Senin, 17 Juni 2013

PENGHARGAAN SUAMI TERHADAP ISTRI

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat

PENGHARGAAN SUAMI TERHADAP ISTRI

Seorang suami yang salih, akan senantiasa teringat sabda Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam – ,
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya, dan aku adalah yang terbaik dari kalian bagi istriku.” (Riwayat Tirmidzi)
Karena itu, ia akan selalu berusaha mencontoh Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam – , bersikap baik terhadap istri, dan senantiasa menghargainya. Apa saja bentuk penghargaan suami terhadap istrinya? Di antaranya:

- Memberikan panggilan yang terbaik dan paling disukainya
Suami yang menyayangi serta mencintai istrinya, tentu tak ragu untuk mengungkapkan rasa sayangnya, di antaranya dengan memanggil istri menggunakan panggilan “sayang”, atau panggilan yang paling disukainya. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam – , yang senang memangil Ummul Mukminin Aisyah – rodhiyallohu ‘anha – dengan “Humaira” (yang pipinya kemerah-merahan). Panggilan seperti “Adik” atau “Adinda” saja, insyaallah sudah cukup membuat seorang istri senang.

- Mempergaulinya dengan lemah lembut
Suami yang menghargai istrinya, akan berusaha mempergauli istrinya dengan lemah lembut, baik dalam sikap maupun tutur kata. Ia akan berusaha menjauhi sikap kasar dan keras terhadap istri. Kalau istrinya bersalah atau mengecewakannya, ia akan menasihatinya dengan santun. Tidak dengan makian, bentakan, dan bahkan tamparan di wajah.

- Murah senyum/menunjukkan wajah ceria
Menunjukkan wajah yang ceria di hadapan istri, juga salah satu bentuk penghargaan suami terhadap istrinya. Istri yang selalu melihat senyum dan keceriaan di wajah suaminya, tentu akan lebih mudah untuk merasakan kebahagiaan. Berbeda bila suami selalu menunjukkan wajah cemberut. Istri akan merasa serba salah dan tak bahagia, karena merasa suaminya tak pernah bisa bahagia bersamanya.

- Memberikan pujian
Pujian suami terhadap istri, juga salah satu bentuk penghargaan suami. Meskipun terlihat sepele, namun pujian yang tulus dari seorang suami bisa menimbulkan efek psikologis yang sangat besar bagi seorang istri. Misalnya mendongkrak semangat, menambah percaya diri, dan tentu saja membuat hatinya berbunga-bunga penuh bahagia. Pada dasarnya, setiap wanita senang dengan pujian, terlebih dipuji oleh belahan hati yang sangat dicintainya.

- Memberikan hadiah
Hadiah adalah pembawa pesan cinta, serta menjadi salah satu bentuk penghargaan suami terhadap istri. Akan lebih berkesan, bila hadiah diberikan tanpa pemberitahuan lebih dulu sehingga menjadi kejutan yang membahagiakan.

- Membantu istri mengurus rumah
Pekerjaan rumah tangga hampir tak ada habisnya. Suami yang baik, akan berusaha meringankan beban istrinya dalam mengurus rumah tangga. Misalnya membantu istri mencuci, menjemur pakaian, bersih-bersih dan semisalnya. Dengan demikian seorang istri akan merasa lebih dimengerti dan dihargai oleh suaminya.

- Membantu istri mengurus anak
Penghargaan suami juga bisa diwujudkan dengan membantu istri mengurus anak. Mengerjakan berbagai pekerjaan rumah sekaligus mengurus anak, tentu sangat repot dan menguras energi. Terutama bagi yang anaknya masih batita (di bawah tiga tahun), apalagi lebih dari satu. Ketika suami mau membantu mengurus anak, berarti ia telah mengurangi kerepotan istri, dan membuatnya lebih tenang dalam menyelesaikan berbagai macam pekerjaan rumah.

- Memperhatikan kesehatannya
Suami yang menghargai istrinya, akan sangat memperhatikan kesehatan sang istri. Ketika melihat istrinya sakit, maka ia akan segera berusaha mencarikan obatnya. Ia pun akan lebih perhatian terhadap istri, dan menyuruh istrinya banyak beristirahat.

- Berbakti kepada kedua orangtuanya
Berbakti kepada orang tua istri atau mertua, juga merupakan wujud penghargaan suami kepada istrinya. Bakti suami tersebut akan membahagiakan istri serta kedua orangtuanya.

- Menjalin silaturahim dengan kerabatnya.
Penghargaan suami terhadap istrinya, juga bisa ditunjukkan dengan menjalin silaturahim dari kerabat pihak istri, serta berbuat baik terhadap mereka.

KIAT MERAIH PENGHARGAAN SUAMI

Bagaimana agar seorang istri bisa mendapatkan penghargaan dari suaminya? Berikut ini beberapa kiatnya.

- Menunaikan kewajiban-kewajibannya dengan baik
Untuk memperoleh penghargaan suami, seorang istri harus melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik. Di antaranya melayani suaminya di tempat tidur, menyiapkan makan dan minumnya, serta membereskan rumah serta mengurus anak-anak. Istri harus berusaha menyukai berbagai pekerjaan rumah tersebut, dan mengusir rasa bosan dan jenuh yang kadang hinggap di hati. Bagi wanita, memberikan pelayanan yang maksimal kepada suami dan mencari keridhaannya, akan memperoleh pahala yang sangat besar, menyamai pahala seorang lelaki yang keluar rumah untuk beribadah ataupun berjihad.

- Bersikap lemah lembut
Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam - bersabda kepada Ummul Mukminin Aisyah – rodhiyallohu ‘anha – , “Wahai Aisyah, engkau mesti bersikap lembut dan jauilah sikap kasar dan kotor!” (Muttafaq ‘alaih)
Wasiat Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam - ini hendaknya juga selalu diingat oleh para istri. Dengan kelemahlembutan, keridhaan dan penghargaan suami lebih mudah teraih.

- Tidak banyak menuntut
Seorang suami tidak suka istri yang banyak menuntut ini dan itu di luar kemampuan suaminya. Karena itu sebaiknya seorang istri bersikap qanaah, menerima dan mensyukuri seberapa pun pemberian suami. Bila nafkah dari suami kurang mencukupi, istri bisa membantu mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah atau sesuai dengan fitrah wanita. Misalnya menjahit, menulis membuat dan menitipkan makanan ke warung-warung dan semisalnya.

- Pandai berterima kasih
Rasulullah – shollallohu ‘alaihi wa sallam - bersabda, “Allah Tabaaraka wa Ta’ala tidak sudi melihat seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya padahal ia selalu butuh kepadanya.” (Riwayat an-Nasa’i)
Ucapan terima kasih juga merupakan penghargaan istri kepada suaminya. Suami yang merasa dihormati dan dihargai oleh istrinya, tentu akan semakin mencintai istrinya dan juga menghargainya.

- Pandai menyenangkan hati suaminya
Ini adalah jalan pintas untuk mengambil hati suami dan mendapatkan penghargaannya. Yaitu dengan selalu berusaha menyenangkan hatinya dalam setiap kesempatan. Misalnya dengan berdandan yang anggun untuknya, membuatkan makanan kesukaannya, memelihara kebersihan dan kerapian rumah, dan sebagainya.

- Pandai menghibur hati suami
Suami akan lebih menghargai istri yang bisa menghiburnya dan mau menjadi pendengar yang baik untuk menampung segala keluh kesahnya. Sebaliknya, ia akan sangat tersiksa bila istrinya malah sering membuat masalah dan membuatnya susah.

- Menjadi sebaik-baik perhiasan dunia
Inilah jurus pamungkas untuk meraih penghargaan suami. Yaitu dengan menjadi sebaik-baik perhiasan dunia baginya. Yang menyenangkan bila dipandang, taat saat diperintah, dan bisa menjaga rumah dan hartanya saat dia bepergian.

Semoga kiat-kiat sederhana ini, bisa membantu Anda mendapatkan penghargaan dari suami.

Sabtu, 08 Juni 2013

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


MOHON DI SIMAK.

BERBAGI HIKMAH :


Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:

“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.

Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.

Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata:

“Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”,

mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.

(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.

Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.

Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”

Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.

Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.

Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.

Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.

Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.

Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.

Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.

Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.

Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.

Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.

Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.

Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.

Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya beliau melakukan mi’raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Khaliq-nya.

Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.

Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat, yang malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.

Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:

“Siapakah ini?”

Jibril menjawab: “Aku Jibril.”

Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”

Jibril menjawab: “Muhammad saw.”

Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”

Jibril menjawab: “Benar”.

Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:

“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.

Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.

Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:

“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.

Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.

Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:

“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”.

Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.

Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.

Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.

Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.

Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”.

Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.

Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.

Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.

Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: “Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.

Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.

Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.

Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.

Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.

Dalam riwayat lain beliau berkata:

“Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.

Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.

Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.

Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.

Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.

Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.

Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”

“Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau.

“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.

Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.

Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.

Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda:

” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya:

“Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”

Aku menjawab: “50 sholat”,

Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,

Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata:

“Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.

Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:

“Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.

Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:

“Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,

Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.

Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.

Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.

Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.


Allah azza wa jalla tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, dan sangatlah tidak mungkin men-dzalimi hamba-hamba-Nya. Di tengah-tengah datangnya ujian silih berganti, Allah S.W.T. memberi sebuah "hadiah" yang teramat agung kepada Rasulullah yaitu Isra Mi'raj, dan "hadiah" tersebut ternyata tidak hanya diperuntukkan bai beliau saja, tetapi Allah S.W.T. menganugerahkannya pula kepada umatnya Rasulullah s.a.w. Salah satu "hadiah" terbesar adalah SHALAT. Shalat inilah Mi'raj-nya umat muslim bertemu Tuhannya selama hidup di dunia. Di dalam shalat, ada sebuah waktu di mana jarak antara hamba dengan Allah Ta'ala sangat-sangat dekat, yaitu SUJUD. Inilah hadiah yang terbesar yang dianugerahkan Allah kepada umat muslim dari Isra Mi'raj.



Terlalu Mudah Jengkel, Pantesan Rejekinya Susah dan tidak Berkah

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat

Terlalu Mudah Jengkel, Pantesan Rejekinya Susah dan tidak Berkah

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.(Q.S. 29:2-3)"

Tentu saja berbeda antara Jengkel dan Jengkol.... kalau Jengkol bikin lingkungan di sekitar berbau kurang sedap, sedangkan kalau jengkel bikin lingkungan di "hati" berbau tidak sedap....

Anda ingin menjadi orang berIMAN? Beneran nih, sudah siapkah diuji dengan berbagai kejengkelan? hehehe bersiap-siaplah. Tentu saja kita sangat ingin menjadi orang yang beriman, namun uniknya mengapa kita enggan menerima ujian dariNya. Dan salah satu ujian yang paling sering kita rasakan saban hari adalah hadirnya JENGKEL karena adanya beberapa hal yang terjadi disekitar kita yang kita tidak menyukainya...yang tidak sesuai dengan harapan kita...

Contoh :
1. Jengkel karena melihat pengemis bereda
menurutr di perempatan lalu lintas
2. Jengkel karena melihat anak tidak , dan sukanya bermain game atau nonton TV terus
3. Jengkel karena melihat mertua tidak "selaras" dengan pikiran kita
4. Jengkel karena mamah/ibu meminta kita melakukan sesuatu yang tidak kita sukai...
5. Jengkel karena mobil kita diserobot angkot dari arah kiri..
6. Jengkel karena melihat orang tidak mau antri dan main serobot saja..
7. Jengkel karena melihat orang merokok di sembarangan tempat...
8. Jengkel karena melihat suami/istri Facebookan terus...
9. Jengkel karena Kesebelasan kesayangannya kalah oleh tim lawan
10. Jengkel karena sinetron terus bersambung, di potong pas saat seru-serunya
11. Jengkel karena melihat kucing yang BAB dan BAK sembarangan
12. Jengkel karena melihat tikus yang merusak rumah...
13. Jengkel karena omongan atau tudingan tetangga..
14. Jengkel karena melihat suami tidur terus males bekerja
15. Jengkel karena anak kita susah makan, dan maunya jajan terus...
16. Jengkel karena anak kita tidak mau tidur siang
17. Jengkel karena hutang bangsa Indonesia yang menumpuk kepada luar negeri..
18. Jengkel karena melihat pejabat Negara tidak bekerja sesuai dengan harapan kita
19. Jengkel karena melihat Ustadz poligami...mana cantik banget lagi istri keduanya..
20. Jengkel karena SMS kita tidak dibales-bales..
21. Jengkel karena mobil atau rumah tetangga lebih mewah dari yang kita punya..
22. Jengkel karena pasangan hidup di rumah marah-marah terus
23. Jengkel karena beli cendol ada lalernya..
24. Jengkel karena janjian bertemu seseorang lalu dia terlambat satu jam..
25. Jengkel karena masakan si istri tidak disukai oleh suaminya
26. Jengkel karena orang yang satu itu suka berhutang dan tak mau mebayar...
27. Jengkel karena kita tidak mudah menghilangkan berbagai rasa jengkel ini... dlsb

Sahabatku, kalau di setiap harinya, begitu banyak kejengkelan yang kita rasakan, maka wajarnya saja jika HATI kita berbau tak sedap (Seperti Jengkol hehe), sehingga REJEKI yang BERSIH ogah HADIR kepada kita.

Nah sahabat, jika Anda ingin rejeki yang bersih hadir dalam hidup Anda, maka bersihkanlah hati Anda dengan cara (salah satunya) menghilangkan berbagai rasa jengkel dari hati. Yaitu maafkan saja semuanya...sepenuhnya..set

ulusnya..sebab..semuanya hanyalah ujian dari ALLAH untuk Anda yang ingin menjadi orang BERIMAN.

Wallahu alam
KZ

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu