Selasa, 07 Juni 2011

GARIS LANGIT

Harta itu seperti garis langit.

Ada walau tiada.

Lurus walau tidak demikian.

Harta itu ujian. Seperti halnya anak-anak kita.

Ujian yang sungguh berat.

Karena banyak manusia yang berharta tidak menjadi sadar bahwa hartanya itu tidak lain adalah ujian baginya.

Harta cenderung mendorong manusia melampaui batas.

Batas kemanusiaannya yang sejati.

Harta juga mendorong manusia berlaku pongah.

Memandang rendah orang yang dibawah statusnya.

Harta pun mendorong manusia untuk bermegah-megahan.

Melupakan sejarah bahwa dia terlahir tanpa mengenakan apa-apa.

Harta seperti garis langit.

Ada walau tiada.

Lurus walau tidak demikian..

Manusia berlomba mengejar dan mendapatkannya.

Padahal, dia adalah semata pemberian Tuhan.

Bila Dia tidak berkehendak, maka apa gerangan yang kan kau dapatkan?

Tapi bila harta tlah kau genggam, ingatlah.. Setiap saat dia bisa menghilang tak berbekas.

Seperti garis langit..

Ada walau tiada.

Lurus walau tidak demikian..

Harta itu seperti garis langit, dia adalah pembatas imajiner.

Banyak yang merasa miskin karena tidak berharta. Banyak pula yang tidak pernah cukup kaya walau hartanya sudah hampir menimbunnya.

Kaya dan miskin hanya dipisahkan oleh pembatas imajiner. Bukan oleh harta.

Garis langit adalah batas.

Sekali-kali kau tak akan sanggup melampauinya.

Perhatikanlah laju kapal yang menghilang setelah berusaha mencapainya.

Karena itu, janganlah harta dijadikan tujuan. karena dia akan menenggelamkanmu.

Tapi jadikanlah dia sebagai kapal. yang menghantarkanmu ke dermaga.

Perumpamaan ini telah Tuhan gambarkan di dalam kalamNya.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu