Kamis, 02 Februari 2012

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Antara Harapan, Keinginan, kebutuhan dan RAHMAT

Secara sederhana HARAPAN itu dapat dibagi menjadi dua;  Pertama ia mewujud dalam bentuk keinginan, Yup hanya sekedar keinginan belaka, dan Kedua ia mewujud dalam bentuk kebutuhan, yakni sebuah keinginan yang berkolerasi kuat dengan takdir penciptaan dirinya.            Kita disuruhnya membangun Harapan yang bernuansa kebutuhan, tetapi justru kita dilarang-Nya membangun Harapan yang sekedar bernuansa keinginan, pemenuhan hawa nafsu belaka.
Untuk harapan yang sejati, kita dilarang keras untuk putus harapan dariNya. Kita diperintahkanNya untuk selalu berharap kepada rahmat Allah SWT, sesulit apapun kondisi yang tengah kita alami. Mari kita simak Dua Firman Allah berikut, tentang harapan.
‘’…Sesungguhnya tiada berputus harapan dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (ingkar-tertutup)’’ (Q.S. 12:87)
‘’ Sesunguhnya orang yang beriman, orang-orang yang berhaji dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. 2:218).’’
Allah melarang kita untuk putus harapan dari RAHMAT-NYA. Dan RAHMAT-NYA adalah karunia yang sangat tinggi darinya untuk hamba-hamba-Nya yang sholeh. Ketahuilah bahwa Anda masuk kesurga Allah bukanlah karena Amal-amal Anda, tapi karena adanya Rahmat Allah. Artinya, amal-amal Anda hanya mampu mengundang hadirnya rahmat Allah, tapi tak mampu membeli surge Allah.
Sedangkan RAHMAT Allah itu sebagian besar diberikan di akhirat, hanya sebagian kecil saja yang dibagikan didunia. Namun demikian, rahmat Allah yang sebagian kecil itu pun sudah terasa sangat besar bagi kemakmuran alam semesta.
Rasulullah saw bersabda, ‘’Sesungguhnya Allah SWT memiliki 100 rahmat, kemudian ia turunkan ke dunia ini hanya SATU rahmat; untuk seluruh Jin, Manusia, Hewan, termasuk serangga di dalamnya. Dengan rahmat yang SATU itulah mereka sling menyayangi anaknya. Allah SWT menunda 99 rahmatNya yang lain yang akan dikaruniakannya di hari akhir (kiamat).’’ (HR. Bukhori dan Muslim)
Sesungguhnya kita secara tidak langsung diperintahkan olehNya agar menggunakan rahmatNya yang ada di dunia sebagai tangga menuju rahmatNya yang ada di akhirat. Janganlah kita hanya berhenti pada rahmatNya yang ada di dunia, sebab rahmatNya yang terbesar itu ada di akhirat. Dan salah satu Rahmat di akhirat itu bernama Surga.
‘’Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga) Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’’ (Q.s. 9:99)
Namun ada sebagian orang ada yang terjebak pola pikirnya, mereka merasa bahwa disebabkan amal-amal merekalah maka mereka layak mendapatkan surge Allah. Padahal amal-amal mereka tak kan sanggup ‘’membeli’’ surge Allah, namun amal-amal mereka Insya Allah bisa menjadi washilah untuk mengundang hadirnya rahmat Allah SWT.
‘’Seseorang masuk syurga bukan karena amalnya tetapi karena Rahmat Allah Ta’ala.. Karena itu bertindaklah yang lurus.’’ (HR. Muslim). Di hadis lain ‘’Amal seseorang tidk dapat menyelamatkannya. Seorang sahabat lantas bertanya tentang sabda tersebut, ‘’Termasuk engkau juga, ya Rasulullah?’’ Rasulullah lalu mejawab, ‘’ Ya aku juga, kecuali dikarunia Allah dengan rahmatNya. Walaupun demikian kamu harus berbuat yang benar (baik).’’ (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan salah satu cara tercepat untuk mengundang cinta dan rahmat dari Allah SWT adalah dengan mengurangi berbagai HARAPAN yang sifatnya duniawi (zuhud), tapi memperbesar segala HARAPAN yang bernuansa akhirat. Harapan keduniawian ini disebut sebagai KEINGINAN, sedangkan Harapan yang bersifat dan berorientasi ukhrowi disebut sebagai KEBUTUHAN/KEPERLUAN.
‘’Dan Dia memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM sangat mengINGKARI (ni’mat Allah).’’ (QS Ibrahim : 34)
Dari Abdul-Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi rodhiallohu’anhu dia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi sholallahu’alaihi wa salam dan berkata, ‘’Wahai Rasulullah, tunjukan aku suatu amal, jika aku lakukan aku akan dicintai Allah dan dicintai oleh manusia. ‘’Rasulullah sholallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘’Zuhudlah terhadap dunia, niscahya dicintai Allah dan zuhud lah terhadap apa yang dimiliki orang lain, niscahya mereka akan mencintaimu’’ (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan imam yang lainnya dengan sanad yang shahih).
Katakanlah : ‘’Siapakah yang member RIZKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang mengATUR segala urusan ? ‘’ Maka mereka akan menjawab : ‘’Allah’’. Maka katakanlah: ‘’ MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya) ? ‘’ (QS Yunus :31)
Sahabat, kita harus berhati-hati dengan ego atau keinginan kita. Ego adalah hawa nafsu yang seringkali menjerumuskan kita ke dalam jurang-jurang dosa, sehingga kita semakin jauh dari rahmatNya. Jika Anda orang yang cerdas, maka Anda bisa menaklukan hawa nafsu itu, yakni menaklukan berbagai KEINGINAN yang sekedar bersifat kesenangan duniawi, berbagai keinginan yang tidak terikat dengan kebutuhan Anda.
‘’Orang yang cerdas ialah orang yang dapat menaklukan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan (berkeinginan) muluk terhadap Allah. (HR.Abu Dawud)’’
Ya, Jika kita jujur kepada diri kita sendiri, maka berbagai KEINGINAN kita itu cenderung merusak semesta. Baik itu semesta diri ataupun semesta di alam sekitar. Misalkan Anda ingin memiliki mobil, padahal Anda TIDAK BUTUH mobil, artinya masih bisa dan layak dijalani dengan MOTOR, SEPEDA atau mungkin berjalan kaki. Maka, ketika Anda  berkeinginan kuat memiliki mobil, padahal Anda tidak membutuhkannya, kecuali untuk sekedar pemenuhan ego, maka sesungguhnya Anda telah nyata-nyata berkontribusi menghancurkan alam semesta ini. Sebab secara real pun, harus diakui, bahwa mobil lebih menebar polusi ke semesta jika dibandingkan dengan motor, sepeda, apalagi berjalan kaki. Artinya, jika kita tengah menjauh dari rahmat Allah SWT.
‘’Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima karena kita banyak dosa). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.’’ (QS. 7 :56)
Begitulah karakter Ego Hawa Nafsu yang secara umum mengajak kepada kejahatan dan kerusakan. Itu sebabnya, jika Anda memiliki keinginan maka lihatlah apakah yang mempondasikan keinginan Anda tersebut, hawa nafsu kah atau rahmatNya ? Jika landasan pondasinya adalah rahmatNya, itulah yang kami maksud dengan kebutuhan.
‘’Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’’ (QS. 12 : 53)
Ya, mulai hari ini : ‘’Jangan butuhkan keinginanmu, tapi inginkanlah kebutuhanmu. Sebab kebutuhan itu adalah keinginanmu yang hakiki.’’
‘’Keinginan’’ yang terpenuhi seringkali justru menghadirkan banyak masalah baru, sedangkan ‘’kebutuan’’ yang terpenuhi akan menyelesaikan banyak permasalahan. Boleh jadi jika 30% saja terpenuhi dari semua keinginamu maka bersiap-siaplah mendapatkan masalah 3 kali lipat lebih berat dari biasanya.
‘’Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu (QS. 2 :216).’’
Maka musnahkanlah keinginanmu yang tak kau butuhkan itu dan tawakalkan saja kebutuhanmu pada Allah yang mencukupi kebutuhan hamba-hamba- Nya.
Kalau engkau yakin bahwa kebutuhanmu pasti dicukupiNya, lalu untuk apa lagi kau berkeinginan ? kecuali engkau masih memiliki keinginan yang sesungguhnya tak kau butuhkan. So…, hancurkanlah keinginanmu yang tak kau butuhkan itu sebelum keinginanmu yang menghancurkan semua kebutuhanmu !
Keinginan yang tak dilandasi kebutuhan yang hakiki maka akan mengadirkan kegelisahan. Sedangkan kebutuhan yang tidak diinginkan pun berpotensi menghadirkan kegelisahan. Nah, belajarlah menginginkan apa yang sesungguhnya Anda butuhkan, dan lakukanlah karena Tuhan untuk semesta raya. Insya Allah ketenangan dan kebahagiaan menjadi milik Anda.
Kalau engkau sungguh yakin bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan rizki bagianmu, maka tugasmu adalah tawakal yang dilengkapi oleh ikhtiar yang baik dan menenangkan, bukan malah membangun banyak keinginan dan angan-angan yang menggelisahkan.
Jangan ikhtiar dulu baru bertawakal, tapi bertawakallah lalu iringilah dengan ikhtiar yang tidak merusak kualitas tawakal Anda. Ya, janganlah mebiasakan diri bertawakal setelah Anda mentok dengan ikhtiar Anda, jika demikian maka bisa jadi Anda akan terus dibuat mentok oleh-Nya agar Anda tetap bertawakal kepada-Nya, Atur strategi, bukan atur Tuhan !
Sebagai dari ikhtiar Anda maka Anda diperkenankanNya untuk mengatur stategi pencapaian impian Anda. Tapi perlu selalu diingat bahwa hal ini hanyalah karena Dia (Allah SWT) memperkenankannya. Aturlah strategi pencapain Anda, tapi janganlah Anda terikat oleh strategi Anda. Artinya jiwa Anda harus tetap terbuka terhadap inspirasi Ilahi yang bisa datang kapan saja, dan itu bisa saja bertolak belakang dengan strategi Anda. Dan Anda boleh memilih, mengikuti inspirasi atau bertahan bersama strategi yang tak pasti.
Jika Anda telah diberi-Nya petunjuk untuk mengubah strategi yang ada tetapi Anda tetap bersikeras pada strategi Anda, maka berarti Anda telah mencoba untuk mengatur Tuhan, padahal Anda tidak mungkin dapat mengatur Tuhan. Tuhanlah yang mengatur Anda.
Namun yang kadang menjadi kendala adalah Anda belum dapat memahimi apakah inspirasi yang hadir itu dari Tuhan ataukah dari ego Anda yang terpendam. Ya, sepertinya tidak ada seorang pun yang bisa memahaminya dengan pasti. Itu sebabnya Anda harus terus menjaga jiwa Anda agar tetap connect dengan Allah SWT, sehingga setiap inspirasi yang hadir sangat berpeluang berkedudukan sebagai petunjuk dari Allah SWT.
Connect-kan diri Anda selalu dengan Allah dengan terus istiqomah membersihkan diri dan terus istiqomah berdzikir kepada-Nya. Janganlah terpaku dan berdzikir pada strategi Anda ! Strategi itu hanya perpanjangan dari impian, dan jika impian saja tidak boleh dijadikan tempat keterikatan hati, apalagi strateginya.  So aturlah strategi, dan bukan mengatur Tuhan.


  Salam Smart Heart
(Berpikir dengan Hati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu