Rabu, 25 Mei 2011

Mengatur Anak dengan Tidak Mengaturnya

Sebenarnya, setiap anak terlahir dengan orisinalitasnya masing-masing. Mereka sudah disiapkan peran terbaiknya oleh Allah untuk menjadi pribadi yang penuh lestari. Tetapi, kita sebagai orang tuanya, malah seringkali merusak orisinalitas bawaan sang anak, sehingga anak kita setelah menginjak usia remaja hampir selalu berada di persimpangan kebingungan.
Tugas kita sebagai orang tua, bukanlah menjadikan anak kita sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan lalu kita pun berbangga jika anak-anak kita menjadi seseorang yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal di sisi lain anak kita menderita.
Bersikap adillah dengan anak-anak kita, tapi janganlah engkau adili mereka, dan engkau paksakan kehendakmu kepada mereka. "Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)"
Karena setiap anak itu sudah membawa potensinya, maka SERAHKANLAH kepada ALLAH atas perkembangan anak-anak kita. Tugas kita adalah, melakukan apapun yang Allah perintahkan kepada kita, lanjutnya tawakkal saja.
Stress dan Gelisah seringkali muncul karena kita tidak total dalam bertawakkal. Semua yang ada di alam semesta ini sudah teratur dan sudah memiliki tugasnya masing-masing, termasuk saya, Anda, dan anak-anak kita.
Maka yang harus kita lakukan adalah "ngeh" atau "menyadari" apa sebenarnya tugas kita hadir di muka bumi ini. Dan kalau kita sudah "ngeh" dengan kehadiran kita di muka bumi, maka kita akan lebih sederhana dalam menyikapi hidup ini. Lebih sederhana dalam mendidik anak-anak kita.
Dan kita mulai yakin sepenuhnya, apapun yang terjadi terhadap anak-anak kita, selama itu bukan dari rekayasa kita, maka itu semua adalah hasil dari sistem keteraturan semesta (sunnatullah) yang sudah Allah desain secara sangat teliti.
Sehingga jika, anak-anak kita berhasil maka kita tidak mudah sombong karena memang bukan kita yang membuat anak-anak kita berhasil melainkan Allah, dan ketika anak-anak kita melakukan kesalahan, maka kita pun tidak mudah kecewa, karena setiap masalah, musibah, atau ujian sudah tercatat di lauh mahfudz sebelum terealisir di dunia.
Sebagai studi kasus :Ketika anak saya yang sudah berusia lebih dari 7 tahun masih ngompol, dan saya sempat "stress" karena penyakit ngompolnya tidak jua sembuh, padahal saya sudah melakukan berbagai terapi yang modern (sempat sembuh tapi kemudian kambuh lagi), maka akhirnya yang menyembuhkannya adalah Allah SWT, tentu saja dengan kekuatan TAWAKKAL.
Artinya, hal itu terjadi setelah saya dan istri MENYERAHKAN sepenuhnya masalah ngompolnya anak kami ini kepada Allah SWT. Dan berusaha tetap ikhlas ketika anak saya masih ngompol. Lepaskan dan serahkan saja semuanya pada Allah. Dan nikmatilah setiap ujian-ujian dariNya. Jangan sampai sayang kita berkurang kepada anak-anak kita hanya lantaran anak-anak kita masih ngompol.
Bukankah Allah yang mengatur semuanya? Kenapa kita sibuk dalam kegelisahan? Bukankah berSERAH itu lebih sederhana, lebih indah, dan lebih memuliakan Allah SWT? Dan ikhtiar itu sungguh indah ketika Anda sudah berserah kepadaNYA.
Sahabat, ikhtiar itu sungguh indah ketika Anda sudah berserah kepadaNYA.
Wallahu a'lam
Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu