Dulu kita diajari untuk menggantungkan cita-cita kita setinggi langit.
Padahal kita pun belajar bahwa kalau kita menyerahkan sesuatu kepada zat
yang tidak jelas maka hidup kita pun pasti tidak akan jelas juntrungannya.
Apakah Anda paham dimanakah ujung dari langit ini ?
Kalau sahabat tidak paham, lalu dimanakah sahabat menggantungkan cita-cita
anda. Apakah anda yakin bahwa cita-cita itu sudah benar-benar tergantung
di langit. Langit yang ke berapakah ? Nah, anda pasti tak mampu
menjawabnya, begitu pun dengan saya, sebab langit dan ujungnya langit
hanya Allah yang paham.
Itu sebabnya jangan suka kasih sembarangan nasehat kepada putra-putri kita, tapi nasehatiah
mereka dengan kalimat yang lebih positif dan jelas, missal : ‘’ Gantungkanlah cita-citamu
kepada Allah, dan jalani hidupmu dengan bahagia karena Allah.’’ Ketahuilah bahwa cita-cita
Itu sebabnya jangan suka kasih sembarangan nasehat kepada putra-putri kita, tapi nasehatiah
mereka dengan kalimat yang lebih positif dan jelas, missal : ‘’ Gantungkanlah cita-citamu
kepada Allah, dan jalani hidupmu dengan bahagia karena Allah.’’ Ketahuilah bahwa cita-cita
hanya akan memperbesar potensi untuk menjadi bangga dan sombong ketika
kita tidak memahami dan meyakini bahwa Allah sajalah yang telah menganugrerahkan
pencapaian itu kepada kita.
pencapaian itu kepada kita.
Cita-cita atau impian itu sangat berpotensi menjadikan hidup anda gelisah,
semakin besar impian anda maka semakin besarlah kegelisahan anda, padahal
tujuan hidup kita adalah menjadi jiwa yang tenang, bebas dari kegelisaan.
Itu sebabnya, lebih indah jka anda hanya menggantungkan impian anda kepada Allah, dan
bergeraklah menuju impian anda tersebut hanya lantaran Allah Swt meridhoinya.
bergeraklah menuju impian anda tersebut hanya lantaran Allah Swt meridhoinya.
Hilangkan perasaan deg-degan dan gelisa ketika anda sedang mengejar impian anda. Tetap
fokuslah kepada Allah yang mampu menenengkan jiwa. Biarkanlah impian itu berada di depan
hanya untuk memperjelas gerakan fisik anda. Impian itu ibarat kiblat pergerakan kita. Ya,
impian itu ibarat Ka’bah, tapi sebenarnya anda tidak sedang menyembah ka’bah, melainkan
anda hanya menyembah Allah saja.
Anda perlu memiliki kiblat tapi anda tidak perlu menyatu dengan kiblat anda, anda pun tidak
perlu menyentuhnya, mengingat-ingatnya, memvisualisasikannya, dan anda pun tidak perlu
menyembahnya. Kiblat dihadirkan sebagai ujian dari Allah agar kita bisa meperjelas arah
gerakan kita secara fisik, tetapi hati ini tetap berfokus kepada Allah Swt.
Kalau perlu, hancurkan impianmu itu… !?
Jika impian anda tersebut ternyata hanya sebagai kiblat yang palsu, maka
hancurkanlah ! Kapan impian menjadi palsu, yaitu salah satu cirinya adalah
ketika impian anda hanya berisi ego-ego yang anda sembunykan dan tutupi
melalui mimpi-mimpi yang dibingkai dengan kata-kata motivasi yang aduhai.
Ciri-ciri impian anda menjadi palsu adalah ketika anda menjadi ‘’lapar’’
tatkala anda teringat impian anda tersebut. Hati anda ingin segera
merealisasikan impian anda tersebut. Anda begitu fokusnya kepada impian
anda tersebut. Alih-alih dzikrullah, malah yang terjadi adalah dzikrul-impian.
Dzikrul-impian hanyalah menggelisahkan anda, membuat hidup anda tidak
tenang, membuat orang banyak tersakiti karena ambisi anda yang menggebu-
gebu. Bahkan anda pun sampai tega-teganya membuat cap kepada orang-orang
yang menyayangi anda dengan istilah ‘’para pencuri impian.’’ Na’udzubillahi mindzalik.
Sudahlah, lupakan Impian anda dari hati anda, biarkan sang impian itu
hanya berada di wilayah pikiran sadar anda saja. Jangan ajak ia bermain di
wilayah hati anda, di wilayah emosi anda, di wilayah bawah sadar anda,
apalagi jika impian anda sampai masuk ke wilayah ritual ibadah anda kepada
Allah swt. Sebegitu cintakah anda kepada impian anda ?
‘’Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Alah ; meraka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamt), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscahymerekmenyesal).
(Q.S. 2: 165).
Okelah sahabatku, bagaimana kondisi hati anda hari ini ? Beruntunglah bagi
anda yang tidak memiliki ipian banyak keinginan dan impian yang tak perlu.
Jika pun anda harus bermimpi, maka pastikan impian itu adalah hal yang
anda butuhkan, bukan sekedar hal yang anda inginkan. Ibnu Athoillah pernah
mengatakan ‘’Hancurkanlah keinginanmu, maka Allah akan mencukupkan
kebutuhanmu.’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar