Kamis, 09 Februari 2012

MANGKOK SYUKRI (Syukur Nikmat)

shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat


Apa yang anda rasakan ketika anda sedang naik sepeda lalu anda melihat orang lain mengendarai sepeda motor lalu anda pun membayangkan, ‘’Andaikan saya mengendarai motor, pasti perjalanan lebih nikmat dan cepat.’’

Apa yang anda rasakan, jika anda sedang mengendarai sepeda motor sambil kehujanan, lalu anda melihat orang lain menaiki mobil pribadinya dengan begitu nyaman, lalu anda pun membayangkan,’’ seandainya saya naik mobil pribadi, pasti tidak kehujanan dan perjalanan lebih nyaman, oh kapan ya Allah saya bisa mempunyai mobil pribadi ?’’

Oh betapa menderitanya hidup ini kalau kita selalu ‘’melihat ke atas.’’ Kita menjadi pribadi yang gagal menikmati sesuatu yang sudah kita milki, hanya lantaran selalu ‘’melihat ke atas,’’ melihat keatas dalam makna melihat orang lain yang mendapat fasilitas lebih dari Allah di sisi kebendaan.

Kita menjadi gagal menikmati mengendarai sepeda motor karena kita melihat orang lain yang mengendarai sepeda motor. Kita menjadi gagal menikmati mengendarai sepeda motor hanya lantaran kita melihat orang lain yang mengendarai mobil. Astagfirullahalaziim. Ternyata, ketika kita tidak besyukur dan focus kepada syahwat atau keinginan kita, maka sebenarnya kita sedang MENGHILANGKAN kenikmatan yang tengah Allah hadirkan dalam hidup kita.

Sebetulnya, bermimpi (memiliki keinginan) dan bersyukur itu adalah satu paket yang tak boleh dipisahkan. Seseorang yang memiliki banyak impian maka ia harus memiliki kesyukuran yang tinggi atas hidupnya saat ini.
Jika ia memiliki banyak impian, tapi ia tidak pandai bersyukur, maka yang terjadi adalah kegelisahan, sedangkan kegelisahan itu menghasilkan perasaan yang tidak enak (negative feeling), sedang negative feeling itu menghasilkan hasil yang kurang berhasil.

Sahabat, ketahuilah bahwa salah satu sumber utama kegelisahan adalah Banyak keinginan dan Sedikit Bersyukur. Memiliki impian itu penting, tapi mensyukuri apa yang kita milki jauh lebih nyata kenikmatannya dan bukan sekedar mimpi.

Ada seorang teman yang bertanya,’’Bagaimana mencari titik keseimbangan antara mensyukuri apa yang telah kita punyai dan mengejar dream atau mimpi-mimpi kita ?’’

Sahabat, jadikanlah bersyukur itu sebagai kinerja BAWAH SADAR (perasan) anda, lalu jadikanlah IMPIAN itu sebagai kinerja PIKIRAN BAWAH SADAR anda. Apa maksudnya ? Tak masalah anda membayangkan keinginan itu selama berkeinginan itu adalah sebagai proses syukur anda. Artinya keinginan-keinginan itu selama berkeinginan yang ada dalam diri anda tidak sampai membuat hati anda gelisah. Tapi justru keinginan-keinginan anda itu membuat anda bahagia dan semakin mendekatkan diri anda kepada Allah SWT. Tapi apakah anda sanggup melakukannya ?

Jika anda tidak sangup melakukannya, maka lakukanlah saran saya berikut. Jika ada sebuah wadah yang bernama Mangkok Syukuri (Syukri singkatan ‘’syukur-impian’’), maka istilah Manggok syukri itu dengan 88% rasa syukur dan 12 % impian. Maka insya Allah rezeki yang hadir bukan sekedar berdasarkan apa yang anda inginkan (impikan), tetapi rejeki yang hadir lebih berdasarkan apa yang anda butuhkan (Kesyukuran). Rejeki yang hadir berdasarkan apa yang anda impikan adalah rejeki yang terduga. Sedangkan rejeki yang hadir berdasarkan kualitas syukur anda kepada Allah adalah rejeki yang tak terduga. Dan biasanya, rejeki tak terduga lebih dahsyat dari pada rejeki yang sudah anda duga sebelumnya.


KUANTUM SYUKUR

Sukses itu penting, tapi bersyukur itu jauh lebih sukses. Orang biasa itu sukses dulu baru bersyukur, sedangkan orang luar biasa justru bersyukur dulu baru suksesnya bertambah sukses. Sukses di atas sukses. Jadi, tidak perlu sukses dulu baru bersyukur, tapi bersyukur maka anda pasti tambah sukses.

Mungkin ada yang bertanya, ‘’katanya kalau bersyukur itu kan ditambah nikmatnya, tapi kenapa saya yang selalu hidup bersyukur tapi dari dulu tetep gini-gini aja ?’’

Mari kita simak FirmanNya : ‘’Lains syakartum la-azii dannakum…’’ artinya : ‘’ kalau anda bersyukur pasti bertambah nikmatnya.’’ Nah, jika sudah bersyukur tapi kok ga nambah juga kenikmatannya, berarti bukan ayat Allah nya yang salah, melainkan teknik bersyukurnya yang tidak pas atau bisa jadi pemahamannya yang salah tentang pertambahan nikmat itu sendiri.

Sungguh, nikmat yang bertambah itu tidak mesti melulu ditandai dengan penambahan kenikmatan dalam bentuk fisik, tapi justru seringkali hadir dalam bentuk kenikmatan metafisik. Dimana kenikmatan metafisik inilah yang kelak akan ‘’menarik’’ kenikmatan-kenikmatan lainnya, yang bisa jadi dalam bentuk fisik.

Artinya, penambahan kenikmatan sebab dari bersyukur itu tidak harus dalam bentuk fisik, tapi bisa saja berupa kenikmatan metafisik yang sebelumnya tak pernah dirasakan, dan kenikmatannya bisa jauh lebih indah….

Bukankah bisa berbahaya jika pemahamannya harus dalam bentuk fisik ? Contoh ; kalau saya bersyukur mendapat uang seribu maka Allah akan memberikan puluhan ribu atau ratusan ribu. Ah, contoh ini mungkin terasa biasa. Coba sekarang contoh dalam bentuk yang lain, missal tentang suami yang bersyukur telah menikahi wanita yang dicintainya, maka saya yakin pasti banyak istri yang melarang suaminya untuk bersyukur karena telah menikahinya. Ya iya lah…., sebab kalu suaminya bersyukur telah menikahinya, maka Allah akan menambah kenikmatannya dengan bertambahnya jumlah istri…. Bersyukurlah dengan satu istri, maka akan ditambah….waw, bisa berabe kalau pemahamannya seperti itu…..

Sehingga, sekali lagi, kami yakinkan bahwa penambahan kenikmatan ketika bersyukur itu tidak harus dalam bentuk fisik (jasad), tapi justru seringkali dengan penambahan kenikmatan metafisik (rasa). Dan penambahan kenikmatan itu sifatnya tunai, langsung diberikan… berdasarkan konteks ‘’la azii dannakum’’ yang bisa diartikan ‘’langsung kami tambahkan nikmatnya untukmu’’

Artinya, jika bersyukur SEKARANG maka pertambahan nikmatnya juga SEKARANG. Maka, orang yang mengaku sudah bersyukur tapi tidak merasakan pertambahan nikmat itu… maka belumlah bersyukur padaNya…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sering Dibaca

tayangan bulan lalu