum wanita yang masuk neraka biarpun mereka mendirikan shalat, tetapi tidak memakai jilbab didalam hidup,

"Semoga menjadi renungan kita bersama bahwa yang wajib itu tetap wajib hukumnya,," Kalau tidak mulai dari sekarang apakah kita akan menunggu hari lusa atau disaat kita sudah tua,,,?"

Ingat satu hal Malaikat maut itu tidak menunggumu hari lusa besok atau taun depan mungkin satu menit,jam atau hari esok kita telah dicabut nyawanya oleh malaikat maut,,"dan kita benar-benar menjadi orang yang merugi setelah hari itu datang kepada kita,,"

Buat ukhtii Berjilbab Yuks,,,,"memakai jilbab itu indah dan terhormat dimata manusia juga dimata ALLAH"

raihlah amal , silahkan bagikan kepada ke teman2mu,, ^___^

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu