~~~~~ISTRIKU BUKAN BIDADARI,AKUPUN BUKAN MALAIKAT~~~~~
Teruntuk yang sudah berkeluarga,barangkali dapat menambah keharmonisan,
Teruntuk yang belum berkeluarga semoga menambah wawasan
Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.
Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan
bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh,
pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran
indah.
Bukankah demikian, Saudaraku?
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta
kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya
engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini
dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong
seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits
ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan
perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun,
hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan
keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama
lebih didahulukan.”
Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan
hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-’Ash
radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ
يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى
أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى
الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya,
karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan
pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta
kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah
engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak
wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama,
lebih utama dibanding mereka semua.’” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani
dinyatakan sebagai hadits yang lemah)
Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?
Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda,
maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat.
Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.
Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa
Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.
عَنْ
أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ
يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ
بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ
الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
Abu Musa radhiyallahu ‘anhu
menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak
lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada
dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan
Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Asiyah dibanding wanita
lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!
Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri
Anda.
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang
beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas
dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)
Saudaraku, Anda
kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir,
karena ternyata istri Anda adalah penyayang.
Anda kurang puas
dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar?
Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.
Anda
berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati
Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia
keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar
penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.
Demikianlah seterusnya.
Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek
kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan
kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar
seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam
membaca kelebihan pasangan Anda.
Dahulu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal,
termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,
قَالَ لِي
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ
إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ:
فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ
عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا
كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ
وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ
“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian
pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya,
‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila
engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau
berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang
dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak,
demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan
berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah,
tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)
Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu
peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati
istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk
menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di
sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti
biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana
hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian,
kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.
Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam
memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian
dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)
Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?
Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan
dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam
benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan
gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita
berikut ini,
الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ
“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya,
niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang
dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia
adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا
هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا
تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ
“Tidak mungkin istrimu kuasa
bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk.
Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah.
Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat
bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah
bengkok.” (Hr. Ahmad)
Nah, sekarang, silakan Anda mengorek
memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai
kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri
Anda memiliki banyak kelebihan.
Lalu, bila pada suatu hari Anda
merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa
sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh
istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka
segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal
yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)
Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan
pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak
hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.
Selamat
berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada
Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.
Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan
pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan
tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain
sebagainya.
Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan
betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat
terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?
Saudariku, setelah Anda
menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi
lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?
Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.
Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.
Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka
tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung
jawab.
Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.
Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang
perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam
urusan luar rumah.
Juga, andai selama ini, sikap suami Anda
terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan
kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan
harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda,
menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.
Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal
yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang
ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga
bersamanya.
Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu
perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah
tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di
akhirat kelak.
Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah
tangga Anda seindah dambaan Anda.
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا
أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟
قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ
إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا
رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Aku diberi kesempatan untuk
menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para
wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para
shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar
kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap
perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik
kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu,
niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan
kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)
Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?
Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada
genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga
suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan
kebahagian berumah tangga kepada Anda.
Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ
فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ
أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Bila seorang istri telah
mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian
dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan
kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang
engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)
Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?
Kunci Keberhasilan Rumah Tangga
Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus
berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan
untuk Anda berdua.
Anda berhasil menemukannya?
Bila
Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum,
maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman
Allah berikut,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan
satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)
Hak
pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda.
Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula
kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.
Shahabat Abdullah
bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah
tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang
untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku
berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’
Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,
وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)
Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda
berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar
rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda
berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan
untuk orang lain?
Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi
kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam
membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai
penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya.
Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya.
Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mencontohkan dalam rumah tangga beliau.
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ
“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian
pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan,
maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)
Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair
State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang
hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia
mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua
kelompok.
Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli
dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami
yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.
Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering
membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering
memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah,
begitu kental dalam rumah tangga mereka.
Sejatinya, penemuan
ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah
hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya.
Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri
dalam bercinta.
Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.
Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?
Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada
kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis: Ustadz Arifin Badri, Lc., M.A.
===
catatan kaki:
[1] Para ulama pensyarah hadits menjelaskan bahwa bubur daging adalah
makanan paling istimewa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
terlebih-lebih bubur daging mudah pembuatannya dan selanjutnya mudah
pula menelannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar