Minggu, 27 November 2011

BAITULLAH sang Pusat Thowaf

Fokuslah ke titik tengah. Lalu gerakkan maju dan mundur kepala Anda, seraya mata Anda tetap Fokus ke titik hitam yang berada di tengah gambar ini. Nah apa yang Anda rasakan?

Bulan mengitari Bumi karena Bumi lebih kuat gaya gravitasinya dibandingkan Bulan. Bumi mengitari matahari karena Matahari lebih kuat gaya gravitasinya (daya tarik) dibandingkan bumi. Manusia mengitari Baitullah, karena Allah JAUH LEBIH KUAT DAYA TARIKNYA dibandingkan manusia.


Semakin Dekat manusia kepada Baitullah, maka semakin mustajablah do'anya, semakin kuatlah daya tariknya.... sebab ia semakin dekat dengan ALLAH SWT.


Ibarat sebuah Roda, maka biasakanlah berada dekat dengan pusat roda, sebab kalau Anda berada jauh dari pusat roda maka perputarannya akan semakin terasa, sedih dan bahagia Anda akan semakin melupakan Anda dari pusat kesejatian Anda.


Tetapi kalau Anda berada dekat dengan pusat roda, maka bagi Anda tidaklah lagi menjadi masalah apapun yang terjadi di luar sana, sebab yang di luar itu pada dasarnya fana, sehingga kebahagiaan Anda tidak berlebihan dan kesedihan Anda pun tidak berlebihan.


Lebih indah lagi jika Anda menyatu dengan Baitullah, menyatu dengan Cahaya Allah SWT. Maka sedikit saja Anda bergerak, sudah berefek dahsyat kepada pergerakan orang-orang yang "seolah-olah" turut thowaf di sekitar Anda. Itu sebabnya jika Anda dikehendaki oleh Allah, maka Allah akan menjadikan Anda waliNya di muka bumi, akan menjadikan Anda bagian dari para ULAMA' yang berperan sebagai AGEN PERUBAHAN yang sejati.


Itulah makna dari Gambar di atas, yaitu "Jika Anda fokus ke titik hitam yang di tengah (Baitullah) maka tatkala Anda menggerakkan diri Anda (maju-mundurnya kepala) maka Anda telah menggerakkan Alam semesta".


Nah Sahabat, Fokuslah kepada ALLAH maka MANUSIA akan FOKUS kepada ANDA.


  
Mengenali BAITULLAH JIWA
  

Kami awali dengan pernyataan bahwa MANUSIA dan ALAM SEMESTA itu selaras, atau memiliki kemiripan. Contoh, Dalam Alam Makro terlihat bahwa Thowafnya Bulan adalah mengelilingi Bumi, Thowafnya Bumi adalah mengelilingi Matahari, Thowafnya Matahari adalah mengelilingi Galaksi, Thowafnya Galaksi mengelilingi Super Galaksi dan seterusnya hingga pada akhirnya semua benda di langit Thowaf Mengelilingi Arsy-nya Allah SWT, hanya memusatkan diri dan bertasbih kepada Allah SWT. Subhanallah.

Sedangkan dalam Alam Mikro terlihat Thowafnya para elektron mengelilingi inti atom. Dan dalam Alam SPIRITUAL terlihat Thowafnya manusia mengelilingi ka’bah di kota Mekkah. Dan ada satu keunikan yang kami perhatikan adalah bahwa semuanya memiliki kecenderungan arah berputar yang sama, yaitu ke arah kiri, yakni berlawanan arah jarum jam.

Lain itu, dalam hal beribadah, MANUSIA dan BUMI memiliki kecenderungan yang sama. Memiliki orientasi yang sama, yaitu MENYEMBAH Allah dengan cara FOKUS kepada BAITULLAHnya.

Pada Bumi, Baitullahnya bernama Ka’bah, berada di kota Mekkah. Nah, lalu dimana letaknya Baitullah yang berada dalam JIWA seorang manusia. Bukankah setiap hari manusia pun melakukan Thowaf melalui sistem SHOLAT. Selain, setiap manusia itu beribadah sholat menghadap ke arah Ka’bah, tapi juga secara perputaran roka’at, sebenarnya seorang manusia yang sedang sholat pun sedang melakukan Thowaf 360 derajat.

Perhatikanlah :
Lihatlah, ternyata satu putaran roka’at sama dengan 360 derajat. Sehingga, secara tersirat, ketika seseorang itu berputar penuh (360 derajat), maka ada “suatu zat” yang ia jadikan sebagai pusat perputaran. Kami mengatakannya sebagai Baitullah jiwa (dalam buku “Menyingkap Rahasia Hati”, oleh Sudirman Tebba, pustaka irVan, dikatakan bahwa di dalam Fuad ada yang namanya Lubb atau Albab – pen.), dan kalau kita melihat struktur HATI maka Baitullah Jiwa itu peluang terbesarnya terletak di kota FUAD.

Sholat adalah THOWAF, Thowaf adalah bergerak, bergerak adalah bertasbih. Bumi, Matahari, malaikat, alam semesta semua bertasbih (baca : bergerak berputar) fokus kepada Allah SWT. Subahanallah lebih tepat diartikan Allah Maha Menggerakkan, apalagi asal kata Subhanallah adalah "sabhan" yang berarti berenang, terapung, dan bergerak dengan cepat.

Itu sebabnya, SHOLAT MAYIT tidak ada Rukuk dan Sujud, karena mayit secara jasadiah sudah tidak bergerak. Itu pula sebabnya, Sholat Gerhana tidak ada sujud, yang ada justru RUKUK dua kali, sehingga membentuk dua kali sudut 90 derajat = 180 derajat atau disebut sebagai garis lurus. Sebab gerhana adalah terjadi ketika adanya garis lurus antara Bumi, Matahari, dan Bulan.

Nah, kembali ke awal, sebagaimana Kota Mekkah, maka “kota Fuad” pun tidak selalu diisi oleh “orang-orang” baik. Tapi apa pun yang terjadi pada kota FUAD, maka Baitullah tetaplah agung dan suci. Walaupun dahulu di sekitar Ka’bah berjejer banyak patung berhala, tentu saja tidak bisa mengurangi kesucian Baitullah, Baitullah tetaplah suci, tak kan terkotori oleh sesuatu yang fana.

Wallahu alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu